Laporan Majalah IDEA 181
IDEAonline - Gunungan pada wayang menjadi inspirasi arsitek Andy Rahman ketika mendesain rumah tinggal ini.
Pada gunungan terdapat gambar sebuah pohon kehidupan (tree of life) lengkap dengan hewan-hewan penghuni hutan, yang melambangkan dunia serta isinya.
Ini sekaligus sebagai pengingat betapa pentingnya peran pohon di bumi ini.
Baca Juga: 5 Sistem Hidroponik yang Cocok Diterapkan untuk Skala Rumah Tangga
Betapa manusia tidak bisa hidup tanpa pohon. Pohon merupakan penyedia berbagai kebutuhan manusia, mulai dari oksigen, makanan, hingga material bangunan.
Pohon juga memberikan keteduhan melalui daunnya, memiliki batang yang berpori, sehingga dapat mengalirkan makanan ke seluruh penjuru tubuhnya.
Karakter pohon ini menjadi metafora dalam berarsitektur di wilayah tropis.
Bagian atas bangunan menyediakan naungan yang optimal, namun dindingnya dapat mengalirkan udara dan cahaya matahari yang dibutuhkan penghuni.
Baca Juga: Makin Hits, Begini Cara Rawat Tanaman Sansevieria Agar Tumbuh Subur!
Kesadaran inilah yang kemudian dituangkan ke dalam bentuk hunian ini.
Dinding berpori di rumah ini diwujudkan dengan penggunaan lubang angin (roster), sehingga udara dapat mengalir masuk melalui celahnya.
Baca Juga: Hobi Travelling, Pasangan Ini Pilih Gaya Santorini dengan Built In Furnitur, Hasilnya Wow Banget!
Sinar mahatari pun dapat menerobos, namun dengan porsi yang tepat sehingga tidak menyilaukan.
Tema pohon menjadi semakin relevan dipilih sang arsitek, karena pemilik hunian ini adalah seorang pencinta kayu.
Berpuluh-puluh tahun sang pemilik mengumpulkan bendabenda kayu, yang kemudian menjadi bagian tak terpisahkan dari desain hunian ini.
Tak sekadar sebagai pengisi rumah, kahadiran kayu di rumah ini juga memberi pelajaran bahwa kayu merupakan benda berharga yang harus dilestarikan dan digunakan dengan bijaksana.
Baca Juga: Disiram 2-3 Seminggu, Ini Cara Merawat Tanaman Philodendron yang Tepat
Kayu pun dapat mengajarkan nilai sejarah, karena dimanfaatkannya kayu-kayu tua, bahkan kayu fosil, seperti yang digunakan sebagai wastafel dan meja ruang tamu.
Sementara, sang arsitek memillih kayukayu khas Indonesia untuk berbagai elemen bangunan.
Kayu ulin yang kuat digunakan untuk lantai dan bagian depan rumah, sementara kayu merbau dan jati untuk kusen.
Demi menyempurnakan kehadiran kayu di rumah ini, hadir pula kayu pinus bekas peti kemas.
Kayu yang berasal dari benda hidup akan membawa kehangatan pada hunian.
Baca Juga: Agar Rumah Asri, Yuk Rawat Tanaman Rambat agar Subur dan Lebat
Karakternya akan menyeimbangkan “dingin”- nya material lain seperti beton, kaca, dan logam.
Sebagai padanan unsur kayu, berbagai material lain yang digunakan di rumah ini diekspos agar tampil alami, apa adanya.
Palet warna yang kemudian tercipta semakin serasi disandingkan dengan pepohonan yang ditanam di area rumah.
(*)