IDEAonline -Jangan pernahberpikir menjadi warga di Desa Penglipuran jika berniat memiliki istri lebih dari satu.
Berada di dataran tinggi Gunung Agung, desa adat di Kabupaten Bangli, Bali, melarang warganya untuk melakukan poligami.
Mereka yang melakukan poligami akan dikucilkan oleh masyarakat setempat.
Tak hanya adatnya yang unik, arsitektur rumah-rumah warga di desa ini pun tergolong orisinil karena belum mendapatkan pengaruh modern.
Bahkan, desa Adat Penglipuran Bangli digunakan sebagai contoh pertama desa wisata pertama di Indonesia pada tahun 1995.
Baca Juga :5 Panduan Harga Renovasi Dapur, Mulai Rp 1 jutaan Hinggal Rp 20 Jutaan
Desa penglipuran adalah salah satu desa adat dari Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, Indonesia.
Bali pun telah ditetapkan oleh Kemenpar sebagai salah satu dari 10 branding destinasi pariwisata.
Kesepuluh branding destinasi pariwisata Kemenpar adalah Bandung, Bali, Jakarta, Kepulauan Riau, Yogyakarta-Solo-Semarang, Wakatobi-Bunaken-Raja Ampat, Medan, Makassar, Lombok, dan Banyuwangi.
Desa ini terkenal sebagai salah satu destinasi wisata di Bali kerena masyarakatnya yang masih menjalankan dan melestarikan budaya tradisional Bali di kehidupan mereka sehari-hari.
Arsitektur bangunan dan pengolahan lahan masih mengikuti konsep Tri Hita Karana, filosofi masyarakat Bali mengenai keseimbangan hubungan antara Tuhan, manusia dan lingkungannya.
Di Desa Penglipuran kamu menemukan kemiripan dari setiap rumah, baik dari pada pintu gerbang rumah, atap rumah dan dinding rumah yang menggunakan bambu, serta lebar pintu gerbang yang hanya memuat untuk satu orang dewasa.
Di masyarakat Bali pintu jenis ini di sebut angkul-angkul.
Rumah-rumah di desa ini rata-rata dibangun dengan material bambu, baik dalam pintu gerbang, atap, dan dinding rumah.
Bak sebuah perumahan, pembagian tata ruang rumah pun serupa satu sama lain, seperti kamar tidur dan dapur.
Baca Juga :8 Cara Mudah Agar Rumah Minim Jendela Bermandikan Cahaya Alami
Uniknya, penggunaan cat tembok pintu gerbang tidak menggunakan cat tembokpada umumnya, melainkan cat berbahan dasar dari tanah liat.
Sayangnya, perkembangan zaman mulai memengaruhi beberapa rumah.
Salah satunya bahkan ada yang mengubah dinding bambu menjadi batu bata.
Meski begitu, masyarakat masih menjunjung konsep hunian yang menyatu dengan alam sesuai dengan budaya desa Adat Penglipuran.
Diklaim sebagai desa terindah dan terbersih di Indonesia, dijamin kamu tidak akan menemukan sampah berserakan di jalanan.
Untuk menambah suasana asri, terdapat tanaman hias yang berada di sepanjang jalan desa.
Warga desa Penglipuran berhasil membangun pariwisata yang menguntungan seluruh masyarakatnya tanpa menghilangkan budaya dan tradisi mereka.
Pada tahun 1995, Desa Penglipuran juga mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Indonesia atas usahanya melindungi Hutan Bambu di ekosistem lokal mereka.
Tertarik untuk berkunjung ke destinasi menarik lainnya yang ada di Bali? Yuk klikpesona.travelsekarang!