Laporan Majalah IDEA edisi 175
IDEAonline -Berlokasi di Bandung, hunian satu ini sudah mengalami renovasi hingga dua kali.
Pertama ketika sang pemilik rumah masih menyandang status sebagai bujangan dan kedua ketika ia berubah status menjadi seorang suami dan ayah.
Baca Juga : Tips Anti Galau Perbaiki Parket yang Rusak Akibat Tetesan Air!
Menyadari bahwa kini tak lagi hidup seorang diri, membuat Taufandaru— pemilik rumah—merasa perlu memperbaiki tampilan huniannya.
Ya, salah satu yang paling mengalami banyak perubahan adalah area ruang keluarga ini.
Baca Juga : Lantai Parket Kusam dan Tergores? Jangan Sedih! Ini Cara Mengatasinya
Lukie sebagai arsitek memaparkan bahwa area ini awalnya adalah berupa taman belakang yang bersebelahan dengan ruang keluarga.
Namun, Taufan kembali menghubungi Lukie dan mengatakan ingin memperluas area ini. “Iya, kita merasa ruang keluarga ini terlalu kecil.
Kita tuh ingin ketika Sinar—anak perempuan Taufan dan Caca—sudah besar, dia punya area main yang tak terbatas,” cerita Caca, Istri Taufan.
Baca Juga : Lebaran Sebentar Lagi, Rapikan Barang di Ruang Terbatas dengan 6 Langkah
Mendengar kebutuhan pemilik rumah, Lukie mengubah taman belakang dengan pohon-pohonnya yang menjulang tinggimenjadi ruang keluarga tambahan.
Tak adanya atap karena bentukan dari bangunan awal, mengharuskan area ini ditambah kanopi, mengingat fungsinya pun yang sudah berubah.
Baca Juga : Menata Teras Tidaklah Sulit! Cukup Hadirkan Kayu Bekas dan Rumput Sintetis?
Kaca dan kisikisi kayu dipilih sebagai material kanopi. “Waktu siang hari, area ini paling bagus soalnya sinar matahari yang menembus kaca akan terlihat sangat menarik karenaadanya kisi kayu ini,” cerita Lukie.
Antara ruang keluarga awal dengan yang tambahan hanya dibatasi dengan satu kaca besar dan tiga pintu lipat (folding door).
Penggunaan material kaca ini memberikan kesan tidak adanya garis pemisah antar ruang keluarga.
Acara kumpul bersama keluarga dan bermain bersama anak pun jadi kian menyenangkan.
Gilak engga, idenya menurut kalian?
(*)