Tak Sembarang Bangun, Ini Makna Filosofis Rumah Tradisional di Bali

Selasa, 27 November 2018 | 17:40
Furnizing

Traditional Bali

IDEAonline - Dalam kepercayaan masyarakat Bali, bangunan arsitektur tradisional Bali memang mempunyai konsep yang mengaitkan antara hubungan manusia dengan alam.

Bahkan, terdapat dewa para arsitek yang ditugaskan turun ke bumi untuk mengajarkan masyarakat Bali bagaimana membangun rumah dan lingkungan, yaitu Bhagawan Wiswakarma.

Secara filosofis, hubungan manusia dan alam dapat disebut dengan Bhuwana agung, di mana terdapat tiga unsur di dalamnya, yaitu Atma, Satria, dan Tri Kaya.

Baca Juga : Aksen Gold Pada Interior Butik Kecantikan Ini Bikin Pengunjung Serasa Bangsawan

Wacana.co

Traditional Bali

Atma atau tempat suci di dalam suatu rumah kerap disebut sebagai bagian yang utama, dan dianggap sebagai bagian kepala dalam anggota tubuh.

Atma biasanya berupa tempat persembahyangan atau pemerajan di rumah-rumah Bali.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/29/Bundesarchiv_Bild_183-1987-0801-101%2C_Leipzig%2
greenwood.id

Kompleks bali

Sedangkan sarira adalah perwujudan bagian badan dari tubuh. Dalam bentuk bangunan, sarira adalah pekarangan rumah tradisional Bali.

ssatriamedia

Gazebo Bali

Sementara bagian belakang rumah Bali sering disebut sebagai Nista Mandala, dan penghuninya dianggap sebagai Tri Kaya.

Baca Juga : 4 Cara Jitu Menyimpan Barang di Rumah, Anti Berantakan dan Kesulitan Mencari

blogspot.com

Rumah Tradisional Bali

Hingga kini, rumah-rumah tradisional Bali masih mempertahankan kearifan lokalnya loh, iDEALovers!

Salah satunya adalah dengan tidak mengizinkan bangunan yang tingginya melebihi pohon kelapa.

Tertarik untuk mencoba arsitektur Bali beserta makna filosofis di dalamnya?(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti