IDEAonline -Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menetapkan 10 branding destinasi pariwisata baru untuk kota-kota yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Yogyakarta.
Yogyakarta, selain dikenal sebagai Kota Pendidikan, jugadikenal sebagai Kota Wisata dengan segudang tempat wisata favorit.
Salah satu tempat wisata yang ada di Yogyakarta adalah Benteng Vredeburg yang letaknya tepat di depanGedung Agung.
Benteng Vredeburg juga berada dekat kawasan Malioboro dan dekat dengan Keraton Yogyakarta.
Benteng ini menjadi salah satu tempat wisata yang tak hanya menampilkan cerita sejarah tapi juga kemegahan arsitektur.
Benteng Vredeburg dibangun pertama kali pada tahun 1760 atas perintah dari Sri Sultan Hamengku Buwono I dan permintaan pihak pemerintah Belanda.
Baca Juga :5 Lokasi Berlibur di Yogyakarta yang Patut Dikunjungi Ala Rangga dan Cinta!
Saat itu Nicholaas Harting yang menjabat sebagai Gubernur Direktur Pantai Utara Jawa berdalih tujuan pembangunan benteng adalah untuk menjaga kemananan keraton.
Akan tetapi, maksud sebenarnya dari keberadaan benteng ini adalah untuk memudahkan pengawasan pihak Belanda terhadap segala kegiatan yang dilakukan pihak Keraton Yogyakarta.
Pembangunan benteng pertama kalisangat sederhana dengan temboknya berbahankan tanah, ditunjang dengan tiang-tiang yang terbuat dari kayu pohon kelapa dan aren, dengan atap ilalang.
Benteng ini dibangun pertama kali dengan dikelilingi oleh sebuahparit.
Bangunan tersebut dibangun dengan bentuk bujur sangkar yang di keempat ujungnya dibangun seleka atau bastion.
Sri Sultan HB IV menamakan keempat sudut itu sebagaiJaya Wisesa(sudut barat laut),Jaya Purusa(sudut timur laut),Jaya Prakosaningprang(sudut barat daya), danJaya Prayitna(sudut tenggara).
Baca Juga :Hostel di Yogyakarta Ini Punya Konsep Nyeleneh Layaknya Gudang Mobil Bekas, Unik Banget!
Benteng Vredeburg mengalami beberapa perubahan setelah pembangunan awal.
Pada tahun 1767, benteng dengan luas 1134.55 m² dibangun lebih permanen atas usulgubernur Belanda yang bernama W.H. Van Ossenberg.
Benteng dibangundi bawah pengawasan seorang arsitek Belanda bernama Ir. Frans Haak dan pembangunannya selesai pada tahun 1787.
Setelah pembangunan selesai, benteng ini diberi nama “Rustenburg” yang berarti benteng peristirahatan.
Pada tahun 1867, terjadi gempa hebat di Yogyakarta dan mengakibatkan banyak bangunan yang runtuh, termasuk Rustenburg.
Kemudian, segera setelahnya diadakan pembangunan kembali benteng Rustenburg ini yang kemudian namanya diganti menjadi “Vredeburg” yang berarti benteng perdamaian.
Hal ini sebagai wujud simbolis manifestasi perdamaian antara pihak Belanda dan Keraton.
Dengan mengunjungi Benteng Vredeburg, IDEA Lovers juga dapat melihat paduan kemegahanan arsitektur Belanda dan aristektur lokal (Yogyakarta).
Fungsi awal Benteng Vredeburg pada awal abad 18 adalah sebagai bangunan pertahanan.
Di dalamnya terdapat perwira maupun prajurit yang bertempat tinggal, maka fungsi tempat tinggal menjadi fasilitas utama yang dibangun.
Baca Juga :Sosok yang Sederhana, Intip Rumah dan Resto Duta Sheila On 7 di Yogyakarta!
Bangunan ini terbagi menjadi 2 bagian dengan kode M3 dan M4 dengan dua struktur bangunan yang berbeda.
Pola ruang pada gedung M3 sebelum perubahan menjadi fungsi Diorama 1 memperlihatkan bahwa pada bangunan ini terdapat 4 unit hunian.
Sedangkan pada bangunan M4, pola ruang saat dilakukan penelitian memperlihatkan bahwa pada bangunan ini terdapat pola ruang yang sama pada bangunan M3.
Bangunan M4 juga dibagi menjadi 4 unit hunian.
Terdapat bangunan servis (bangunan M5) sebagai fungsi penunjang seperti kamar mandi dan dapur yang terletak terpisah dengan bangunan induk, yang dihubungkan dengan atap dan gallery.
Bangunan M4 lebih menunjukkan bangunan relatif lebih tua dari bangunan M3 meski bangunan ini berhimpitan.
Baca Juga :Upacara 17 Agustus Dilaksanakan di Istana Kepresidenan Yogyakarta, Intip Bagian Dalamnya Yuk!
Bangunan M4 dibangun pada masa ornamentasi pada bangunan masih dianggap penting, mengingat bangunan ini diperuntukkan bagi perwira dengan pangkat tertinggi.
Hal ini dapat dilihat pada hiasan kayu semacam lisplang, hiasan pada pilar-pilar teras yang terbuat dari besi dan hiasan pada ujung dinding bagian depan.
Pada bangunan M3 menunjukkan ornamentasi pada bangunan sudah tidak menjadi hal yang penting.
Bentukan eksterior dari kedua bangunan mulai mengadaptasi dari bentuk arsitektur lokal (Yogyakarta), dimana terdapat ruang-ruang terbuka seperti teras depan dan teras belakang.
Karakteristik arsitektur Belanda pada bangunan masih terlihat pada bentukan pintu dan jendela.
Nah, untuk mengunjungi Benteng Vredeburg caranya sangat mudah.
Dari Stasiun Yogyakarta, IDEA Lovers bisa menyusuri Jalan Malioboro untuk kemudian sampai ke Benteng Vredeburg.
Angkutan umum seperti TransJogja pun bisa jadi pilihan dengan turun di halte Malioboro. (*)
Tertarik untuk berkunjung ke destinasi menarik lainnya yang ada di sekitar Malioboro? Yuk klikpesona.travelsekarang!