Laporan Majalah IDEA edisi 188
IDEAonline- Saat mengulas seluk-beluk generasi millennial, banyak aspek yang bisa dibahas.
Millennial adalah generasi anak muda yang lahir dalam rentang tahun 1980-an sampai 2000.
Sehingga boleh dikatakan, kamu yang berada di usia 15-34 tahun merupakan generasi millennial yang dianggap mengalami transformasi life style drastis, terutama sejak berkembangnya teknologi digital yang semakin pesat.
Tidak hanya itu, anak muda jaman sekarang juga terkenal dengan gila kerja.
Mirip dengan anak muda satu ini yang mempertimbangkan apartemen sebagai huniannya.
Nedya Loeren (34) sengajamembeli unit apartemen di bilangan Menteng, yang berjarak sekitar 30 menit dari tempatnya bekerja.
Dengan mobilitas yang tinggi dan kerap bekerja hingga larut, oleh perempuan yang disapa Nedya ini.
Apartemennya dijadikan tempat rehat di penghujung hari dari aktivitasnya yang cukup padat.
Baca Juga : Reino Barack Kaget dengan Kebiasaan Istrinya di Rumah 'Suka Nyempil'
Berbekal inspirasinya dari Pinterest, dengan sangat detail, ia menjelaskan apaapa saja yang ia mau kepada sang arsitek.
“Saat datang ke saya, klien sudah memiliki preferensi sendiri.
Taste dan sense-nya sangat bagus sehingga apartemen ini banyak sentuhan dari si pemilik,” ujar Fredi Indra, arsitek dari Renarendra.
Konsep Skandinavia yang simpel dan fungsional kemudian dipilih sebagai acuan desain.
Konsep tersebut sangat mewakili gaya hidup dari perempuan yang serba rapi dan minimalis ini.
Baca Juga : Jaga Bahagiamu di Bulan Ramadan, Ini Tips Sukses Makeover Ruang Bujet Terkendali
Semula, apartemen seluas 33 m2 ini terbagi menjadi dua kamar tidur, dapur, dan kamar mandi.
Melaluibantuan arsitek, dinding apartemen dibobok habis menjadi satu unit apartemen studio.
Baca Juga : Wow, Ada Hunian Harga Terjangkau Buat Milenial di Bandung Selatan
Awalnya, ada kekhawatiran dari Nedya dengan konsep open plan yang ditawarkan oleh Fredi.
Dengan desain apartemen studio, ia lantas jadi tidak memiliki kamar tambahan untuk keluarga atau teman yang menginap.
Namun, Fredi meyakinkan bahwa dalam sebulan paling-paling hanya dua atau tiga hari saja waktu yang dipakai untuk keluarga bermalam.
Baca Juga : Kunci Digital, Solusi Cerdas Kaum Milenial agar Lebih Aman dan Praktis
“Jadi, lebih baik budget yang dikeluarkan serta hasil yang didapat dari renovasi apartemen benar-benar dinikmati dan dirasakan sendiri oleh klien, bukan untuk tamu yang datang,” ujar Fredi.
Untuk menyiasati hal ini, Fredi merancang kasur tambahan yang tersembunyi di bawah kasur utama, yang sewaktu-waktu bisa digunakan saat diperlukan.
Pembagian ruang yang simpel diwujudkan dengan menggabungkan semua ruang ke dalam satu area yang luas.
Mulai dari dapur, area tidur, area kerja, dan area TV terakomodasi di dalam ruang tersebut tanpa batas dan sama sekali tidak berkesan sesak.
Mengingat kembali akan sisi fungsional yang diutamakan, di apartemen ini banyak ditemukan ruang penyimpanan yang cukup tersembunyi.
Hampir semua furnitur bermaterial multipleks dirancang secara customize oleh Fredi dengan desain simpel, fungsional, dan seperlunya.
Hal ini menurutnya, furnitur akan tampak lebih personal dan sesuai dengan kebutuhan ruang.
Salah satunya pada area tidur, di mana terdapat laci yang digunakan untuk menyimpan kamera dan perangkat elektronik.
Di sisi kiri rangka tempat tidur, terdapat kabinet tertutup untuk menyimpan koleksi sepatu, perlengkapan make up, serta barang lainnya.
Dekorasi juga demikian. Mewakili potret hidup dari pemilik hunian yang minimalis, hanya ada satu atau dua wall decor saja yang ditampilkan.
Sementara, koleksi pakaian yang dibiarkan menggantung tanpa adanya penutup, juga menjadi elemen dekorasi tersendiri di apartemen ini.
Agar terlihat selaras, warna pakaian yang dipajang dipilih yang sesuai dengan konsep ruangan, yaitu
Mantul kan IDEA lovers! Gimana menurut kalian?
(*)