Beda Kisah Khofifah Indar Parawansa yang Pernah Jualan Es, Sosok Emil Dardak Sempat Jadi World Bank Officer

Kamis, 14 Februari 2019 | 17:30
kolase ideaonline

Beda Kisah Khofifah Indar Parawansa yang Pernah Jualan Es, Sosok Emil Dardak Sempat Jadi World Bank Officer

IDEAonline -Presiden Joko Widodo atau Jokowi akhirnya melantik Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur di Istana Negara Jakarta pada Rabu 13 Februari 2019.

Arumi Bachsin setia mendampingi sang suami, Emil Elistianto Dardak atau Emil Dardak saat dilantik menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur di Istana Kepresidenan.

Kompas.com

Khofifah Indar Parawangsa dan Emil Dardak saat dilantik oleh Presiden Jokowi (13/2/2019).

Arumi Bachsin mengenakan kebaya dan jilbab putih dengan bawahan batik coklat.

Untuk melengkapi penampilannya, Arumi juga menggenakan tas hitam.

Ia mengaku tak memiliki persiapan khusus saat akan ke Istana Negara guna mendampingi suaminya saat dilantik Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Hari itu, Khofifah Indar Parawansa bersama pasangannya Emil Dardak, disumpah oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan.

Khofifah Indar Parawansa akan tercatat dalam sejarah pemerintahan di Jawa Timur sebagai gubernur perempuan pertama.

Prosesi pelantikan di Istana Negara diawali dengan menyanyikan lagu "Indonesia Raya", kemudian dilanjutkan dengan pembacaan surat keputusan presiden tentang pelantikan Khofifah beserta Emil.

"Surat Keputusan Presiden Nomor 2/P Tahun 2019 tanggal 8 Januari 2019 2019 tentang Pengesahan dan Pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur," ujar Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara Cecep Sutiawan.

Baca Juga : Emil Dardak Sebut Adiknya Terkena Serangan Jantung, Arumi Bachsin Tampak Sambut Para Pelayat di Rumah Duka

Sosok tangguhKhofifah

Seperti apa sosok Khofifah yang akan memimpin Jawa Timur lima tahun ke depan itu?

Lahir pada 19 Mei 1965, Khofifah Indar Parawansa dibesarkan di lingkungan perkampungan padat di Kawasan Wonocolo Surabaya.

SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM
japrit

Beda Kisah Khofifah Indar Parawansa yang Pernah Jualan Es, Sosok Emil Dardak Sempat Jadi World Bank Officer

Sebuah kampung yang kini terhimpit oleh kemajuan Kota Pahlawan. Rumah masa kecil Khofifah hingga kini masih ada meski tidak lagi dihuni.

Rumah masa kecil Khofifah masih ada di kampung Wonocolo. Rumah itu bernomor 1, dan bercat hijau. Bukan rumah yang besar. Hanya sepetak rumah berlantai satu dan beratap rendah.

Di rumah itu, Khofifah bersama lima saudaranya hidup dan dibesarkan.

Dengan kondisi perekonomian yang cukup, Khofifah ditempa menjadi anak kecil yang ulet dan agar mampu berdiri di atas kaki sendiri.

“Saya dulu saat kecil itu jualan es lilin keliling kampung. Sambil bermain, sambil jualan es. Saya nggak malu,” kata Khofifah.

Ia sempat jualan es lilin dari kelas empat SD hingga dua tahun. Bahkan ke sekolah ia beberapa kali juga membawa dagangan untuk dijual ke teman-teman di sekolahnya.

Sejak kecil ia sudah dibiasakan untuk tidak hidup dalam lingkungan yang manja dan berpangku tangan.

Baca Juga : Adik Emil Dardak Meninggal Karena Diduga Lakukan Eksperimen, Rumah Dinas Arumi Bachsin Dulu Ikut Jadi Sorotan

Sosok Menarik Emil Dardak

Berasal dari keluarga terpandang, orangtua Emil Dardak bukan orang sembarangan, ayahnya adalah Hermanto Dardak dan ibunya adalah Sri Widayati.

Dilansir oleh tribun jabar,Ayah Emil Dardak pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum periode tahun 2010-2014.

instagram.com/emildardak/

Beda Kisah Khofifah Indar Parawansa yang Pernah Jualan Es, Sosok Emil Dardak Sempat Jadi World Bank Officer

Pria yang lahir di Jakarta, 20 Mei 1984 ini juga bukan merupakan keturunan orang sembarangan.

Kakek Emil Dardak, H Mochamad Dardak ternyata adalah satu di antara sejumlah kiai Nahdlatul Ulama atau NU.

Tidak hanya itu,Emil Dardak sempat menempuh pendidikan formal yangtak bisa dipandang sebelah mata

Tercatat, Emil Dardak telah mengenyam pendidikan tingginya di luar negeri.

Emil Dardak memperoleh gelar diplomanya setelah menempuh pendidikan di Melbourne Institute of Business and Technology pada tahun 2001.

Kemudian, Emil Dardak melanjutkan program S1 di Universitas New South Wales, Australia.

Pendidikan formal yang ditempuhnya tak sampai di situ.

Dia menempuh program S2 dan S3 di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang.

Di usia 22 tahun, ia berhasil meraih gelar doktor.

Di bidang nonpolitik, Emil Dardak sempat bekerja sebagai World Bank officer di Jakarta dan Media Analysis Consultant di Ogilvy.

Gimana menurut IDEA lovers? (*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya