7 Persiapan Sebelum Memutuskan Pakai Material Alam di Rumah

Rabu, 17 April 2019 | 11:41
kristian savov, blagovesta dimencheva and iva smilkova

Rumah Bambu di Nepal

Laporan Majalah Renovasi edisi 38

IDEAonline -Saran praktis mengolah bahan bangunan agar tampil optimal dan minim perawatan.

“Selain sisi estetik, bagi kita, kayu lebih mencairkan suasana.

Baca Juga : Intip Material Pengganti Kayu Ini, Tampilannya Bikin Melongo Saking Uniknya!

Terasa lebih lembut, lebih tropis,” tutur Oscar Eldion, Arsitek dari AB Architect.

Pemikiran Oscar mungkin sejalan bagi Anda yang gemar mengaplikasikan material alami untuk rumah.

Suasana merumah dari warna dan tekstur kayu menjadikan material ini punya tempat tersendiri di hati masyarakat.

Tak sekadar kayu, material batu, bambu bahkan rotan pun demikian.

Kesan alami yang muncul tak tergantikan oleh material pabrikasi lain.

Namun material alami tanpa olahan pabrikasi ini juga punya kelemahan. Mulai dari daya tahan yang terbatas, tidak kedap air, mudah berlumut hingga produksinya yang terbatas.

Untuk menghasilkan tampilan dan olahan yang optimal, baik dari ketahanan dan desain, berikut 7 cara yang dapat Anda lakukan sebelum mengunakan material tersebut.

1.Tentukan Fungsi

Sebelum menggunakan, pastikan fungsi material alam tersebut, sebagai struktur atau sekadar penutup.

Bambu misalnya, untuk struktur harus memakai bambu petung dan gombong yang punya dimensinya besar dan kuat.

kristian savov, blagovesta dimencheva and iva smilkova
kristian savov, blagovesta dimencheva and iva smilkova

Rumah Bambu Modular di Nepal

Tidak boleh sembarangan. Untuk kayu bisa menggunakan jati, ulin atau bengkirai.

Lain cerita bila hanya untuk sekadar finishing atau dekorasi.

Daya tahan dan kekuatan tak menjadi prioritas. Motif, tekstur dan pemasangan menjadi tolak ukur.

2. Cek Lokasi

Dimana penempatan material yang akan dipakai, eksterior atau interior? Jika interior, maka langkah perawatan cenderung lebih sedikit.

Pelapisan sebagai perlindungan pun tak banyak, kecuali untuk aplikasi di area basah seperti kamar mandi atau dapur.

Untuk area outdoor maka pelapisan perlindungan awal dan perawatan harus dilakukan berkala.

Hujan dan sinar matahari semakin lama akan memudarkan cat pelapis dan akhirnya air dapat masuk. Kayu, bambu maupun batu pun bisa berubah warna dan mudah lapuk.

3. Pilih Pelapis

Cat pelapis untuk kayu, bambu dan batu yang ada di pasaran sangat beragam.

Sesuaikan cat pelapis tersebut berdasarkan lokasi penempatan dan tampilan yang diinginkan.

Kamar tidur utama rumah bambu di Bali

Untuk area outdoor misalnya, pilih pelapis yang tahan terhadap cuaca dan sinar UV.

Sedangkan untuk tampilan, ada dua pilihan yang dapat dipakai.

Baca Juga : Harus Pintar! Perhatikan 4 Tips Memilih Lokasi Rumah Bebas Banjir

Surface finish dengan lapisan bening yang mengkilap dan penetrating finish yang menampilkan warna kayu asli. Pilih sesuai selera yang Anda inginkan.

4. Cek Kematangan

Anda juga harus cermat dalam memilih material yang telah matang dan kering. Jangan hanya bergantung pada coating cat.

Tingkat kematangan penting khususnya untuk kayu dan bambu. Jika belum matang maka tingkat kekerasannya akan berkurang. Rayap pun jadi mudah menyerang.

Tingkat kering material juga penting untuk menghindari muai susut yang tinggi. Jika muai susut maka material menjadi tidak stabil.

Mudah melengkung dan lepas dari sambungan.

5. Konsultasi dengan Ahli

Kontrol kualitas material yang yang kurang dari penjual kayu,bambu dan batu membuat Anda harus lebih berhati-hati ketika memilih.

Jangan tertipu oleh tampilan dan rayuan dari penjual.

Baca Juga : Miliki Tema yang Berbeda Tiap Ruangnya, A+R Residence Karya Studio Kuskus Buat Berdecak Kagum

Jika salah pilih, bersiaplah menyediakan dana ekstra untuk perbaikan dan penggantian.

Ketika memilih material, ajak arsitek, kontraktor maupun orang yang paham mengenai material yang sedang Anda buru. Minta masukkan mereka.

(www.designboom.com)

Bambu bisa dimanfaatkan sebagai material konstruksi rumah.

Jika perlu, gali informasi mengenai material yang akan dibeli via internet maupun majalah sebagai panduan awal.

Baca Juga : Selain Lebih Praktis, Ternyata Atap Baja Ringan Tahan Lama dan Tidak Mudah Terbakar!

6. Diskusi dengan Tukang

Pilih tukang sesuai keahliannya. Untuk bambu gunakan tukang bambu, kayu dengan tukang kayu. Demikian juga untuk batu.

Tukang yang khusus dalam satu jenis material mempunyai pemahaman yang lebih tentang cara mengolah material tersebut.

Mereka dapat menawarkan solusi saat ada masalah.

Jangan lupa, ketika mengaplikasikan, lakukan proses diskusi agar desain yang dihasilkan sesuai. Jika perlu bawa gambar sebagai panduan.

7. Siapkan Dana Perawatan

Dengan menggunakan material alam, Anda harus siap dengan proses perawatan berkala.

Mulai dari pembersihan, coating anti jamur/anti air hingga penggantian jika sudah lapuk. Sediakan dana untuk perawatan untuk jangka 1 tahun sekali.

Semoga membantu IDEA lovers!

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya