IDEAonline - Pulau Gili Kenawa di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) bakal menjadi lokasi pembangunan rumah berkelanjutan (earthships) pertama di Indonesia.
Earthships merupakan jenis rumah bertenaga surya pasif yang terbuat dari material alami dan daur ulang serta dirancang dan dipasarkan oleh Earthship Biotecture dari Taos, New Mexico, Amerika Serikat.
Sebanyak total 44 earthships akan berada di Indonesia dalam kurun waktu tiga tahun mendatang.
Proyek ini merupakan bagian dari pengembangan Resor Earthships pertama di Asia Tenggara yang dipimpin langsung oleh Earthships Biotecture.
Selain itu, eartships ini juga akan menjadi inisiatif dalam penciptaan eco-regional Asia terbesar yang meliputi 20.000 hektar lahan hutan, terumbu karang, dan pantai.
Pemilihan Indonesia sebagai lokasi pembangunan earthships tak terlepas dari pengalaman arsitek dari Earthship Biotecture Michael Reynolds.
Wilayah Asia memang menjadi kawasan yang akrab bagi arsitek asal New Mexico berusia 72 tahun dengan pengalaman membangun earthships di seluruh dunia selama 40 tahun.
Baca Juga : Hanya 60 Meter Persegi, Gap House Manfaatkan Setiap Inci yang Tersedia di Bangunan
Pada 2014, Reynolds membantu menciptakan eartship versi aerodinamis yang diberi nama "windship" di Batug, sebuah kota kecil di Filipina yang hancur diterjang Topan Haiyan.
"Saya kira keberlanjutan yang sungguh-sungguh melibatkan enam aspek kemanusiaan. Kami mencoba membuat sebuah bangunan yang terdiri dari enam hal tersebut sepanjang waktu di seluruh dunia," kata Reynolds seperti dikutip dari The Jakarta Post.
Earthships dibuat menggunakan bahan bekas dan daur ulang penduduk lokal serta kaca dan plastik botol hingga ban bekas.
Bahan konstruksi tersebut mampu memaksimalkan ventilasi dan menjaga suhu di dalam strukturnya hingga 20 derajat celcius, bahkan ketika suhu di luar sedang terik-teriknya.
Iklim dan kondisi di dalam rumah tersebut membuat earthships tak lagi membutuhkan penyejuk ruangan atau AC.
Selain itu, earthships juga dirancang untuk membuat penghuni di dalamnya hidup mandiri tanpa bantuan pra sarana apapun lantaran listriknya bersumber dari panel surya dan turbin angin.
Reynolds telah membentuk tim guna melatih beberapa penduduk lokal di Gili Kenawa dalam pembangunan rumah ramah lingkungan.
Hingga pada akhirnya, Indonesia akan memiliki Akademi Eartships pertama untuk mengomunikasikan ilmu tersebut.
"Ini merupakan jenis bangunan pertama yang ada di Indonesia. Di sana ada banyak ban bekas dan botol plastik jadi ini merupakan hal bagus mempelajari bagaimana membuat bangunan yang kuat dengan bahan-bahan itu," kata salah seorang penduduk lokal bernama Agus.(*)