Menggemaskan! Lemari yang Meniru Toko Anime Ini Tampil dengan Warna Lucu dan Bentuk Geometris Berani

IDEAonline -Adam Nathaniel Furman menciptakan sepasang lemari flamboyan, meniru toko-toko Anime penuh warna dari pusat perbelanjaan tahun 1960-an di Jepang.

Menampilkan warna-warna yang saling berbenturan dan bentuk-bentuk geometris yang berani, lemari kartun diberi nama Nakano Twinsmirip seperti mal Nakano Broadway di Tokyo.

Pusat perbelanjaan empat lantai ini terkenal di kota ini karena banyak toko yang menjual barang-barang anime, video game, manga, dan figur-figur karakter animasi.

Kedua unit terbuat dari baja berlapis bubuk, disemprot MDF dan dicat tulipwood. Dipasang di kastor, dirancang untuk multifungsi.

Baca Juga : Buat Lemari Pakaian Selalu Harum dengan 4 Cara Mudah Ini Yuk!

Furman yang berbasis di London mengatakan kepada Dezeen, "Nakano Twins adalah sepasang unit furnitur yang dirancang untuk menjadi penuh kepribadian seperti karakter kartun, anggota keluarga kecil yang luwes dan suka bicara yang membawa animasi sebanyak mungkin ke ruang-ruang tempat mereka bahagia. "

Dia melanjutkan, "Nakano Twins mengikuti pemiliknya di sekitar kantor atau apartemen mereka dengan roda oranye kecil mereka, menawarkan untuk menjadi meja samping tempat tidur, penyimpanan kantor, atau hanya teman rumah tangga yang penuh warna dan setia. "

Baca Juga : 10 Cara Ini Dijamin Bikin Lemari Pakaian di Kamar Anti Berantakan

Yang pertama berisi tiga laci dan memiliki tiga warna utama yaitu pink, biru cerah dan kuning.

Yang kedua adalah unit enam laci, dengan bagian depan berwarna kuning lemon, panel belakang berwarna merah muda dan sisi biru.

Laci kedua kabinet berisi ceruk melengkung, dengan pegangan tegak ditempatkan di tengah masing-masing.

"Unit dibuat di London, terinspirasi oleh Tokyo, dan benar-benar 100% Kawaii," tambah Furman, merujuk padaistilahlucu di Jepang.

Furmansendiridikenal sebagai pakar postmodernisme, gaya akhir abad ke-20 yang mengeksploitasi dan melebih-lebihkan referensi sejarah.

Dia baru-baru ini merilis sebuah buku berjudul Revisiting Postmodernism, yang ditulisnya bersama arsitek Terry Farrell. (*)