Follow Us

LiftEye, Inovasi Progresif tuk Pengidap Klaustrofobia

Maulina Kadiranti - Selasa, 08 April 2014 | 10:10
LiftEye Inovasi Progresif tuk Pengidap Klaustrofobia
Maulina Kadiranti

LiftEye Inovasi Progresif tuk Pengidap Klaustrofobia

iDEAonline.co.id - Elevator tampaknya masih akan digunakan dalam waktu lama di masa depan. Untuk itu, meningkatkan pengalaman pengguna elevator rasanya bukan hal yang sia-sia.

Sebuah perusahaan rintisan yang dibangun oleh lulusan St. Petersburg State University di Rusia mengembangkan teknologi LiftEye. Teknologi ini memungkinkan pengguna elevator menikmati pemandangan di luar ruangan dari dalam elevator.

Ilmuwan komputer Dmitry Gorilovsky merupakan "otak" di balik kemungkinan tersebut. Dia menamakan perusahaan rintisan, termasuk teknologinya, dengan nama LiftEye.

Gorilovsky mengembangkan LiftEye dari sistem penglihatan komputer (computer vision). Sistem ini memungkinkan dua citra dari kamera "dijahit" menjadi model tiga dimensi. Cara ini mirip dengan cara mata manusia menangkap dan memproses penglihatannya.

Pemanfaatan teknologi ini untuk memberikan "pemandangan" bagi pengguna elevator melibatkan pemasangan beberapa kamera di luar gedung.

Kamera-kamera yang ditempatkan berjejer secara vertikal ini juga perlu diberikan sensor untuk mengetahui lokasi elevator. Setelah "menjahit" gambar yang diterimanya, kamera tersebut membuat pengguna elevator bisa menikmati pemandangan di luar gedung.

Menurut Gorilovsky, seharusnya pengembang dan arsitek tidak hanya memikirkan cara terbaik membangun gedung pencakar langit. Mereka juga perlu memikirkan keseluruhan pengalaman orang-orang yang berada di dalam gedung.

"Jika Anda memikirkan arsitektur sebagai pengalaman, kabin elevator merupakan tempat yang cukup aneh. Anda mengerti lokasi tempat Anda berada sebelum masuk ke dalam kabin elevator, namun setelahnya, hanya seperti berada dalam boks hitam," ujar Gorilovsky.

Namun, seperti dikutip dalam National Comorbidity Survey, orang-orang yang memiliki ketakutan terhadap ruangan tertutup (klaustrofobia) jumlahnya lebih sedikit dari orang takut ketinggian (akrofobia). Solusi tawaran Gorilovsky tampaknya tidak ditujukan secara universal. Adapun, Gorilovsky tetap percaya diri bahwa temuan dan hasil pengembangannya mendapat cukup banyak perhatian dari hotel-hotel besar.

Sumber: properti.kompas.com

Editor : Maulina Kadiranti

Latest