Laporan Majalah IDEA edisi 175
IDEAonline -Kesan hidup berdampingan dengan alam terasa amat kuat saat memasuki Kenda House, sebutan untuk hunian milik pasangan Didi Permadi & Lia Permadi yang berlokasi di kawasan perbukitan Rancakendal, Bandung.
Tampil dengan penggunaan material kaca sebagai dinding bangunan, nuansa-nuansa alam yang muncul melalui pantulan tumbuh-tumbuhan, kolam, hingga warna langit, nampak menyeruak di dalam bangunan.
Baca Juga: Perabot Dapur Stainless Susah Dibersihkan? Bunuh Kuman dengan Bumbu Dapur Ini!
Seolah-olah menguatkan, hal tersebut didukung dengan penggunaan material kayu dan warna hijau pada furnitur dan interior rumah.
Diakui oleh pemilik rumah bahwa pemilihan area tempat tinggal di kawasan tersebut karena merupakan daerah cekungan sehingga kawasan tersebut senantiasa terasa sejuk dan tak terkena cahaya langsung.
Kelebihan-kelebihan tersebut lantas ditanggapi secara maksimal oleh Dendy Dharman dan Unkl dengan membawa arsitektur dan desain ala rumah-rumah di negeri Skandinavia ke dalam bangunan.
Baca Juga: Sedot Karpet Minimal 2 Kali Seminggu, Lawan Sarang Kuman di Karpet
Walhasil, hunian yang pola bangunannya berbentuk segitiga tersebut nampak begitu sesuai, begitu serasi, antara desain dan lansekap di sekitarnya.
Sehingga tak heran, rasa terkejut muncul ketika memasuki interior rumah yang didominasi pewarnaan putih ini.
Pemilihan warna tersebut terasa sesuai dengan banyaknya pencahayaan alami yang masuk ke dalam rumah ini.
Kejutan berikutnya yang diberikan dari rumah ini adalah pemilihan penggunaan mezanin alih-alih bangunan lantai dua yang tertutup.
Hasilnya, langit-langit rumah pun tetap tinggi tanpa kehilangan fungsi pemanfaatan ruang secara maksimal, seperti yang kerap diusung oleh Dendy dan Unkl dalam setiap project-nya.
Baca Juga: Apartemen Pintar Seluas 150 M Ini Banyak Gunakan Penyimpanan Tersembunyi 'Tampilan Makin Lapang'
Kejutan lainnya tentu saja adalah pembagian ruang rumah yang terbagi menjadi tiga buah bangunan sehingga rumah tersebut nampak seperti dua buah bangunan yang terpisah.
Baca Juga: Ternyata Ini Plafon Tahan Gempa yang Digunakan Merestorasi Sekolah di Lombok
Ide pembagian ruang ini terasa sangat menarik karena seolah-olah mengajak kita untuk “berpetualang” menelusuri bagian-bagian rumah yang sebenarnya terkoneksi satu sama lain.
(*)