Floor Fairy Tales, Kolaborasi Moire dengan Sepuluh Desainer Ternama Hasilkan Karpet Kelas Premium

Jumat, 30 November 2018 | 16:40
IDEA/Agnes

Pameran karpet oleh Moire yang berkolaborasi dengan 10 desainer

IDEAonline -Retail karpet kenamaan, Moire, menggandeng sepuluh desainer tanah air untuk kolaborasi merancang karpet sesuai dengan ide dan konsep masing-masing.

Sepuluh desainer terpilih mulai dari desainer muda hingga senior, diantaranya adalah Alvin Tjitrowirjo, Eko Priharseno, Didi Budiarjo, Domisilium, Francine Denise, Hidajat Endramukti, Ronald Hu, Sammy Hendramianto, Sandy Karman, dan Thom Elliott.

Hasilnya, kesepuluh karpet cantik dengan berbagai desain terpampang di ekshibisi bertajuk "Floor Fairy Tales".

Pameran ini akan dipamerkan selama 3 hari, dari mulai 29 November hingga 1 Desember 2018 di Showroom Ambiente, Jakarta Selatan.

Baca Juga : 5 Trik Jitu Agar Kamar Mungil Terasa Lapang dan Makin Nyaman Dihuni

Moire yang merupakan perusahaan retail karpet yang berkiprah sejak tahun 2014 menjawab tantangan melalui karpet kelas premium dengan rasa lokal.

Moire menyadari mulai banyak permintaanfloor furnishing dengan material terbaik dan desain yang menarik.

Menjawab tantangan tersebut, Moire akhirnya menciptakanproduk karpet high-end berkualitas, berestetika, dengan harga terjangkau.

Mulai dari single rug hingga wall-to-wall carpeting, Moire adalah tujuan yang tepat bagi pemilik rumah, desainer interior, dan design enthusiasts untuk memilih produk pelapis lantai yang terbaik dengan desain yang menawan.

Baca Juga : Yuk Intip Inspirasi Desain Ruang Tamu Melingkar dengan Dinding Geser!

IDEA/Agnes

Tama Floretina bersama para desainer dalam acara koferensi pers

Tama Florentina selaku Creative Direcctor Moire memaparkan bahwa Moire ingin mengangkat lebih kepada apresiasi ke desainer lokal.

"Karena sekarang biasanya karpet yang mahal dari luar negeri, impor. Kalau sekarang kita juga harus mengapresiasi desainer lokal. Bukan dengan harganya yang murah aja, tetapi dengan kualitas yang baik." tambah Tama saat konferensi pers di showroom Ambiente pada Kamis (29/11/2018).

Pada konferensi tersebut juga ditemani oleh Sammy Hendramianto dan Didi Budiarjo sebagai perwakilan dari 10 desainer.

Berbagai tantangan dihadapi oleh para desainer ini, dari mulai ide sampai tahap pembuatannya.

Hal ini juga dirasakan oleh Didi Budiardjo yang membuat karpet dengan temaEnchanted French Garden.

Ia yang berlatar belakang sebagai desainer fashion menngatakan bahwa,"Fashion bukan hanya di pakaian, tetapi segala sesuatu yang membutuhkan keindahan."

Baca Juga : Ide Renovasi Rumah Tipe 46, Tak Perlu Bertingkat Sampai 2 Lantai

Kesepuluh desainer diminta untuk merancang karpet sesuai dengan ciri khas mereka.

Alvin Tjitrowirjo melahirkan desain karpet dengan mood natural memakai bahan wol yang tidak diwarnai, dimana karpet tersebut tidak hanya dapat dipakai di dalam rumah tetapi juga di luar rumah.

Didi Budiarjo yang merupakan fashion desainer ternama Indonesia, terinspirasi dari sebuah taman di Perancis dengan indahnya sentuhan kristal Swarovski.

Firma Domisilium Studio mendesain delapan hingga sepuluh karpet modular yang dapat dipisah penggunaannya sesuai dengan kondisi ruang.

Eko Priharseno melahirkan desain karpet yang terinspirasi dari proses pembentukan warna indigo dalam desain karpetnya.

Francine Denise memakai figur fauna karakter hewan sawah seperti ular dan belalang yang biasa di temui pada terasering sawah.

Baca Juga : 4 Cara Menata dan Memanfaatkan Dinding, Agar Tak Kosong Melompong

IDEA/Agnes

Karper karya Thomas Elliot dengan tema A Recollection of Nature, Layers of Nature

Hidajat Endramukti mengusung tema ala tahun 1940-an yang romantik pada desain karpetnya.

Sementara itu Sammy Hendramianto mengelaborasi keindahan teknik tenun yang diwujudkan dalam sebuah desain karpet.

Sandy Karman yang merupakan seniman grafis menelurkan dua desain karpet, salah satunya mengilustrasikan gerakan pasir.

Ronald Hu terinspirasi dari filosofi kehidupan yang kadang bergelombang, kadang lurus, maka melahirkan bentuk karpet yang cukup abstrak.

Dan Thomas Elliott arsitek ternama dari firma PAI terinpirasi indahnya musim dingin dari memori saat ia kecil berjalan-jalan di atas salju bersama ayahnya, dan ranting-ranting berjatuhan.

Karpet ini memang dibuat dari material terbaik dan dipatok dengan harga Rp 5,5 juta per meter perseginya.

Namunn menurut Tama, perawatan untuk karpet ini sendiri mudah, tidak membutuhkan perawatan khusus.

Hanya perlu dibersihkan menggunakan vacuum cleaner setiap hari.

Nah, untuk kamu yang ingin melihat berbagai koleksi karpet ini, kamu bisa langsung ke showroom Baca Juga : Inspirasi Desain Kamar Anak, Warna Penyeimbang untuk Anak HiperaktifAmbiente di Jalan Senopati, Jakarta Selatan.(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya