Menilik Perbedaan Gas Tabung dan Gas Pipa, Gas Ini Jauh Lebih Murah

Kamis, 16 Mei 2019 | 13:55

LaporanTabloidRUMAH295

IDEAonline-Selama ini masyarakat hanya mengenal gas tabung untuk digunakan memasak. Nyatanya, ada alternatif energi yang dikenal sebagai gas pipa dan diklaim memiliki banyak kelebihan.

Baca Juga : Hunian Ini dapat Mengurangi Panas dengan Eksplorasi Fasad, Ada Taman Terbangnya!

Hingga saat ini, tabung gas LPG (liquefied petroleum gas) merupakan sumber energi kompor utama yang dikenal masyarakat Indonesia.

Dok. Tabloid Rumah

Proses Distribusi Gas Tabung

Namun, berbagai kasus tabung gas meledak, harga gas tabung yang melambung, dan stok minyak bumi—sebagai bahan baku utama gas LPG—yang semakin menipis, menjadi kendala dalam konsumsi gas tabung.

Baca Juga : Bolong-bolong! Rumah Kos 120 M Ini Pernah Memenangkan Perhargaan Internasional dengan Manfaatkan Potensi Alam

Sebaliknya, gas pipa diklaim memiliki cadangan berlimpah, tidak rawan meledak, lebih murah, dan selalu tersedia selama 24 jam.

Namun layaknya peribahasa “tak kenal maka tak sayang”, ada baiknya kita mengenal lebih jauh tentang gas pipa dan kelebihan-kekurangannya dibandingkan gas tabung.

Cadangannya Melimpah

Gas pipa adalah gas bumi yang didapat dari sumur gas, dikumpulkan dalam kilang, dan disalurkan melalui pipa transmisi bertekanan tinggi.

Dok. Tabloid Rumah

Proses Distribusi Gas Pipa

Di sepanjang jalan, gas ini akan masuk ke pos-pos yang melakukan filterisasi.

Gas yang sudah layak guna akan disalurkan melalui pipa ke konsumen.

Baca Juga : Menata Teras Tidaklah Sulit! Cukup Hadirkan Kayu Bekas dan Rumput Sintetis?

Dalam tahap ini, gas memiliki tekanan yang rendah sehingga hanya membutuhkan jalur dari pipa PVC berdiameter 2,5cm.

Cadangan gas bumi sebagai sumber daya gas pipa tersebar di seluruh Indonesia dan didistribusikan ke berbagai wilayah melalui jalur laut dan darat.

Misalnya, gas dari kilang di Sumatera Selatan didistribusikan ke Jawa Barat.

Dibandingkan stok minyak bumi yang semakin menipis, gas bumi tersedia berlimpah di Indonesia yang masuk dalam daftar 10 negara penghasil gas bumi terbanyak di Indonesia.

“Hingga saat ini, 98% gas pipa di Indonesia masih digunakan untuk industri, sedangkan 2%-nya untuk rumah tangga dan industri kecil.

Tapi penggunaannya untuk rumah tangga sendiri sangat sedikit, jadi tidak mengkhawatirkan,” tutur Ridha Ababil, Head of Corporate Communication PT PGN Tbk.

www.essexovencleaners.co.uk
www.essexovencleaners.co.uk

Kompor

Lebih Ringan dari Udara

Baca Juga : Hadiahkan Selimut Super Mahal, Ayu Ting Ting Lupakan Pernah 'Perang' dengan Nikita Mirzani

Gas tabung dan gas pipa memiliki jenis kandungan yang berbeda, sehingga sifatnya pun berbeda.

Gas tabung mengandung butana dan propana yang sifatnya lebih berat dari udara, sehingga saat bocor akan mengendap ke bawah dan membuat gas rawan meledak jika terkena percikan api di dalam ruang tertutup.

Berbeda dengan kandungan metana dalam gas pipa yang sifatnya lebih ringan dari udara, sehingga saat bocor akan naik ke atmosfer dan menyatu dengan berbagai zat di udara.

Inilah yang menyebabkan gas pipa tak mudah meledak saat terjadi kebocoran di ruangan tertutup.

“Selama hampir 40 tahun PGN berdiri, kami belum pernah mendapatkan laporan tentang gas pipa yang meledak,” Ridha menegaskan.

Sepertiga Lebih Murah

Selain tak rawan meledak, gas pipa juga diklaim lebih murah dari gas tabung.

Jika kenaikan harga gas tabung seringkali meresahkan masyarakat, tak begitu halnya dengan penggunaan gas pipa.

Sebagai perbandingan, jika harga gas tabung berkisar antara Rp7.500–Rp10.000 per kg, maka harga gas pipa hanya sepertiganya, atau Rp2.800–Rp3.200 per m³.

Meski demikian, Ridha menambahkan, tak ada perbedaan yang terlalu signifikan dari nyala api dan panas yang dihasilkan oleh gas pipa.

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti