Kelambu: Dari Pengusir Nyamuk Jadi Pencipta Suasana Romantis

Budaya menghias tempat tidur dengan kelambu berasal dari Eropa. Pada era VIctorian, yang kental dengan gaya klasik, kelambu digunakan untuk menghias tempat tidur. Supaya tampilannya mewah. Itu sebabnya kain-kain seperti beludru, sutra, atau kasmir, jadi pilihan. Tampilan tempat tidur mempengaruhi tampilan seluruh kamar jadi mewah dan elegan.

Lain di Eropa, lain pula di Indonesia. Kita juga mengenal kelambu. Bedanya nenek moyang kita memakai kelambu, bukan untuk mempercantik tampilan tempat tidur atau kamar. Mereka memakai kelambu untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk saat tidur. Maklum saja, dulu, kan, belum ada obat nyamuk apalagi penyejuk udara.

Seiring berjalannya waktu, rupanya setelah ada obat nyamuk dan penyejuk udara pun, kelambu masih banyak dipakai. Kali ini, seperti pada gaya klasik, kelambu digunakan untuk membuat tampilan kamar lebih cantik. Bedanya, kita memilih kelambu dengan bahan yang lebih tipis. Belakangan, banyak juga orang yang memanfaatkan kelambu untuk menghias kamar pengantin, alasannya karena kelambu membuat suasana lebih romantis.

Begitu juga dengan kamar tidur, di salah satu vila di Bali, yang bisa dilihat di foto ini. Suasana romantis hadir dari kelambu dan bedding serba putih. Bahan kelambu ini sama dengan bahan kelambu yang digunakan untuk mengusir nyamuk, lho. Seperti tirai, kelambu diikatkan pada four poster tempat tidur menggunakan tassel cantik.

Jadi, kalau kebetulan tempat tidur Anda punya four poster, daripada repot membeli furnitur baru, menata atau mengecat ulang, untuk mengubah tampilan kamar, pakai kelambu saja. Cuma satu langkah sederhana untuk membuat kamar tidur romantis dan cantik. Demikianlah kisah tempat tidur berkelambu, dari sekadar pengusir nyamuk, jadi pencipta suasana romantis.

Foto: Dok. Furama Exclusive Villas, Bali