IDEAonline - Situs pencarian properti Rumah.com melansir Property Index dengan waktu kajian 2015-2016.
Riset tersebut menunjukkan adanya penurunan harga rumah secara nasional yang terjadi pada periode kuartal III dan IV tahun lalu.
Menurut Head of Marketing Rumah.com, Ike Noorhayati Hamdan, ini adalah periode yang memperlihatkan keberpihakan pasar terhadap pembeli.
"Sebenarnya pada 2016 itu ada penurunan harga meski dalam 2 tahun trennya naik. Artinya, suplai naik tapi harga turunnya lebih besar," ujar Ike di Jakarta, Rabu (29/3/2017) pada Kompas.com.
Menurut dia, karena pasar berpihak kepada konsumen, maka ini menjadi periode yang tepat untuk membeli rumah.
Meski demikian, untuk tren jangka panjang, harga masih dimungkinkan untuk meningkat.
Baca Juga : Tak Biasa, Rumah Kaca yang Transparan Ini Dijual Seharga Rp 54,4 Miliar!
Ike menjelaskan, berdasarkan data tahunan, riset menunjukkan adanya penurunan harga sebesar 0,8 persen.
Sedangkan volume pasokan per kuartal naik tipis sebesar 1,9 persen. Kenakan ini lebih kecil dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang mencapai 10.6 persen sehingga dapat dikatakan pasokan berkurang.
Adapun berdasarkan wilayah, penurunan terjadi di Banten, Jawa Timur dan Yogyakarta dengan masing-masing 0,8 persen, 0,5 persen, dan 0,4 persen.
Sementara di Bali, harga properti tidak mengalami perubahan. Berbeda dengan Jakarta yang mengalami peningkatan sebesar 2,4 persen.
Sementara itu, daerah yang mengalami perlambatan pasokan paling besar adalah di DKI Jakarta dengan penurunan 5,6 persen.
Meski daerah lain tidak menunjukkan penurunan, pada kuartal ke-IV terlihat adanya perlambatan.
Riset Rumah.com berasal dari informasi harga dan volume pasokan berdasarkan listing di situs tersebut yang jumlahnya mencapai 400.000 unit.
Volume pasokan mencakup rumah seken, dan rumah baru di pasar properti Indonesia.(*)