LaporanTabloidRUMAH295
IDEAonline -Kok, masjid enggak ada kubahnya”?
Begitu komentar serombongan ibu-ibu pengajian di Masjid Al Irsyad, Kota Baru Parahyangan.
Masjid karya Ridwan Kamil tersebut berbentuk kubus, tanpa ada embel-embel kubah di atapnya.
Masyarakat Indonesia memang masih mengidentikkan kubah dengan masjid.
Sebagian mengganggap, tanpa kubah, masjid seperti kehilangan jati dirinya.
Sebagian lagi mengira, kubah adalah ciri khas bangunan Islam.
Baca Juga : Megah Banget, Intip Isi Masjid yang Berlokasi di Bandung, Duplikatnya Masjid Nabawi!
Benarkah demikian?
Asal Kubah
Kubah (dome) awalnya dibangun oleh bangsa Romawi di tahun 100 Masehi.
Sebelum itu, untuk membentuk sebuah ruang besar diperlukan tiang-tiang penyangga atap yang besar pula.
Baca Juga : Sang Ayah Bangun Masjid Sebagai Tempat Pengungsian, Bella Hadid: Saya Bangga Menjadi Muslim
Jumlahnya pun tak bisa sedikit hingga amat sulit membuat ruang yang luas tanpa tersekat kolom-kolom.
Bangsa Romawi kemudian menemukan teknik membuat kubah dan menerapkannya dalam bangunan-bangunan dan kuil agung mereka.
Bangunan awal yang menggunakan atap kubah beton adalah Pantheon, yang terletak di Roma, Italia.
Bangunan yang berfungsi sebagai kuil pemujaan Dewa Romawi ini dibuat tahun 126 Masehi.
Konstruksi kubah pun berkembang hingga era Kekaisaran Byzantium di abad ke-4.
Kekaisaran yang juga dikenal dengan nama Eastern Roman Empire ini merupakan penerus kekaisaran Romawi, berbahasa Yunani, dan menganut agama Kristian Ortodok.
Di bawah pimpian Justinian The Great, wilayah Byzantium menyebar hingga ke daratan Turki. Istanbul—yang saat itu bernama Konstantinopel (Constantinople)— menjadi ibukotanya.
Kontruksi kubah yang dibawa oleh bangsa Romawi kemudian dikembangkan oleh para arsitek zaman Byzantium.
Salah satu teknik yang berhasil dibuat adalah teknik pendentive, yakni teknik menggabungkan beberapa kubah sehingga mendapatkan ruangan yang lebih luas.
Teknik ini diaplikasikan di tahun 532, di sebuah gereja termahsyur yang dikenal dengan nama Hagia Sofia.
Pada masa itu, banyak bangunan lain yang dibangun antara lain Gereja Hagia Irene di Istanbul dan Gereja St. Mark Basilica di Venesia, Italia.
Sampai ke Arab
Di tahun 1453, Konstantinopel jatuh ke tangan Kesultanan Islam Ottoman di bawah pimpinan Sultan Mehmed II.
Di zaman keemasan ini, banyak bangunan yang dibuat dengan mengadopsi teknik pendentive.
Salah satu arsitek terkenal yang sering menggunakan teknik ini adalah Manar Sinan.
Arsitek favorit sultan ini membangun banyak masjid antara lain Masjid Suleymanie di tahun 1550, masjid yang merupakan inspirasi dari pembuatan Blue Mosque (Sultan Ahmet Mosque).
Penaklukan Islam atas kota-kota di bawah kekaisaran Byzantium, termasuk Syiria dan Andalusia (Spanyol), membawa pengaruh dalam perkembangan arsitektur Islam.
Bangunan-bangunan masjid pun akhirnya dibangun dengan menggunakan kubah, seperti halnya masjid yang berada di wilayah Kesultanan Ottoman.
Konsep bangunan berkubah ini juga sampai ke dataran Eropa.
Konon, Byzantium adalah akar dari era Rennaisance yang berkembang pesat di Eropa pada abad ke-15 hingga abad ke-17.
Itu sebabnya, kita dapat melihat banyak bangunan berkubah di Eropa, antara lain St. Peter Bassilica di Vatikan.
Dulu Berkubah?
Jika bicara tentang sejarah arsitektur Islam, tentu tak akan lepas dari masa awal Islam dilahirkan, yakni sekitar abad ke-7.
Di saat itu, Nabi membuat beberapa masjid antara lain Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsa.
Memang tak ada yang dapat menggambarkan bentuk pasti bangunan-bangunan tersebut, namun tak ada keterangan yang menyebutkan bahwa bangunan yang dibuat Nabi tersebut menggunakan kubah.
Baca Juga : Lambe Turah Beberkan Suasana Masjid Camii Tokyo, Syahrini dan Reino Barack Siap Akad Nikah?
Bentuk awal Masjidil Haram hanya berupa bangunan sederhana berbentuk kotak.
Pun demikian halnya dengan Masjid Nabawi dan Masjid Al Aqsa.
Adapun bangunan yang kita lihat sekarang ini—yang memiliki kubah—adalah masjid yang telah mengalami renovasi dan pengembangan berkali-kali.
Tercatat dalam sejarah, Masjidil Haram pernah direnovasi di tahun 1570.
Desainnya dibuat oleh Manar Sinan, yang mengganti atap datar masjid dengan kubah berhias kaligrafi.
Ternyata begitu IDEA lovers! Menarik!
(*)