IDEAonline - Bujet masih menjadi persoalan utama bagi kaum milenial untuk memiliki sebuah hunian. Berbagai solusi pun dicari untuk memenuhi kebutuhan pokok tersebut. Salah satunya dengan mengusung konsep baru, yakni Redu House. Konsep ini merupakan inisiasi Bekraf yang memilih Rahmat Indrani, arsitek dari biro SPOA untuk mengembangkan konsep desain hunian alternatif bagi para kaum milenial.
Baca Juga : Konsep Pernikahan di Kapal Pesiar Bocor, Yuanita Christiani Ceritakan Dirinya Sempat Menjomblo 6 Tahun Hingga Akhirnya Rajin BerdoaApa itu Redu House? Redu House merupakan konsep desain yang mereduksi semua elemen arsitektur mulai dari konstruksi sampai ke gaya hidup penghuninya. Dengan konsep ini, Rahmat mengklaim bahwa bujet untuk membangun rumah menjadi lebih hemat 40%. “Rumah ini hanya mengeluarkan bujet maksimal 3,5 juta per meter persegi. Kalau rumah konvensional kan bisa 5-6 juta ya per meternya. Jadi, bisa hemat 40%,” ungkap Rahmat. Baca Juga : Ini Tiga Caranya Menciptakan Kesan Luas di Apartemen 36 Meter Persegi
Angka ini tercipta bukan tanpa perhitungan yang jelas. Kita lihat dari sisi konstruksi, konsep Redu House itu lebih menekankan untuk menggunakan material dengan ukuran terkecil, misalnya baja dengan ukuran paling kecil di pasaran yakni dimensi 12 meter. Meski ukurannya kecil, ini tidak mempengaruhi kualitasnya.Dengan ukuran konstruksi baja tersebut, maka material lainnya pun akan mengikuti. Seperti lantai atas yang tidak dicor, melainkan hanya dengan kayu press.
Hal kedua yang ada dalam konsep Redu House adalah tinggi dari setiap bangunan yakni 2,4 meter. Rahmat mengatakan bahwa bangunan dengan tinggi 2,4 meter itu bisa dikerjakan dengan hanya satu tukang dalam waktu satu hari. Dengan tinggi bangunan 2,4 meter, dirasa Rahmat tidak hanya ideal dalam hal desain tetapi juga dalam hal biaya. Biaya dapat berkurang cukup besar karena setiap material ternyata memiliki ukuran yang pas dengan tinggi 2,4 meter.
Baca Juga : Asli Indonesia, Kaesang Pangarep Malah Ngaku Sebagai Anak Blasteran, Ternyata Ini Alasannya!
Seperti material satu besi pelat utuh untuk tangga yang ternyata bila dipotong pas dengan tinggi 2,4 meter. Lalu, material kaca pada pintu depan dan belakang pun juga pas dengan ukuran material yang ada di pasaran. “Jadi, kita memikirkan agar setiap material yang digunakan itu pas, tidak ada yang sisa,” tambahnya.Baca Juga : Bosan Bikin Keributan dengan Gibran, Kaesang Pangarep Kini Lirik Bobby Nasution, Siap Saingi Bisnis Kopi Sang Mantu Presiden!
Yang tak boleh terlupakan, konsep Redu House juga sangat memungkinkan untuk menerima material-material recycle.Lantai atas, material kayunya adalah kayu jati belanda bekas. Penggunaan material daur ulang ini membuat harga setengah lebih murah ketimbang menggunakan material baru.
Terakhir adalah memanfaatkan material yang tak terpakai. Tanah hasil galian dan bongkaran rumah ini tidak dibuang melainkan dipakai sebagai pondasi rumah. Di lantai satu terdapat perbedaan ketinggian yang cukup jelas yang merupakan hasil dari urukan tanah tersebut.
Baca Juga : Sempat Jadi Seorang Model, Bebi Silvana Juga Pengusaha Tajir Melintir, Intip Toko Pakaian Miliknya!
Jadi konsep Redu House itu konsep yang dipikirkan secara keseluruhan, dari hulu ke hilir, dari sistem bangunannya, teknik konstruksinya, pekerjanya, hingga ke gaya hidup penghuninya. Dengan skema tersebut, rumah ini bisa selesai dalam waktu 6 bulan dan dengan total dana hanya sebesar 275 juta rupiah.
(*)