Follow Us

Rumah Berteknologi Tinggi Bukan Musuh Alam

Devi F. Yuliwardhani - Jumat, 21 Maret 2014 | 03:30
Rumah Berteknologi Tinggi Bukan Musuh Alam
Devi F. Yuliwardhani

Rumah Berteknologi Tinggi Bukan Musuh Alam

Rumah berteknologi tinggi bukan musuh alam, hal inilah yang coba ditekankan arsitek dalam membangun rumah ini. Lahan luas membuat desain bangunan bukan menjadi satu-satunya yang harus diperhatikan. Antar ruang dan massa harus terjadi keseimbangan desain agar pergerakan aktivitas di dalamnya berjalan teratur dan seimbang.

Hunian dengan lahan 1.200 m2 ini milik keluarga Gunawan dan Lussy yang berada di daerah, Serpong, Tanggerang. Rumah ini massanya diletakan terbagi-bagi menjadi tiga, dengan komposisi massa kecil, diapit oleh dua massa besar.

Melalui pembagian massa, cahaya buatan diatur sedemikian agar menghasilkan atmosfer ruang yang beragam sesuai fungsinya. Titik cahaya buatan ini dipasang untuk mendukung terciptanya ruang yang nyaman pada malam hari. Salah satunya adalah penempatan lampu uplight dari ruang keluarga yang memberikan efek dinamis jika dilihat dari courtyard.

Rumah ini, tampilan depannya sangat menarik. Dinding kaca yang mengarah pada taman belakang membuat view alam terbawa masuk ke dalam rumah. Penggunaan material baja dan kaca dinetralisasikan dengan pemandangan kolam dan tanaman hijau.

Jika melihat lebih ke dalan rumah. Ada hal yang menjadi menarik perhatian, seperti gerbang selamat datang ini. Area foyer berukuran 3mx4m berfungsi sebagai area penerima. Gerbang pada area ini mengarah pada kolam pantul yang membagi massa menjadi dua sayap. Posisi gerbang seakan-akan menyambut tamu yang datang menuju rumah.

Selain itu, jembatan penguhubung antarkamar berikut ini menggunakan kaca berstrukturkan baja. Jembatan ini lebarnya 120cm dan dipasang oleh kolom baja yang sekaligus berfungsi sebagai tiang-tiang rumah. Lantai sengaja dibuat transparan, agar ruang di bawahnya terlihat dan memberi kesan luas.

Sedangkan pada ruang keluarga penuh dengan aplikasi material berteknologi tinggi. Ruang selalu terang dengn cahaya matahari. Jika mulai gelap, cahaya buatan memancar dari lampu gantung di atasnya.

Sang Arsitek, Alexander Santoso membuat rumah ini lebih didominasi dengan kaca dan baja. Alex mengaku karena sang pemilik mempunyai industri manufaktur cetakan atau moulding yang sehari-hari bergelut dengan metal. Maka ia tertarik untuk mewujudkan rumah yang berkesan high tech, ringan, serta menyatu dengan ruang luar.

Rumah berteknologi seperti ini bukan berarti musuh alam. Dengan kombinasi material dan tata cahaya, justru keindahan alam dapat dinikmati secara maksimal.

Foto: Dok.iDEA

Arsitek: Alexander Santoso

Properti: Gunawan dan Lussy, Serpong, Tanggerang.

Editor : Devi F. Yuliwardhani

Latest

Konsisten Dukung Konstruksi Berkelanjutan, Onduline Indonesia Kembali Raih Sertifikat Green Label Indonesia
Ciptakan Kamar Tidur Nyaman Layaknya di Hotel Bintang Lima, Tipsnya Gunakan Produk dari IndoLinen
Sambut Ramadhan, Nippon Paint Perkenalkan Koleksi Cat Tren Warna Ramadan 2024
ASEAN Steel Architecture Award 2024 Kembali Digelar, Ini Kategori dan Syarat Pendaftarannya

Popular

Tag Popular