Masjid Kuno Gunung Pujut, Setiap Bagian Bangunannya Memiliki Makna

Selasa, 11 Desember 2018 | 15:20
cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Masjid Kuno Gunung Pujut

IDEAonline- Lombok merupakan salah satu kota destinasi wisata yang ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Lombok memang menyuguhkan tempat wisata yang cukup beragam, mulai dari pegunungan, pantai, sampai dunia bawah laut yang eksotis.

Tak hanya sekadar itu, di Lombok juga IDEA Lovers dapat menikmati wisata sejarah sekaligus religi dengan mengunjungi Masjid Kuno Gunung Pujut.

Masjid Kuno Gunung Pujut adalah sebuah masjid yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Secara administratif, masjid ini berada di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut.

Masjid ini didirikan oleh salah satu raja Kerajaan Pujut yaitu Pangeran Sange Pati sekitar tahun 1587 M.

Baca Juga :Masjid Jami' Banjarmasin, Masjid Teladan yang Jadi Bukti Perjuangan Masyarakat Banjarmasin

Masjid ini dibangun di puncak Gunung Pujut karena Kerajaan Pujut ada di atas Gunung Pujut.

Menurut Isromi Almaidata dalam Identifikasi Masjid Kuno Gunung Pujut sebagai Bahan Pengembangan Sumber Belajar Sejarah Lokal, karakteristik bangunan masjid kuno Gunung Pujut berbeda dengan Masjid zaman sekarang.

Masjid Kuno Gunung Pujut sama seperti Masjid Demak yang ada di Jawa Tengah

Hal ini dikarenakan Islam dibawa ke daerah Pujut berasal dari Jawa Tengah.

Masjid ini berukuran 8,6 x 8,6 meter ini terbuat dari bambu dengan atap alang-alang.

Ukurannya yang hampir mendekati 9 meter mengingatkan akan sembilan Wali.

Masjid ini memang dibangun dengan makna-makna tersembunyi di setiap bagiannya.

Baca Juga :Lombok Gempa Lagi, Rumah Ini Tetap Kokoh Bertahan dari Goncangan

Misalnya jumlah tiang penyangga utamanya (saka guru) ada empat buah.

Bilangan 4 sebagai umat yang menjalankan yang 4 perkara yakni syareat, tarekat, hakekat, dan ma’rifat.

Fondasi bersudut 4 yang maknanya mengingatkan kepada 4 anasir yaitu api, air, angin, tanah.

Bangunannya tegak menjulang dan atapnya hampir menyentuh tanah.

Hal ini mengandung makna bahwa setiap orang yang hendak melakukan shalat haruslah merendahkan diri menyembah Tuhan.

Masjid Kuno Gunung Pujut juga memiliki bagian-bagian seperti kepala, badan dan kaki.

Baca Juga :Lombok Wilayah Rawan gempa, Jokowi Kenalkan Rumah Anti Gempa RISHA

Bagian kepala masjid memiliki makna sebagai kekuasaan karena semuanya berangkat dari akal dan pikiran.

Badan masjid memiliki makna bahwa badan sebagai penerima sesuatu dari kekuasaan, sementara itu fondasi merupakan penguat sehingga keimanan dan ketakwaan umat Islam menjadi kokoh.

Keunikan yang paling khas dari masjid ini ada pada bagian fondasi.

Fondasi masjid hanya terbuat dari tanah liat dengan tinggi 60 cm dari permukaan tanah.

Masjid ini hanya memiliki satu buah pintu dan tentunya wisatawan yang ingin memasuki masjid ini pun hanya bisa melewati pintu tersebut.

Terdapat pula sebuah bedug yang sejak dulu telah digunakan.

Baca Juga :Masjid Agung Palembang, Perpaduan Arsitektur Tiga Budaya dan Saksi Bisu Perjuangan Melawan Penjajah

Bedug berada di dalam masjid bersama sebuah mimbar tua yang digunakan khatib saat khutbah.

Kompleks bangunan masjid ini termasuk pedewa yakni sarana kegiatan ritual bagi penganut ajaran Wetu Telu pada masa lalu.

Namun, kini Masjid Kuno Gunung Pujut sudah tidak lagi dipakai.

Meskipun tidak lagi dipakai, masjid ini etap dirawat dan menjadi bagian dari wisata religi serta sejarah yang mengingatkan kepada semua warga bagaimana penyebaran agama Islam zaman dulu.

Nah, jika IDEA Lovers ingin mengunjungi masjid ini, caranya mudah karena lokasi masjid cukup dekat dengan Ibu kota Kecamatan Pujut dan berada 11 Kilometer di sebelah utara Pantai Kuta. (ADV)

Editor : Maulina Kadiranti