Tangani Anak Susah Bersosialisasi & Suka Membangkang dari Kamarnya

Jumat, 30 November 2018 | 13:00
dezeen

ilustrasi kamar anak

IDEAOnline - Saat ingin membuatkan kamar untuk buah hati, orang tua perlu mengenali keunikan karakter, kepribadian, dan kebutuhan-kebutuhan khusus anak.

Maya Harry, MPsi, Psikolog mengenali ada anak yang susah menyesuaikan diri atau bersosialisasi, dan anak yang negativistic tinggi (suka menolak dan membangkang).

Johanna Erly/Properti Dipha, Bintaro, Jakarta
Johanna Erly/Properti Dipha, Bintaro, Jakarta

Sediakan area yang nyaman untuk anak bisa bermain bersama temannya.

Susahnya anak bersosialisi dapat memberi dampak pada kehidupan sosialnya kelak karena membuatnya merasa sendiri dan kurang memiliki teman.

Begitu pun dengan anak yang suka menolak dan membangkang.

Karakter ini, bisa membuatnya susah untuk menerima hal-hal baru yang mungkin berguna bagi masa depannya.

Anak berkebutuhan khusus seperti ini tentunya perlu pendekatan khusus dalam penataan kamarnya.

Baca Juga : Risau Anak Tak Mau Diam? Inilah Inspirasi Desain Kamar Anak Hiperaktif

Johanna Erly/Properti Ditte-Radiant, BSD
Johanna Erly/Properti Ditte-Radiant, BSD

Libatkan anak dar awal saat memilih isi kamar dan menatanya.

Untuk hal ini, Maya yang sejak 2007 menjadi Psikolog Praktek di RS Permata Cibubur, Bogor, menyarankan desain area yang cocok untuk kedua karakter yang cukup berpengaruh pada perkembangan anak ini.

Untuk anak dengan masalah penyesuaian diri (terlalu pemilih, sulit bersosialisasi), penekanan bukan pada pengaturan kamarnya.

Meski dibuatkan kamar, anak seperti ini justru diupayakan agar anak lebih banyak beraktivitas di luar kamar.

Dengan persetujuan anak, undanglah beberapa teman dekatnya untuk datang ke rumah dan bermain bersama anak, atau adakan piknik atau pesta kebun di luar rumah.

Holly Marder
Holly Marder

Area bermain di luar kamar sebagai sarana bersosialisasi anak

Jika lahan di rumah cukup, sediakan area bermain di luar kamar di mana anak bisa lebih leluasa "menjamu" temannya untuk bermain bersama.

Jika lahan terbatas, sediakan area yang cukup di kamar anak untuk meletakkan barang-barang yang bisa digunakan bersama.

Misalnya meja bulat dengan ketersediaan kursi untuk 2 atau 3 anak atau karpet lembut yang nyaman, yang bisa digunakan anak untuk melakukan aktivitas bersama.

Namun ingat, jika menggunakan kamar sekaligus sebagai tempat bermain, beri jeda area atau pemisah pasif atau masif dengan area istirahatnya.

Intinya, area main jangan berhadapan persis dengan area tidurnya yang membuat anak bisa terus menerus tercuri perhatiannya ke mainan, sehingga menjadi tidak tenang atau susah memejamkan mata untuk istirahat.

Baca Juga : Engga Berani Tidur Sendiri? Ini Usia Paling Tepat, Anak Dibuatkan Kamar

Adapun anak dengan negativistik yang tinggi (mudah menolak, membangkang), biasanya disebabkan karena anak merasa tidak dilibatkan dalam menata kamarnya.

Oleh karena itu langkah paling bijaksana adalah, libatkan anak sejak awal dalam menata dan memilih barang-barang untuk kamar pribadinya,

Tentu saja ini harus dilakukan dengan batasan-batasan dari orang tua.

Ketika diminta memilih barang, misalnya, agar anak tidak semaunya dalam memilih, batasi pilihannya kepada 1 sampai dengan 3 pilihan yang sebelumnya telah ditentukan oleh orang tua,

Misalnya, “Kamu mau meja belajar yang ini (warna biru) atau yang itu (merah)?” dan “Kotak mainannya mau pilih yang ini, atau yang itu?”

Dengan cara ini, si anak akan merasa dilibatkan dalam menentukan pilihan (meski pilihan sudah dibatasi) sehingga anak pun akan bertanggung jawab dengan pilihan dan mau menerima (tidak menolak).

Baca Juga : Dua Inspirasi Desain Kamar Remaja Putri, Warnanya Penuh Kelembutan

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya