Laporan tabloid Rumah 180
IDEAonline - Bagian atas rumah, karena posisinya yang di atas, perlu ekstra hati-hati dalam memilih materialnya. Apa saja yang perlu Anda ketahui?
Keteduhan rumah dapat dirasakan berkat adanya “topi” di bagian atas rumah, yang terdiri dari rangka dan penutup atap.
Namun, alih-alih memberi rasa aman dan nyaman, ”topi” itu bisa runtuh apabila kita tidak memilih dan memasang materialnya dengan baik.
Kayu yang Kuat dan Indah
Sifat alamiah dipadu dengan kekuatan yang ada pada kayu menjadi alasan mengapa orang senang memilihnya sebagai rangka atap rumah tropis.
Kekuatan kayu terlihat pada bangunan kuno yang bertahan hingga kini yang biasanya rangka atapnya terbuat dari kayu.
Jenis kayu yang baik sering disebut kayu kelas I dan II, misalnya kayu jati,ulin, damar laut, kamper banjar, dan bangkirai.
Menurut Rudi, Bagian Marketing PD Kayu Raja Mandiri yang berlokasi di Gunung Putri, Bogor beberapa jenis kayu tersebut, terutama jati sudah jarang digunakan karena sudah langka.
”Kayu kamper banjar juga sudah mulai langka,” lanjutnya. Kini kayu bangkirai banyak digunakan untuk rangka atap.
Baja Ringan yang Kuat
Baja ringan semakin marak dipergunakan pada 10-15 tahun belakangan ini di Indonesia.
Ini merupakan hasil teknologi tinggi sebagai pengganti peran kayu yang sudah mulai berkurang keberadaannya.
Bahkan material ini sering ditawarkan oleh pengembang sebagai nilai lebih pada spesifikasi struktur rangka atap bangunan rumah karena antilapuk antirayap, dan tahan sampai sekitar 20 tahun.
Yang perlu dipahami tentang rangka atap baja ringan adalah tekniknya yang sangat berbeda dengan pemasangan rangka atap kayu.
Konsep rangka baja ringan merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi antara satu rangka dengan lainnya secara struktural dan tidak bisa diperlakukan sebagai material satuan (parsial).
Sebaiknya Anda memilih atap baja ringan dari produsen yang sudah terkenal karena biasanya lebih berkualitas dan bertanggung jawab.
Smartruss, Pryda, J-Steel, Lion Truss, Sakura, Alsun, atau Karang Pilang Truss adalah beberapa nama yang meramaikan pasar rangka atap baja ringan dengan masing-masing keunggulan.
Penutup Atap
Fungsi atap tentulah sangat vital karena melindungi seluruh rumah, memberi kenyamanan pada penghuninya, dan menyempurnakan penampilan rumah.
Berbagai pilihan jenis material penutup atap dengan masing-masing keunggulannya dapat dipilih sesuai dengan selera dan kebutuhan, misalnya genting keramik dan atap metal, beton, dan bitumen.
Genting keramik bisa disebut versi modern dari genting tradisional yang berbahan dasar tanah liat yang kita kenal selama ini. Dengan teknologi yang tinggi dapat dihasilkan genting keramik berglazur yang kaya warna dan kuat.
Genting Kanmuri misalnya, melalui proses pembakaran hingga suhu 1.1000C selama 18 jam membuat genting keramik mampu menahan beban 175 Kgf.
Sedangkan Karang Pilang melahirkan genting flat Gemini Shingle Tile dengan bercak multiwarna yang unik.
”Bentuk genting flat ini untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang memilih gaya rumah minimalis yang simpel,” kata Anong Riandono, ST, Showroom & Marketing Manager pada PT Cerarufindo Primamandiri.
Genting metal yang tersedia dalam berbagai warna ini tidaklah seberat yang dibayangkan. Beratnya hanya 2,5 kg/m2
Genting beton terbentuk dari campuran campuran pasir, bahan pengikat dan penguat dan pewarna. Pasir yang dipilih harus bebas dari bijih besi karena jika tidak, beton akan rapuh karena karat. Genting beton naik daun seiring maraknya gaya rumah minimalis.
Genting bitumen berbentuk lembaran dan berbahan dasar aspal yang dicampur dengan serat organik, resin dan mineral relatif ringan. Merek Onduvila misalnya, hanya 1,27 kg untuk ukuran lebar 106 cm x 40 cm dan tebal 3 mm ini atau 4 kg m2.
(*)