Laporan Majalah IDEA 182
IDEAonline - Lahan yang terbatas, kepadatan hunian, dan kondisi eksisting bangunan, sering menjadi penghalang dalam memanfaatkan potensi alam untuk menciptakan rumah yang ideal.
Baca Juga : Cucu Orang Terkaya di Indonesia, Dita Soedarjo Miliki Resort Seharga Rp 73 Juta Permalam
Trik desain berikut ini diterapkan oleh para arsitek sebagai solusinya.
Material & Kemiringan Atap
Material massif seperti dak beton menyebabkan panas tidak dapat atau lebih lambat diteruskan.
Panas pada ruang juga disebabkan besar kecilnya sudut atap yang membentuk bantalan udara di bagian bawah atap.
Jika landai, maka radasi panas semakin dekat. Bentuk atap pelana mampu mengurangi suhu panas pada ruang di bawah atap.
Baca Juga : Beri Kesan Modern, Ini 5 Inspirasi Fasad Rumah dengan Tampilan Menarik
Teritisan
Semakin lebar teritisan atap, semakin ia dapat membuat ruang makin adem dan menghindari tampias air hujan.
Cara lain adalah dengan membuat atap tambahan yang berdiri sendiri atau bisa juga merapakan perpanjangan dari atap utama (tanpa dinding).
Baca Juga : Tanpa Atap, Tanpa Dinding Sekat! Nikmati Miliaran Bintang di Hotel Null Stern
Suhu ruang dapat berkurang karena suhu panas yang berasal dari luar telah didinginkan terlebih dahulu di teritisan sebelum masuk ke dalam rumah.
Ventilasi & Insulasi Atap
Sebagai ambang atas, atap merupakan bagian bangunan yang menerima panas matahari paling besar.
Baca Juga : Tidak Hanya Baja Ringan, Berikut Jajaran Material yang Cocok untuk Atap Kuat dan Tahan Lama!
Beri bukaan di ruang bawah atap agar panas tak terperangkap. Ini bisa berupa lubang pada sopi-sopi atau jendela untuk mengalirkan udara ke luar.
Cara lain dengan menggunakan bahan insulasi atap berupa lembaran aluminium foil berlapis glass wool.
(*)