IDEAonline -Jembatan Kembar Gowa, Sulawesi Selatan sempat ditutup warga karena panik jembatan akan roboh akibat derasnya luapan air sungai.
Warga memasang kayu dan bambu dan mencegah pengendara untuk melintasi Jembatan Kembar Gowa.
Namun aksi itu tak berlangsung lama, pihak kepolisian yang berada di lokasi langsung membuka blokade warga dan membiarkan mobil melintas.
Jembatan Kembar Gowa sendiri dikhawatirkan akan roboh karena Sungai Jeneberang meluap pada Selasa (22/1).
Air sungau meluap sampai di sekitaran taman di bawah Jembatan Kembar Gowa.
Baca Juga : JPO Bundaran Senayan, Jembatan Penyebrangan yang Instagramable dan Ramah Difabel
Baca Juga : Ngerinya Banjir Bandang di Jeneponto, Rumah Hanyut Terbawa Arus
Dilansir dari Tribunnews,Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengunjungi Jembatan Kembar Gowa pada Selasa (22/1).
Dalam pantauannya, Wagub Sulsel melihat langsung kondisi masyarakat serta menginstruksikan agar warga menjauh dari Jembatan Kembar tersebut.
Andi Sudirman juga menambahkan, bahwa dirinya tetap memantau perkembangan dari Balai Pompengan.
Iajuga telah menginstruksikan kepada BPBD setempat dan provinsi untuk saling koordinasi dan melengkapi.
Sejak Selasa (22/1), hujan lebat mengguyur hampir seluruh wilayah di Sulawesi Selatan.
Beberapa daerah di wilayah Sulawesi Selatan mengalami banjir.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat curah hujan di Panaikang 122 mm, Maros, 133 mm, Hasanuddin 197 mm, Gowa 101 mm, Paotere 84 mm.
Baca Juga : 3 Ide Kreatif Ciptakan Inspirasi Desain Dapur Bernuansa Alam Terbuka
Sedangkan kecepatan angin tertinggi tercatat di Paotere 32 knot.
Dari rilis Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar, dalam beberapa hari ke depan, hujan dengan intensitas lebat disertai angin kencang diperkirakan masih terjadi di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat meliputi Kota Makassar, Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep, Kabupaten Barru, Kabupaten Gowa.
Selanjutnya, wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan meliputi Kabupaten Takalar, Kabupaten Jeneponto, dan Kepulauan Selayar.
Plt Kepala Balai Besar MKG Wilayah IV Makassar, Joharman SH MM sepertidilansir Tribunnews.com mengatakan bahwa curah hujan yang tinggi disebabkan oleh adanya daerah tekanan rendah di sekitar laut Flores dan daerah konvergensi di wilayah Selat Makassar.
Baca Juga : Musim Hujan, Atasi Hawa Dingin di Rumah dengan Gaya Arsitektur Ini!
Selain itu, suhu muka laut yang hangat di perairan Sulawesi Selatan dan kelembaban yang juga sangat tinggi menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan sangat signifikan di wilayah Sulawesi Selatan, khususnya pesisir Barat.
Dengan kondisi tersebut, Joharman mengimbau masyarakat agar mewaspadai bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi, seperti banjir, longsor, dan angin kencang. (*)
Baca Juga : Kesal Rumah Bocor Saat Musim Hujan? Yuk Cegah dengan 4 Cara Ini