IDEAonline-Di perkotaan, kita tentunya sering melihat gedung-gedung bertingkat.
Namun bagaimana dengan hutan yang ada di perkotaan?
Beberapa perkotaan sangat sulit untuk membuat hutan kota disana.
Tetapi bagaimana ketika hutan itu justru bergabung dengan bangunan?
Seorang arsitek asal Italia, Stefano Boeri, membawa hutan vertikal yang lebat ke Nanjing, Tionkok.
Proyek ini sedang tahap penyelesaian dan menggunakan banyak pohon serta semak-semak pada bagian fasad.
Tidak hanya ratusan, bahkan ribuan atau tepatnya adalah 1.110 pohon dan 2.500 semak-semak yang seolah menelan bagian fasad bangunan ini.
Menara ini bernama Menara Nanjing dan setinggi 354 kaki.
Menara ini merupakan pencakar langit yang diselimuti berbagai macam tanaman, jadi seperti hutan vertikal pertama di Asia.
Boeri sang arsitek sendiri memiliki tujuan untuk membantu regenerasi keanekaragaman hayati lokal melalui arsitektur.
Terbukti dengan digunakannya 23 spesies pohon lokal yang digunakan dalam lansekap.
Baca Juga : Tilik Rumah Serba Emas Mamah Dedeh yang Punya Penghasilan 1,2 M
Sama halnya dengan Vertical Forest di Milan, bangunan itu akan menjadi sosok yang mencolok.
Saat musim berubah, rona hijau dan merah muda akan berputar di seluruh fasad, menciptakan "cat" alam.
Ini akan membuat bangunan ini terlihat makin estetik.
Tidak hanya sebagai unsur estetika pada bangunan, namun bangunan ini juga akan mepengaruhi kondisi alam.
Perusahaan memperkirakan bahwa hutan vertikal akan menghasilkan 132 pon oksigen setiap hari karena menyerap karbon dioksida.
Baca Juga : Berbentuk Tapal Kuda, Food Market Ini Dikelilingi Mural Seluas 11 .000 Meter Persegi
Menara yang lebih tinggi diatur untuk menampung museum, kantor, klub atap, dan sekolah arsitektur.
Menara kedua yang lebih kecil akan menampung hotel Hyatt dengan kolam renang di puncak gedung.
Toko-toko, restoran, dan aula konferensi akan dimasukkan dalam podium setinggi 65 kaki.
Di seluruh gedung, balkon akan memungkinkan pengunjung untuk menikmati lansekap dan merasakan pemandangan ke luar ruangan yang luar biasa.(*)