IDEAonline -Bencana banjir bandanglanda Kabupaten Madiun, Jawa Timur, sejak Rabu (6/3).
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, banjir yang melanda Kabupaten Madiun ini semakin luas.
Pada Kamis (7/3), terdapat 52 desa di 12 kecamatan telah terendam banjir.
Banjir terjadi karena luapan Sungai Bengawan Solo dan hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.
Sementara itu, ribuan rumah milik warga dilaporkan mengalami kerusakan.
Dilansir Kompas.com, Bupati Madiun, Ahmad Dawami yang akrab disapa Kaji Mbing mengatakan, tim SAR gabungan berusaha mengevakuasi semua warga yang terdampak banjir bandang.
Baca Juga : Agar Taman Bebas Banjir, Ini Solusi Jangka Pendek dan Panjangnya!
Total keluarga yang terdampak akibat banjir bandang mencapai 5.707 kepala keluarga.
Akibat banjir bandang yang melanda sejak Rabu (6/3/2019) dilaporkan 5.086 pemukiman warga rusak.
Hal itu berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Madiun yang ditempel di Posko Penanganan Bencana Alam Banjir Kabupaten Madiun pada Kamis, pukul 16.18.
Lalu, permukiman warga yang rusak akibat diterjang banjir bandang sebanyak 5.024 rusak ringan dan 62 rumah warga rusak berat.
Berdasar pengamatan sementara Kompas.com, banjir bandang di Madiun, Jawa Timur, dilaporkan telah surut.
Namun, 1.500 warga Madiun memilih untuk mengungsi di beberapa posko yang didirikan di desa dan kecamatan.
Alasan warga memilih mengungsi lantaran was-was banjir bandang akan kembali merendam permukiman mereka.
Pantauan Kompas.com di salah satu posko yang berada di Kantor Kecamatan Balerejo dan Kantor Desa Garon, ratusan warga yang didominasi manula dan anak-anak masih menempati lokasi pengungsian.
"Masing-masing desa dan kecamatan yang terdampak banjir membuat posko. Total pengungsi yang berada di posko mencapai 1500-an orang," kata Bupati Madiun Ahmad Dawami. (*)