Edisi keenam Singapore Design Week 2019 telah kembali. Acara ini merupakan tempat bagi pemilik rumah, desainer & arsitek di Asia untuk merayakan passion desain mereka dan mewujudkannya di Singapura.
Liputan Khusus Singapore Design Week 2019
IDEAonline -Maret menjadi bulan perayaan bagi para desainer & arsitek saat Singapura menjadi tuan rumah Singapore Design Week (SDW) setiap tahunnya. SDW keenam ini diadakan dari 4-17 Maret 2019, dan merupakan kali kedua berturut-turut IDEA mendapat kehormatan untuk meliput acara bergengsi ini. Seperti halnya saya terkesan dengan SDW 2018 tahun lalu, SDW 2019 ternyata sama mengesankan, bahkan lebih mengagumkan.
Belajar dari pengalaman tahun lalu, saya meneliti hal-hal penting dari SDW 2019 dan berencana untuk memaksimalkan waktu saya saat di sana. Perencanaan yang cermat sangat direkomendasikan jika Anda ingin memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Ada lebih dari 80 acara di bawah naungan Singapore Design week dengan beberapa acara yang harus dipesan terlebih dahulu.
Sepanjang perjalanan 4 hari saya, saya menyadari betapa pentingnya infrastruktur yang disediakan Singapura untuk pengalaman menyenangkan bagi pengunjung seperti saya. Banyaknya acara yang berlangsung di berbagai tempat yang harus bergantung pada sistem transportasi umum yang efisien untuk berkeliling. Wi-Fi publik, yang membantu saya menavigasi jalan di kota dengan mulus.
Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong pernah berkata: “Singapura adalah negara yang didesain, tidak ada yang dimiliki negara saat ini yang alami, atau terjadi dengan sendirinya”. Kata-kata bijak ini terus berlaku hingga hari ini ketika SDW 2019 yang menghubungkan desainer, pegawai negeri dan masyarakat umum untuk mengeksplorasi dan menghargai pentingnya desain yang menyerap semua aspek kehidupan modern, dari perencanaan kebijakan makro dan tingkat pembangunan perkotaan hingga kehidupan individu sehari-hari. SDW 2019 juga membawa orang-orang dari seluruh dunia untuk berbagi, bertukar ide dan tren terbaru.
MENIKMATI SEJARAH PERJALANAN DESAIN SINGAPURA
Dengan begitu banyak hal terjadi dan waktu yang terbatas, saya harus memprioritaskan acara yang sesuai dengan passion saya. Acara-acara utama Singapore Design Week adalah 50 Years of Singapore Design, SingaPlural, Brainstorm Design, IFFS (International Furniture Fair Singapore), UNESCO Creative Cities of Design Public Forum, dan Street of Clans. Selain itu, ada juga banyak acara menarik seperti Wallpaper* Handmade dan The Singapore Urban Design Festival.
Pameran 50 Years of Singapore Design di National Design Centre adalah salah satu favorit saya dan ada di daftar pertama perjalanan saya. Saya berharap dapat menghabiskan sepanjang hari di sana untuk menyelami sejarah perjalanan desain Singapura yang disajikan dalam narasi yang indah tepat berjudul The Decades (1965-2015). Instalasi dibagi menjadi periode 10 tahun dengan menampilkan berbagai contoh karya dalam bentuk foto dan desain produk, ini menunjukkan bagaimana desain telah berkembang dan berkontribusi terhadap ekonomi dan pembangunan bangsa Singapura.
INOVASI KERAJINAN & MATERIAL
Jika Anda memiliki minat yang besar dalam seni dan kerajinan, Anda pasti akan menikmati beragam karya unik yang dirancang oleh desainer Singapura di pameran Wallpaper* Handmade yang berada di National Museum of Singapore. Pada hari pembukaan acara, semua desainer mempresentasikan karya mereka masing-masing yang juga akan ditampilkan di Milan Design Week akhir tahun ini.
Pada beberapa kesempatan, saya terinspirasi saat berinteraksi dengan berbagai pengusaha, desainer, dan arsitek. Di antaranya, saya sangat terkesan oleh Ren Katili, seorang arsitek Indonesia yang sangat disegani.
Ren, yang juga menghadiri SDW 2019 atas undangan Singapore Tourism Board (STB), berbagi bahwa ketujuh desainer Singapura memiliki perspektif unik untuk desain mereka. Namun, yang jauh lebih menarik adalah kisah di balik karya-karya mereka.
SingaPlural, yang diadakan di National Design Centre merupakan acara yang sangat direkomendasikan karena selalu menampilkan desain inovatif. Tahun ini, SingaPlural memiliki “Unnatural Phenomenon” sebagai tema dan instalasi yang dipamerkan menggunakan bahan-bahan unik sebagai cerminan fenomena alam. Ambil contoh, “Bo(u)lder”, sebuah kolaborasi antara EDL dan Formwerkz, yang secara cerdik menyandingkan patung laminasi 2 dimensi dengan ukuran berbeda untuk menghasilkan ilusi 3 dimensi berbentuk seperti siluet batu.
Eugene Kosgoron dari Formwerkz Architects mengatakan bahwa pameran ini adalah pameran seni kerajinan di Singapura. “Kerajinan sekarang lebih cenderung menggunakan teknologi, itulah yang ingin saya tunjukkan di sini.” Lanjutan Eugene Kosgoron.
KOLABORASI TALENTA DESAIN ASIA DENGAN DESAINER DUNIA
Pameran International Furniture Fair Singapore (IFFS) juga merupakan acara yang populer setiap tahunnya. Tahun ini, IFFS berlokasi di lokasi yang lebih strategis di Sands Expo and Convention Center, Marina Bay Sands.
IFFS cocok untuk pemilik rumah, pebisnis, dan pecinta furnitur dari seluruh dunia. Berbagai bahan secara kreatif digunakan untuk menghidupkan tren furnitur terbaru. Pajangan yang menarik ditampilkan dengan bangga di setiap gerai oleh berbagai merek karena masing-masing berlomba untuk mendapatkan perhatian. Ada total 204 merek internasional dan lokal seperti Commune, Koda, dan Ipse Ipsa Ipsum dari 15 negara peserta yang diwakili di IFFS.
Desain furnitur di IFFS mencontohkan Singapura sebagai tempat peleburan budaya Timur dan Barat. Misalnya, Ipse Ipsa Ipsum menghadirkan serangkaian furnitur modern Peranakan yang menggabungkan budaya Melayu, Cina, dan India terbaik untuk membentuk campuran unik khas Peranakan. Ada juga paviliun Indonesia dengan Made in Booth yang menampilkan hasil berbagai desain kontemporer dari 9 merek yang mewakili berbagai kota di Indonesia, seperti Bika Living, Byo Living, Cassia Studio, Studio Kandura, Studio Hiji, Santai Jogja, Uma, Rotan Yamakawa, Zaqi X Weijenberg.
IFFS juga menyediakan platform untuk talenta desain pemula di booth Design Stars-nya. Design Stars adalah inisiatif untuk memamerkan karya-karya desainer muda dan yang sedang naik daun. Tahun ini, ia menampilkan karya-karya dari 11 talenta dari lima negara Asia.
Desainer multi-disiplin top dari berbagai negara juga hadir di Brainstorm Design. Acara ini merupakan kolaborasi antara Design Singapore Council, Singapore Economic Development Board, tim editorial Fortune dan Wallpaper*.
Brainstorm Design tahun ini memiliki tema “Vision, Empathy, and Scale”. Acara ini menghadirkan banyak cerita dan inovasi desain yang menginspirasi berbagai tokoh dari merek-merek terkenal seperti Alibaba, Disney, Airbnb, SAP, Google, Mazda, dan Adobe.
Pada hari terakhir sesi Brainstorm Design ketika Nelson Coates, desainer produksi untuk Crazy Rich Asians, berbagi tentang berbagai tantangan yang dihadapi dan solusi yang diadopsi selama produksi film hit Hollywood yang menampilkan Singapura dalam kisahnya.
Saya juga terilhami ketika Nelly Ben Hayoun dalam ceramahnya “Designing The Impossible” menyarankan bahwa desainer memiliki peran penting dalam mengubah gagasan dan praktik kepemimpinan yang ada. Desainer Prancis pemenang penghargaan ini dijuluki Willy Wonka of Design.
FESTIVAL KOMUNITAS DAN KOTA KREATIF
Sesuatu yang berbeda di Singapore Design Week 2019 adalah Street of Clans, sebuah festival jalanan malam hari yang memamerkan lampu dan dekorasi warna-warni di sepanjang Bukit Pasoh Road. Festival ini menyoroti sejarah berbagai komunitas klan menggunakan perpaduan instalasi desain kreatif modern di luar dan di dalam bangunan.
Street of Clans memberikan sentuhan baru pada bangunan bersejarah yang biasanya dianggap kuno dan membosankan. Street of Clans adalah contoh yang baik di mana sejarah dapat dikemas ulang menjadi menarik dan penuh warna.
The Singapore Urban Design Festival merupakan salah satu event festival yang kembali tahun ini. Acara ini lebih besar dari sebelumnya dengan serangkaian acara menarik sepanjang akhir pekan. Edisi terbaru kali ini berlangsung selama 3 hari yang menggabungkan panel diskusi mengenai inovasi , hiburan dan musik, yang diadakan di atas sebuah parkir mobil bertingkat yang kurang dimanfaatkan di Jalan Besar District.
Salah satu dari banyak peristiwa penting dalam SDW 2019 adalah UNESCO Creative Cities of Design Public Forum yang menampilkan banyak perwakilan dari UNESCO Creative Cities of Design. Masing-masing perwakilan bergiliran menggambarkan peran desain dalam kebijakan publik, pendidikan, bisnis dan komunikasi, serta pengalaman pribadi mereka dalam tantangan dan peluang selama pekerjaan mereka. Turut hadir dalam acara ini adalah Dwinita Larasati sebagai Sekretaris Jenderal Forum Kota Kreatif Bandung yang merupakan salah satu pembicara dalam segmen Design X Communication. Dwinita Larasati mengatakan bagaimana kesenjangan komunikasi antara warga dan pemerintah dapat diatasi melalui DesignAction.bdg (DA.bdg).
Bergabung dengan SDW 2019 membantu saya lebih menghargai kampanye “Passion Made Possible” STB. Ini membuka mata saya pada peran Singapura sebagai pusat desain utama Asia yang membuka peluang bagi pemilik rumah, pebisnis, desainer dan arsitek Asia untuk secara esensial memenuhi hasrat mereka akan desain melalui pengembangan pengetahuan, membuat koneksi, berkolaborasi, dan terinspirasi.
“Singapore Design Week 2019 merupakan sebuah contoh di mana desain, pariwisata, bisnis, pendidikan, dan komunikasi bertemu di satu titik untuk meningkatkan kualitas masyarakat sebuah negara,” jelas Ren Katili, yang merangkum pengalamannya di SDW 2019.
Pengalaman saya di SDW 2019 meyakinkan saya bahwa acara-acara tersebut benar-benar dirancang untuk menyatakan ide, desain, dan inovasi yang mengubah bisnis, memberdayakan masyarakat, menginspirasi individu, dan membayangkan kembali masa depan. Sekarang SDW 2019 berakhir, saya tidak sabar untuk berpartisipasi dalam SDW 2020 tahun depan. Saya mengundang Anda untuk bergabung dengan saya tahun depan untuk kejutan dan instalasi yang mempesona yang akan di tampikan di SDW berikutnya. Pastikan untuk memesan penerbangan dan tiket masuk Anda lebih awal untuk mendapatkan pengalaman terbaik!
Untuk detail lebih lanjut kunjungi www.designsingapore.org/sdw atau pindai kode QR.