Berita Terkini: Temukan Retakan Baru di Gunung Anak Krakatau, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Tsunami Susulan

Rabu, 02 Januari 2019 | 19:30

IDEAonline -Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) imbau masyarakat waspada adanya tsunami susulan setelah temukan retakan baru di Gunung Anak Krakatau (GAK).

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, retakan muncul setelah Gunung Anak Krakatau mengalami penyusutan.

Baca Juga : Kartika Putri Tepis Kabar Nikah Siri Bersama Habib Usman dengan Unggahan Foto, Kamar Mewahnya yang Transparan Jadi Sorotan!

Gunung Anak Krakatau yang sebelumnya setinggi 338 meter di atas permukaan laut (mdpl) menyusut menjadi 110 mdpl.

Mengutip dari Kompas.com, informasi tersebut disampaikan Dwikorita di Posko Terpadu Tsunami Selat Sunda, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Selasa (1/1/2019).

"Pantauan terbaru kami lewat udara, gunung sudah landai, asap mengepul dari bawah air laut."

Baca Juga : Divonis Mati, Pengusaha Kaya Ini Serahkan Seluruh Hartanya untuk Mendirikan Masjid Hingga Madrasah di Afrika!

"Tapi di badan gunung yang tersisa di permukaan, ada celah yang mengepul terus mengeluarkan asap, celah itu pastinya dalam, bukan celah biasa," kata Dwikorita, mengutip sumber yang sama.

Dwikorita menyebutkan terjadi retakan baru dalam satu garis lurus di satu sisi badan Gunung Anak Krakatau yang diduga akibat getaran tinggi saat terjadi erupsi.

Adanya retakan tersebut dikhawatirkan kembali menyebabkan longsor yang dapat berdampak tsunami.

Baca Juga : Bisa Terinfeksi Jamur Hingga Virus, Benda di Rumah Ini Sebaiknya Tak Dipinjamkan ke Orang Lain!

"Yang kami khawatirkan di bawah laut curam, di atas landai. Jika retakan tersambung, lalu ada getaran, ini bisa terdorong, dan bisa roboh (longsor)," ujar dia.

Bagian badan gunung yang diduga akan longsor karena retakan tersebut, bervolume 67 juta kubik dengan panjang sekitar 1 kilometer.

Baca Juga : Dihuni 8 Kali Lipat dari Kapasitas Seharusnya, Narapidana Ini Bikin Tempat Tidur Melayang Bak Orang Utan!

Volume tersebut lebih kecil dari longsoran yang menyebabkan tsunami pada 22 Desember 2018 lalu, yakni sekitar 90 juta kibik.

"Jika ada potensi tsunami, tentu harapannya tidak seperti yang kemarin, namun kami meminta masyarakat untuk waspada saat berada di zona 500 meter di sekitar pantai," kata dia.

Baca Juga : Irish Bella Habiskan Tahun Baru Bersama, Warganet: Tiap Sinetron Ganti Pacar, Intip Ruang Tamu Milik Ammar Zoni

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG membagikan kondisi terbaru aktivitas Gunung Anak Krakatau per 1-2 Januari 2019.

Secara visual teramati asap putih tebal setinggi 200-1500 meter di atas kawah.

Untuk aktivitas kegempaan, PVMBG mencatat tremor amp 1-18 mm terus menerus terjadi.

Baca Juga : 3 Deretan Artis Lepas Hijab Paling Fenomenal ini Beberkan Isi Rumah yang Mewah Banget!

PVMBG mencatat terjadi sebanyak 51 kali gempa letusan, 454 kali gempa hembusan dan satu kali gempa vulkanik dalam.

Gunung Anak Krakatau kini berada pada status siaga/level III dengan radius bahaya 5 kilometer.

Terkirim kode 'orange tanggal 1 Januari 2019 pukul 14.50 WIB dan tinggi asap 910 mdpl serta arah angin ke timur laut.

Baca Juga : Habiskan 12 Miliar Menginap di Hotel Mewah Selama 10 Tahun, Nenek Ini Ungkap Sumber Uang Miliknya

Atas kondisi tersebut, berikut adalah rekomendasi PVMBG untuk masyarakat sekitar:

1. Masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer dari kawah.

Yaitu di dalam kompleks Gunung Krakatau yang dibatasi oleh Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.

Baca Juga : Vessel, Bangunan Menyerupai Sarang Lebah yang Berada di New York

2. Masyarakat agar menyiapkan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu.

Sebelumnya status Gunung Anak Krakatau dinyatakan naik menjadi Level III (Siaga) pada Kamis (27/12/2018) lalu.

Lewat rilis yang ditulis di situs resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB), peningkatan status Gunung Anak Krakatau dilakukan setelah dilakukan pengamatan dan analisis data visual sejak Kamis pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB.

Soal naiknya status Gunung Anak Krakatau menjadi siaga juga diungkapkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Baca Juga : Miliki Interior yang Mengesankan, 7 Museum Ini Wajib Kamu Kunjungi!

Peningkatan status Gunung Anak Krakatau ini juga diiringi adanya potensi bahaya berupa lontaran material pijar, awan panas, serta aliran lava dari pusat erupsi yang mengarah ke selatan.

Saat itu zona berbahaya diperluas menjadi 5 kilometer terhitung dari kawah Gunung Anak Krakatau.

Baca Juga : Recycling Reject, Furnitur yang Dibuat dari Kertas Daur Ulang, Begini Tampilannya!

"PVMBG menaikkan Status Gunung Anak Krakatau dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III), dengan zona berbahaya diperluas dari 2 kilometer menjadi 5 kilometer.

Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah."

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BMKG Imbau Masyarakat Waspada Tsunami Susulan Setelah Temukan Retakan Baru di Gunung Anak Krakatau

Editor : Amel

Baca Lainnya