Follow Us

Unik! Komplek Budaya di Hangzhou Ini Justru Gunakan Ubin Hasil Daur Ulang

iDea Online - Jumat, 09 November 2018 | 17:00
Bentuk atap yang melengkung terlihat dan menjadi salah satu ornamen penghias. Bentuk kurva ini menja
Kompas.com

Bentuk atap yang melengkung terlihat dan menjadi salah satu ornamen penghias. Bentuk kurva ini menja

IDEAonline - Arsitek peraih Pritzker Prize, Wang Shu, merancang kompleks budaya bernama Fuyang Cultural Complex.

Uniknya, ubin yang digunakan merupakan hasil daur ulang.

Kompleks gedung yang dibangun di Hangzhou, China, ini terdiri dari tiga bangunan, yakni Museum Fuyang, Gedung Arsip Fuyang, dan Museum Seni Gongwang.

Baca Juga : Doyok Pernah Dikabarkan Pindah Ke Beverly Hills Amerika, Ternyata Ini Dia Penampakan Asli Rumahnya!

Selain ubin yang terbuat dari bahan daur ulang, keunikan lain dari kompleks ini adalah atap yang dirancang bergelombang.

Atap ini dilapisi dengan ubin campuran.

Uniknya, atap gedung dapat diakses melalui tangga dan jalan yang terhubung.

Dari atas atap, pengunjung dapat menikmati pemandangan pegunungan yang subur.

Bagian ini juga didesain dengan bentuk kurva yang terinspirasi dari bentuk rumah tradisional China.

Baca Juga : Sempat Lepas Hijab dan Pacaran dengan Pengusaha Kaya Raya, Intip Isi Apartemen Mewah Milik Marshanda

Sedangkan bentuk tusukan pada atap, menjadi tempat bersandarnya tangga bangunan.

Di dalam bangunan, terlihat bentuk atap yang melengkung dan menjadi salah satu ornamen penghias.

Bentuk kurva ini menjadikan interior ruangan seperti di dalam tenda.

Bangunan ini dilengkapi dengan jendela-jendela sempit.

Sempitnya celah jendela membuat bagian ini tidak terlihat dari luar bangunan.

Jendela sempit ini mirip dengan bangunan Ningbo History Museum, yang juga merupakan rancangan dari firma pimpinan Wang Shu.

Baca Juga : Mengidap Skoliosis, Jessica Mila Gunakan Pintu Kamar yang Multifungsi

Sama seperti Fuyang Cultural Complex, kompleks museum ini juga dilengkapi dengan material daur ulang.

Diselesaikan pada 2008, fasad tiga bangunan tersebut terbuat dari debris atau puing sisa gedung yang sudah dihancurkan.

Bentuk atap yang melengkung terlihat dan menjadi salah satu ornamen penghias. Bentuk kurva ini menja
Kompas.com

Bentuk atap yang melengkung terlihat dan menjadi salah satu ornamen penghias. Bentuk kurva ini menja

Wang Shu mendirikan firma arsitek Amateur Architecture Studio di Hangzhou pada 1998 bersama istrinya, Lu Wenyu.

Baca Juga : Rumah Bantaran Rel Ini Jadi Saksi Masa Sulit Haji Malih, Pernah Suruh Anak Makan Salak Busuk Hingga Harus Keringkan Sungai!

Dia juga merupakan arsitek China pertama yang memenangi Pritzker Prize pada 2012.

Dia bersama para siswa dari China Art Academy melakukan survei terhadap rumah-rumah tua di daerah tersebut.

Dia juga melakukan penelitian terhadap teknik serta bahan konstruksi tradisional.

Firma yang dia kelola juga pernah memulihkan rumah-rumah tua di Wenchun menggunakan bambu serta membangun unit yang lebih besar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kompleks Budaya di Hangzhou Ini Gunakan Ubin Daur Ulang

Editor : Amel

Baca Lainnya

Latest