Bocah 6 Tahun Tewas di Kolam Renang Akibat Sang Pelatih Main Hp, Catat yang Harus Dilakukan Saat Melihat Orang Tenggelam!

Sabtu, 06 April 2019 | 14:30
pixabay/adrit1

Berenang di kolam renang umum bisa berisiko tertular penyakit.

IDEAonline-Berenang adalah salah satu aktivitas menyenangkan yang sering diajarkan orangtua pada anak.

Selain menyenangkan, berenang juga bisa melatih motorik si kecil, terutama jika dia masih dalam tahap tumbuh kembang.

Tetapi bagaimana jika akitivitas tersebut malah membahayakan anak Anda?

Kali ini anak berusia 6 tahun yang tengah asyik berenang meninggal dunia secara mengenaskan akibat tenggelam di kolam renang.

Dilansir dari Grid.ID, Gadis bernama Sherlyn Ler ini tenggelam karena hendak belajar renang di kolam renang, guna persiapannya masuk ke sekolah dasar (SD).

1 Tahun lebih menjadi misteri, akhirnya penyebab tewasnya Sherlyn Ler terungkap pada Selasa (2/4/2019) kemarin.

Baca Juga : Kesepian karena Ditinggal Sang Istri, Seorang Kakek Buat Kolam Renang untuk Meramaikan Rumahnya

Ilustrasi Anak Tenggelam

Baca Juga : Ada di Tepi Jurang, Rumah Ini Tampil Mewah dengan Atap dengan Kolam Renang

Pelatih renang korban, 2 orang penjaga kolam renang, hingga ibu korban sendiri, menjadi sebab Sherlyn Ler meninggal dunia.

Berdasarkan laporan ahli autopsi yang tayang di Channel News Asia, awalnya Sherlyn Ler dibawa sang ibu ke kolam renang untuk berlatih.

Sherlyn Ler awalnya berniat untuk berlatih renang, sebelum resmi masuk ke sekolah dasar pada tahun itu.

Ahli autopsi mengatakan, jika gadis dengan tinggi 111 cm itu belajar berenang bersama 5 orang murid lain, di dalam kolam sedalam 1 meter.

Setelah melakukan pemanasan, pelatih renang bernama Matthew Yeo, menuntun Sherlyn ke tengah kolam renang.

google review

Area kolam renang

Mengutip World of Buzz, dua orang penjaga kolam yang bertugas, Firdaus dan Law, diketahui lalai dalam menjalankan tanggung jawabnya.

Berdasarkan rekaman CCTV, Law sibuk menata kursi di sekitar kolam, sedangkan Firdaus tengah asyik bermain HP kala bertugas.

Baca Juga : Kaburkan Batas Seni dan Arsitektur, ANTIREALITY Ciptakan Konsep Sempurna Rumah untuk Liburan dengan Atap Kolam Renang

Padahal menurut peraturan, seorang penjaga kolam dilarang keras membawa HP saat bertugas, karena dapat mengganggu tugas.

"Seorang penjaga kolam renang tak boleh bermain HP atau cuma sekedar mengobrol," ungkap sang ahli forensik.

Pasalnya, orang yang tenggelam di kolam renang akan meninggal dalam waktu 20 hingga 60 detik, tanpa suara.

Dilansir dari alodokter, ini tahapan penting yang bisa dilakukan ketika seseorang tenggelam.

Pertama. Berteriak untuk menarik perhatian orang lain di sekitar Anda.

Terlepas dari Anda bisa membantu langsung maupun tidak, tidak ada salahnya meminta bantuan orang agar lebih mudah menolong korban.

Anda juga bisa meminta bantuan untuk menghubungi layanan darurat, penjaga pantai atau tim penyelamatan.

Kedua. Lihat sekeliling untuk mencari alat yang dapat membantu. Jika korban tidak terlalu jauh, cobalah memanggil dan menenangkannya.

Baca Juga : Cakepnya Kebangetan! Kepoin Ide Menghias Balkon Ala Selebgram Turkey, Hasilnya Bikin Mupeng

The News Fact
The News Fact

Ibu sibun main ponsel, ia tak menyadari jika anaknya tewas tenggelam di kolam renang. (ilustrasi)

Kemudian, jika Anda mampu, cobalah meraih tangan korban atau pun menggunakan tali dan alat bantu lainnya.

Yang terpenting, usahakan untuk mengeluarkan korban dari dalam air.

Ketiga. Ketika korban tenggelam berhasil dibawa ke darat, segera baringkan.

Jika korban tidak bernapas, lakukan pertolongan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru dengan menekan telapak tangan di bagian tengah dada yang sejajar dengan puting.

Jika perlu, Anda dapat membantu menekan dengan menggunakan dua tangan yang saling tumpang tindih.

Tekan sedalam kurang lebih 5 cm dengan hati-hati, sebanyak 30 kali dengan rata kecepatan sekitar 100 kali tekanan per menit.

Dengan kata lain, menekan sebanyak 30 kali dalam waktu sekitar 20 detik. Pastikan dada kembali ke posisi semula sebelum ditekan kembali. Kemudian periksa apakah korban sudah bernapas.

Jika korban belum juga bernapas setelah dilakukan resusitasi jantung paru, coba membuka jalan pernapasan dengan menengadahkan kepala korban dan mengangkat dagu.

Namun, hati-hati saat memegang leher korban, karena ada kemungkinan terjadinya cedera leher atau tulang belakang.

Pencet hidung korban, kemudian tiupkan udara ke arah mulut korban. Tiupkan dua kali dalam satu detik.

Semoga bermanfaat yah! (*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti