Hadirkan Ruang Terbuka Hijau, Arsitek Ini Tingkatkan Kualitas Hidup di Hunian 400 M!

Sabtu, 08 Juni 2019 | 12:00
Foto Fernando gomulya / Arsitek GeTs Architects

Cairnya Batas Ruang Dalam dan Luar

Laporan Majalah IDEA 181

IDEAonline -Saat membangun sebuah hunian, kebutuhan ruang yang diinginkan pemilik rumah tidak jarang berbenturan dengan ide sang arsitek akan pentingnya ruang luar yang memadai.

Di sinilah pendekatan yang luwes serta kompromi harus dilakukan demi tercapainya desain yang menjadi solusi terbaik.

Foto Fernando gomulya / Arsitek GeTs Architects

Cairnya Batas Ruang Dalam dan Luar

Baca Juga: Jarang Bersihkan Perangkat Tidur, Rawan Terkena Penyakit Menular Ini

Rumah di bilangan Gudang Peluru, Jakarta Selatan, ini salah satu contohnya.

Si empunya rumah membutuhkan ruang-ruang yang cukup banyak, yang harus dapat ditampung di dalam lahan seluas 400 m².

Baca Juga: Makin Hits, Begini Cara Rawat Tanaman Sansevieria Agar Tumbuh Subur!

Sementara, Gerard Tambunan, arsitek utama GeTs Architects, sangat mengutamakan kualitas hidup yang baik melalui hubungan yang harmonis antara bangunan dan lingkungannya.

Dengan kata lain, ia mengedepankan kehadiran ruang terbuka dan vegetasi pada karyanya.

Foto Fernando gomulya / Arsitek GeTs Architects

Cairnya Batas Ruang Dalam dan Luar

Pendekatan kemudian dilakukan oleh Gerard dengan menggali lebih dalam karakter si pemilik rumah.

Baca Juga: Disiram 2-3 Seminggu, Ini Cara Merawat Tanaman Philodendron yang Tepat

Ini dilakukan demi mendapatkan kebutuhan ruang yang pas, tidak berlebih, bagi sang klien.

Dari sini diperoleh pembagian zona sebagai berikut: lantai dasar untuk area servis, lantai dua untuk area semiprivat, sementara lantai tiga untuk ruang-ruang privat.

Foto Fernando gomulya / Arsitek GeTs Architects

Cairnya Batas Ruang Dalam dan Luar

Baca Juga: Hobi Travelling, Pasangan Ini Pilih Gaya Santorini dengan Built In Furnitur, Hasilnya Wow Banget!

Hubungan ruang-ruang yang tercipta dibuat cair, dengan mengusung keterbukaan antara ruang dalam dan ruang luar.

Ini dicapai antara lain dengan menghadirkan dua buah void yang mengapit ruang-ruang bersama, seperti ruang keluarga dan ruang makan.

Di lantai tiga, void ini menjadi orientasi ruang-ruang privat, sehingga ruang-ruang tersebut mendapatkan sumber cahaya dan udara alami.

Foto Fernando gomulya / Arsitek GeTs Architects

Cairnya Batas Ruang Dalam dan Luar

Ini menjadi salah satu upaya sang arsitek untuk mengurangi ketergantungan penghuni rumah akan pengudaraan dan pencahayaan buatan.

Baca Juga: Perhatikan Letak Tanaman Indoor di Ruangan, Tilik Ruang Tamu Satu Ini!

Cara lainnya yang dilakukan Gerard adalah mengusahakan tersedianya banyak vegetasi dalam lahan rumah ini.

Tanaman, selain turut menjaga kualitas iklim mikro, juga menjadi elemen desain yang penting pada bangunan rumah ini.

Foto Fernando gomulya / Arsitek GeTs Architects

Cairnya Batas Ruang Dalam dan Luar

Baca Juga: Stres Miliki Hunian Sempit? Terapkan 4 Hal Ini Agar Rumah Tetap Nyaman

Ruang terbuka berupa void dan vegetasi yang ada menjadi arah pandang ruang-ruang tempat keluarga ini berkumpul.

Di salah satu sisi, sebuah kolam renang dengan taman vertikal yang melapisi dindingnya menjadi pusat perhatian yang menyegarkan, yang dapat dinikmati dari banyak ruang.

Hubungan yang cair antara ruang dalam dan ruang luar ini dimungkinkan karena dinding pembatas ke arah taman dalam berupa kaca.

Baca Juga: Bisa Sambil Lihat Bulan, Desainer Ini Hadirkan Perangkat Canggih di Kamarnya

Berkat konsep penataan ruang yang terbuka, kesegaran vegetasi alami ini pun dapat dinikmati dari ruang seberangnya, menciptakan kontinuitas visual bagi penghuni.

Ruang-ruang yang berkualitas tidak diragukan akan meningkatkan kualitas hidup penghuninya

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti