Waspadai Penyakit Ini Saat Terjadi Banjir, Gejalanya Kejang-kejang

Selasa, 18 Desember 2018 | 19:20
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Para karyawan menmebus banjir yang menggenangi Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (17/1/2013). Akibatnyta lalu luntas di kawasan jantung ibu kota tersebut lumpuh total. Para karyawan menembus banjir

IDEAonline - Saat musim sudah tiba dan banyak genangan di dekat rumahmu, bahkan saat terjadi banjir, kamu harus berhati-hati dengan penyakit leptospirosis atau sering juga disebut penyakit demam banjir.

Oadahal penyakit ini bisa juga muncul di musim kemarau.

Memang, ketika banjir melanda, kemungkinan orang yang terinfeksi lebih banyak.

Ini disebabkan bakteri leptospira bisa mengendap di tanah dan bertahan sampai hitungan bulan.

Begitu ada banjir, bakteri yang mengendap di dalam tanah terbawa air dan menempel di lantai, dinding, perabot, dan benda-benda yang terkena banjir.

Baca Juga : Musim Hujan Menghantui, 3 Artis Ini Mengeluh Pernah Kena Banjir

Penyebab lain kenapa di saat banjir penyakit leptospirosis lebih mudah berjangkit adalah karena ketika banjir, sarang-sarang tikus terendam.

Tikus pun akan segera mencari tempat yang aman.

Pada saat tikus-tikus ini mengungsi, kandung kemihnya yang lemah membuat urine lebih mudah berceceran di berbagai tempat.

Penyakit leptospirosis sesungguhnya tergolong zoonosis, yakni jenis penyakit hewan yang bisa menjangkiti manusia.

Penyebabnya adalah bakteri leptospira, bakteri yang berbentuk panjang dan spiral, yang hidup dan berkembang biak di tubuh hewan.

Baca Juga : Masuk Musim Hujan, Berikut 5 Cara Agar Rumah Bebas Bocor dan Banjir

Hewan pengerat, seperti tikus dan tupai, adalah hewan yang paling mudah terjangkiti bakteri ini.

Namun, bukan tak mungkin hewan ternak—seperti ayam, babi—dan hewan peliharaan –seperti burung, kucing dan anjing—bisa terkena bakteri ini juga.

Bakteri leptospira keluar bersama dengan urine hewan dan masuk ke tubuh manusia melalui telapak kaki, selaput lendir, mata, hidung, kulit luka atau terkena eksim, air, dan makanan.

Begitu masuk ke aliran darah, dalam 4—10 hari, bakteri ini akan menyebar ke seluruh tubuh.

Baca Juga : Terkini: Aceh Diterjang Banjir Bandang, Sejumlah Rumah Rusak dan Hanyut

Pada kasus-kasus awal mungkin dokter tidak menduga ada leptospirosis, karena penyakit ini tidak lazim dan sering dikira penyakit kuning.

Padahal, jika terlambat diobati, penyakit ini bisa merusak organ-organ, seperti ginjal, hati, dan otak.

Oleh karena itu, cegahlah sedini mungkin dan waspadai gejala yang timbul.

Beberapa gejalanya di antaranya adalah sabagai berikut.

Pertama, gejala dimulai dengan demam menggigil, pegal linu (terutama betis dan punggung), nyeri kepala, nyeri tenggorokan, batuk kering, mual-muntah, sampai mencret-mencret.

Ini terjadi di awal masa inkubasi.

Baca Juga : Musim Hujan Tiba, Lakukan Hal Ini Sebelum dan Bila Banjir Datang!

Kedua, pada stadium lanjut, akan muncul gejala seperti penyakit kuning.

Ini dikarenakan leptospira telah menyerang hati.

Gejalanya kulit dan putih mata menjadi kekuningan, mata merah layaknya sedang sakit mata, adakalanya disertai pendarahan, dan kulit pun meruam merah.

Jika diperiksa dengan stetoskop, dokter akan mendengar bunyi para-paru yang abnormal.

Ketiga, komplikasi ke seleput otak bisa menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher kaku, dan penurunan kesadaran.

Salah satu cara pencegahan yang mudah adalah saat membersihkan sisa banjir, gunakan pelindung tubuh seperti sarung tangan karet, masker dan sepatu bot.

Selain itu, tutupi juga bagian tubuh yang luka dengan plester. (*)

Baca Juga : 3 Cara Ini Ampuh Buat Rumah Terhindar Banjir di Musim Hujan, Nomor 1 Harus Banget Dilakukan!

Editor : Alfa