Bukan Beton, Bangunan Kampus di Thailand Ini Terbuat dari 17 Kontainer

Minggu, 02 Desember 2018 | 21:00

IDEAonline -International Sustainable Development Studies Institute (ISDSI) di Thailand di Thailand menggunakan kontainer sebagai bahan untuk gedung kelas barunya.

Melansir situs ISDSI, penggunaan kontainer bertujuan agar bangunan baru kampus menjadi tempat belajar sekaligus ruang bersama bagi komunitas.

Baca Juga :Reuni Akbar 212 Digelar Hari Ini, Intip Dulu Rumah Habib Rizieq yang Jauh dari Kesan Mewah

Kampus baru ini menggunakan 17 buah kontainer untuk bangunan utama dan beberapa kontainer kecil untuk bangunan tambahan.

Kontainer-kontainer tersebut didatangkan dari sebuah pelabuhan di Bangkok.

Kontainer tersebut kemudian disusun sedemikian rupa hingga menjadi enam ruang kelas, satu ruang pengajar, serta dua ruang seminar dengan ukuran yang berbeda.

Selain itu, ada satu perpustakaan, kantor, toilet, dan dapur.

Beberapa bagian kontainer yang tidak digunakan, difungsikan kembali sebagai pintu dan jendela.

Pada saat membangun, blok-blo kontainer tersebut harus dipotong dan dilas untuk membuat beberapa ruang.

Dalam proses ini, banyak bagian kontainer yang dibuang, namun pihak kampus menggunakan bagian-bagian sisa tersebut untuk digunakan kembali dalam interior.

Baca Juga :Awas! Sering Disepelekan, Bahan Pembersih Pakaian Ini Ternyata Bisa Meracuni Anak

Pemanfaatan kontainer sebagai bahan bangunan juga meminimalisasi penggunaan material beton.

Material ini hanya digunakan sebagai fondasi untuk meletakkan setiap kontainer.

Pencahayaan di dalam ruang kelas menggunakan LED.

Namun, gedung ini juga memaksimalkan penggunaan cahaya alami dari luar.

Untuk menangkal suhu panas, seluruh kontainer diberi lapisan insulasi.

Baca Juga :Begini Mewahnya Hotel Tempat Crazy Rich Surabayan Menikah, Lengkap dengan View Samudra di Depan Mata

Selain itu, area parkir kampus juga hanya diberi kerikil untuk menyerap air hujan.

Pengiriman menggunakan kontainer mendominasi perdagangan dunia.

Sebanyak 60 persen perdagangan dunia dikirim melalui kapal kontainer.

Setiap tahun, kapal-kapal ini membawa 1,7 miliar ton kargo.

Hal ini kemudian menimbiulkan pertanyaan, apa yang terjadi pada kargo-kargo yang sudah tidak lagi digunakan?

Baca Juga :Tak Perlu Pusing dengan Kenaikan Harga, Rumah Ini Bisa Dicicil Rp 73 Ribu Per Harinya, Loh!

Melansir World Economic Forum, kontainer tersebut banyak digunakan kembali menjadi bangunan.

Bahkan peritel sekelas Starbucks juga membangun beberapa gerainya dengan material ini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulKampus di Thailand Manfaatkan Kontainer sebagai Ruang Kelas

Editor : Amel

Baca Lainnya