IDEAOnline - Perangkat penyejuk ruangan atau AC dengan teknologi inverter kini semakin menjadi pilihan konsumen Indonesia.
Alasannya, teknologi inverter menawarkan fitur yang dibutuhkan masyarakat Indonesia karena bisa menghemat energi listrik sehingga biaya tagihan listrik pun bisa dihemat.
AC dengan teknologi inverter selain menjawab kebutuhan masyarakat AC yang hemat energi juga memenuhi keinginan masyarakat dalam menyiasati iklim tropis.
AC menjadi kebutuhan yang tak terelakkan lagi.
Perlu kecerdikan dan langkah bijak mengantisipasi bagaimana tinggal di Indonesia yang beriklim tropis, baik dari sisi desain bangunan rumah maupun gedung serta dari pemilihan produk elektronik.
Untuk antisipasi dari sisi desain, arsitek Ren Katili pendiri dan pemilik biro konsultan Arsitektropis banyak mengumandangkan pemanfaatan udara alami sebagai solusi desain dengan menghadirkan banyak ventilasi di setiap bangunan rumah maupun gedung bertingkat.
Ren pun menyadari bahwa realitanya saat ini adalah sulitnya menemukan rumah atau bangunan, utamanya di daerah perkotaan, yang dapat menerapkan ventilasi alami yang memadai.
Kepadatan permukiman dan terbatasnya lahan menjadi penyebabnya.
Keadaan inilah yang mendorong pemakaian pendingin ruangan atau AC.
Baca Juga :Catat, 9 Cara Menghemat Energi di Rumah, Bumi Pun Terselamatkan
AC Standar Konsumsi Listriknya Besar
Meski pemakaian AC bukan hal baru saat ini, faktanya, dibutuhkan energi yang tak sedikit untuk mengoperasikannya sehingga harus disiasati.
Naning Adiwoso, arsitek dan pemerhati lingkungan, founding mother GBCI (Green Building Council Indonesia), menyebutkan hampir setengah (50%) energi rumah tangga selama ini habis digunakan untuk mengaktifkan pendingin ruangan.
Energi itu pun tidak diperoleh dengan cuma-cuma tentunya, selain harus membayar, persediaannya pun makin lama makin habis.
Baca Juga :Pusing Tagihan Listrik Membengkak? Lakukan 4 Hal Ini Agar Hemat Energi
AC standar butuh daya listrik yang tinggi untuk mengoperasikannya,
Dengan durasi pemakaiannya setiap harinya yang tinggi, pemakaian listrik pun akan semakin besar dan tagihan biaya listrik bisa melonjak.
Ada dua kebutuhan produk pendingin ruangan, energy saving dan kecepatan mencapai suhu nyaman yang diinginkan.
Teknologi inverter hadir menjadi solusi kebutuhan ini.
Baca Juga :8 Kiat Agar Pendingin Ruangan Hemat Energi
Bagaimana Metoda Kerja AC Inverter?
Inti teknologi inverter adalah adanya sistem keseimbangan dinamis dan desain motor yang terintegrasi untuk meningkatkan efisiensi kerja kompresor.
Kemampuan AC Inverter yang menyesuaikan rotasi kompresor adalah metode tepat untuk mempertahankan suhu udara yang disetel.
Pada saat pertama menghidupkan, pengoperasian AC diatur dengan kekuatan penuh sehingga ruangan bisa mencapai suhu dingin dengan cepat.
Setelah suhu dingin tercapai, inverter akan beroperasi secara efisien untuk mempertahankan suhu yang disetel dan meminimalkan perubahan suhu ruang.
Efisiensi energi listrik dicapai karena AC tidak selalu berada pada posisi kekuatan penuh layaknya seperti saat pertama kali dihidupkan.
Cara kerja inilah yang memberi penghematan energi dan konsumsi lisrik.
Hal berbeda pada AC konvensional non inventer.
Ibarat mengendarai mobil di jalan yang macet, kompresor AC konvensional hanya dapat beroperasi pada kecepatan konstan dan selalu pada kekuatan penuh sehingga konsumsi listriknya maksimal.
Saat suhu yang diinginkan tercapai, kompresor akan mati.
Sedangkan di saat suhu ruangan memanas lagi karena aktivitas penggunanya maka kompresor kembali bekerja dengan kekuatan penuh.
AC akan bekerja menghidupkan dan mematikan kompresor berulang kali yang mengakibatkan fluktuasi suhu lebih besar sehingga terjadi pemborosan konsumsi energi.
Baca Juga :Ingin Wujudkan Rumah Hemat Energi? Lakukan 5 Kebiasaan Berikut Ini
Perang Klaim AC Hemat
Pemerintah Indonesia pun memberi perhatian besar soal penghematan energi.
AC dipilih oleh pemerintah sebagai produk pertama yang menerapkan standar SKEM (Standar Kinerja Energi Minimum) dan Label Hemat Energi.
Kampanye sudah disosialisasikan pemerintah sejak Juni 2016, mengacu Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 Tahun 2015 yang menyatakan bahwa seluruh perangkat pengkondisian udara (termasuk AC) mengikuti standar kinerja energi minimum dan memiliki label tanda hemat energi.
Salah satu standar yang diuji adalah EER (Energy Efficiency Ratio).
Standar ini akan mengukur seberapa efisiennya sebuah sistem pendingin beroperasi ketika suhu di luar ruangan mencapai tingkat tertentu (biasanya suhu 35° Celcius).
Tingkat efisiensi ditunjukkan dengan tanda bintang (makin banyak bintang makin efisien) yang ditempel di unit AC dan menjadi panduan bagi masyarakat dalam memilih.
Bintang empat menunjukkan AC memiliki standar tertinggi untuk standar hemat energi yang dihitung berdasarkan Energy Efficiency Ratio (EER).
Perusahaan AC seperti LG, Sharp, Panasonic (3 merek AC dengan serapan besar di masyarakat), serta produsen lain pun telah mengumumkan tentang predikat Bintang 4 di setiap produk AC inverter mereka.
Ketika semua merek AC berhasil mengantongi Bintang 4, apa yang menjadi acuan masyarakat untuk memilih salah satu AC?
Selain klaim penghematan listrik yang dicapai, setiap produsen mengumumkan fitur tambahan yang mereka jamin dapat melakukan pendinginan lebh cepat.
Sebut saja Sharp dengan produk JT-Inverternya.
Mereka membuat klaim produknya hemat konsumsi listrik hingga 60% dan fitur jetstream yang melekat mampu mendinginkan suhu lebih cepat hingga 40%.
Sementara Panasonic dengan tipe produk PU9TKP, mengklaim bisa menghemat 50% listrik dan 15% lebih cepat mendinginkan ruangan melalui fitur iAUTO-nya.
LG, sebagai salah satu pemimpin teknologi inverter dengan produk AC Dual Cool Series berhasil menghemat 70% energi listrik dan 20% lebih cepat mendinginkan ruangan melalui fitur Jet Cool.
Bahkan untuk lebih memberi manfaat penghematan pada masyarakat, untuk tipe AC Dual Cool Series, LG selain memberi pilihan ragam produk AC dengan PK yang kecil (1/2 PK hingga 2 PK).
LG juga menambahkan teknologi lain yaitu multi watt option, teknologi yang dapat dipakai pengguna untuk mengatur besarnya konsumsi listrik sesuai kebutuhannya.
Baca Juga :Diklaim Hemat Energi Ternyata Sinar Lampu Ini Bisa Merusak Mata Hingga Sebabkan Kebutaan!
Perang kata-kata pemasaran dari setiap pabrikan membuat masyarakat jusru susah percaya manfaat AC inverter untuk menghemat listrik.
Dalam usahanya mendukung Pemerintah Indonesia dengan kampanye hemat listrik ini, LG ingin memberi kepastian dan kepercayaan konsumen akan manfaat AC inverter dalam penghematan listrik.
Tidak ingin terjebak dalam klaim internal (sepihak) dan menambah riuh gempuran klaim di pasaran, LG pun melakukan pengujian AC inverter salah satu produknya, ke lembaga EPES (Electric Power and Energy Studies)-Universitas Indonesia.
Lembaga ini dipercaya independensinya dalam melakukan pengujian hingga banyak dilibatkan dan menjadi rujukan berbagai institusi pemerintah terkait.
Metode & Hasil Pengujian EPES-UI
Sepanjang 2 bulan, pengujian dilaksanakan untuk dua model Single Commercial Air Conditioning LG yaitu tipe Ceiling Cassette (4PK) dan Floor Standing (5PK).
Metoda yang dilakukan adalah dengan mengatur seluruh AC menyala dalam dua suhu yaitu 18°C dan 24°C (mewakili dua kutub temperatur yang biasa dimanfaatkan dalam pemakaian AC).
Demi kejelian hasil, tim periset EPES-UI membagi tiap kondisi suhu ini ke dalam tiga beban pendinginan.
Pengukuran beban pendinginan 20% mewakili suhu sekitar yang cenderung sejuk seperti di malam hari, 50% saat cuaca normal cenderung panas, hingga beban pendinginan 100% yang mewakili saat AC bekerja saat cuaca terik.
“Single Commercial Air Conditioning LG dengan kompresor inverter mampu menekan penggunaan listrik secara signifikan dibanding produk sejenis tanpa teknologi inverter,” ujar Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa– Head Of Electrical Power And Energy Studies – University of Indonesia (EPES-UI) saat pengumumkan hasil pengujiannya.
Dari hasil uji tersebut, produk Single Commercial AC LG tipe Floor Standing memiliki tingkat penghematan listrik hingga 62% dan tipe Ceiling Cassette penghematan listriknya hingga 50%.
Mencari AC inventer yang hemat energi memang perlu jeli.
Tak hanya klaim dari produsen tetapi perlu dilihat apakah produknya sudah teruji atau belum. (*)
Baca Juga :10 Tips Jitu Membangun Rumah Hemat Energi, Nomor Terakhir Harus Dijalankan Mulai Sekarang!