Engga Berani Tidur Sendiri? Ini Usia Paling Tepat, Anak Dibuatkan Kamar

Jumat, 23 November 2018 | 20:30
Johanna Erly/DOK. ATELIER COSMAS GOZALI

Kamar bagi anak bukan sekadar ruang dan barang, namun bagimana seisinya mendorong tumbuh kembangnya.

IDEAOnline - Membuatkan kamar untuk anak akan melatih kemandiriannya.

Kamar merupakan “personal space” yang dibutuhkan anak untuk beristirahat maupun mengekspresikan dirinya.

Kamar menjadi sarana untuk melatih anak bertanggung jawab terhadap kebersihan atau kerapihan dan keutuhan barang miliknya.

Maya Harry, MPsi, Psikolog mengatakan ada dua hal yang harus dipersiapkan dalam membuatkan kamar untuk anak. yaitu menyangkut psikis dan fisik.

Psikis terkait dengan kesiapan anak berkamar sendiri, dan fisik berhubungan dengan desain kamar yang ideal bagi anak.

Baca Juga : Ide Renovasi Rumah, 3 Tips Aman Memilih Cat untuk Kamar Anak

Kapan Anak Perlu Kamar Sendiri?

Menurut Maya yang saat ini berpraktek sebagai konsultan di RS Permata Cibubur, tidak ada batasan usia yang pasti kapan anak perlu dibuatkan kamar sendiri.

Alasannya, pencapaian kesiapan psikis anak bisa berbeda-beda tergantung situasi di rumah dan bagaimana orang tua mempersiapkannya.

Namun, semakin dini anak dipersiapkan tidur sendiri, akan semakin mudah membiasakannya.

Meski begitu, menurut ibu satu anak ini, ada patokan umumnya.

Anak sudah cukup aman untuk dibiasakan tidur sendiri di kamarnya saat ia sudah menyelesaikan toilet trainingnya.

Artinya, sudah bisa bangun dan pergi ke toilet sendiri untuk buang air kecil saat terbangun tengah malam.

“Ya, sekitar usia 2 tahun,” tambah Maya.

Ada juga orang tua yang telah membiasakan bayinya tidur sendiri di kamarnya sejak usia 3 bulan!

“Tentunya dengan melengkapi kamar anak dengan alat untuk memonitor gambar dan suara bayi (baby monitor) sehingga orang tua bisa langsung mengetahui jika anak terbangun),” lanjutnya.

Kakak dan adik bisa tidur sekamar saat usia balita, namun sebaiknya sudah memiliki kamar masing-masing setelahnya.

Hal ini dengan perkembangan psikososial anak sesuai dengan tuntutan dan tahapan perkembangan anak.

Johanna Erly/Properti Informa
Johanna Erly/Properti Informa

Usia palaing tepat anak unya kamar sendiri tergantung pada kesiapan toilet trainingnya.

Baca Juga : Contek Permainan Warna di Kamar Anak dengan Desain Organik di Jepang

Desain Seperti Apa yang Cocok bagi Anak?

Melibatkan anak dalam memilih isi kamar serta mengatur/menempatkan benda-benda kesayangannya. perlu dilakukan untuk menumbuhkan rasa memiliki (sense of belongingness) sejak awal.

Johanna Erly/Properti Dhite Radian, BSD
Johanna Erly/Properti Dhite Radian, BSD

Melibatkan anak dalam mendesain kamarnya akan membuat anak merasa nyaman di kamarnya.

“Ini akan membuat anak dapat benar-benar menyukai kamar tidurnya dan pada waktunya akan merasa familiar, nyaman, dan ‘secured’ untuk menempatinya,” ujar Maya.

Keunikan karakter, kepribadian, dan kebutuhan khusus anak menjadi pertimbangan utama untuk membuat kamar yang nyaman buatnya.

Mengenali hal ini akan berguna untuk menyiapkan desain dan penataan kamar yang tepat buatnya.

Selain bentuk dan motif, warna punya peran yang sangat besar bagi karakter setiap anak agar merasa nyaman di kamarnya.

Pilihan warna mengacu pada fungsi utama kamar tidur sebagai tempat anak beristirahat.

Selain itu, berpegang pada prinsip bahwa penataan kamar dapat dimanfaatkan untuk menyeimbangkan emosi anak sesuai karakter dan kebutuhannya.

Baca Juga : 5 Inspirasi Desain Kamar Anak, Bertema Dunia Anak yang Disukai

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya