:blur(7):quality(50):quality(100)/photo/2024/03/19/indolinen-1jpg-20240319110929.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2019/01/13/2015511901.jpg)
"(Dari ketiga citra satelit tersebut) dapat diketahui bahwa ada perubahan morfologi yang terjadi di G. Anak Krakatau dengan cukup berat," tulis keterangan pers yang diterima dari Rokhis, Kepala Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh LAPAN.
"Terlihat pada citra tanggal 29 Desember 2018, bagian tubuh G. Anak Krakatau bagian barat-barat daya telah hancur, diduga mengalami longsor dan masuk ke laut estimasi dengan luasan area yang berkurang sekitar 49 Ha," imbuhnya.
Meski telah mengalami longsor, tapi area tersebut dengan cepat "memulihkan diri". Hal ini terlihat pada citra satelit pada 9 Januari 2019.
Berikut gambaran perubahan morfologi Gunung Anak Krakatau.
Citra satelit perubahan morfologi Gunung Anak Krakatau.
Artikel ini pernah tayang di Suar.id dengan judul Penampakan Terkini Gunung Anak Krakatau, Puncak Hilang dan Air Laut Sangat Panas Serta Berwarna Orange
:blur(7):quality(50)/photo/2024/03/19/indolinen-1jpg-20240319110929.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2024/03/14/whatsapp-image-2024-03-14-at-15-20240314055300.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2024/03/13/bluesjpg-20240313022624.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2024/03/01/untitled-project-1jpg-20240301010704.jpg)
:blur(7):quality(50)/photo/2024/03/19/indolinen-1jpg-20240319110929.jpg)