LaporanTabloid RUMAH 360
IDEAonline-Beragam jenis watrerproofing dapat Anda temukan di supermarket bahan bangunan.
Nah, agar tak bingung, Yosep Haryanto, Marketing Manager PT Sika Indonesia, memberikan tip memiih waterproofing yang tepat untuk mengatasi bocor.
Baca Juga: Perhatikan 4 Tips dari Para Pakar Ini Sebelum Mengecat Ruangan
1. Bahan dasar waterproofing itu berbeda-beda, ada cement based, akrilik, dan polyurethane (PU).
Cement based umumnya terdiri atas dua kompenen, cairan dan bubuk yang mirip semen, sementara akrilik dan PU umumnya terdiri dari satu komponen dan bentuknya menyerupai cat.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Fasad pada Cat Pudar dan Berjamur, Atasi Yuk!
2. Masing-masing waterproofing tersebut memiliki fungsi yang berbeda.
Karena itu, untuk menentukan waterproofing mana yang harus Anda pakai, pastikan dulu di mana area yang akan Anda atasi berada.
Baca Juga: Kisaran Harga Waterproofing untuk Cegah Bocor di Kamar Mandi, Dimulai Rp 100 Ribuan
Untuk area yang digenangi air, seperti kamar mandi, kolam renang, atau kolam ikan, gunakan waterproofing cement based.
Sementara, untuk area yang terekspos matahari langsung, seperti genting, nok, dan dinding luar, gunakan waterproofing berbahan dasar akrilik.
3. Karena bahan dasarnya semen, waterproofing cement based sebaiknya tidak digunakan untuk area yang langsung terekspos sinar matahari seperti dak yang tidak diplester, nok, dan sebagainya.
Jika memaksa menggunakannya, waterproofing tidak bisa berfungsi maksimal karena jenis ini mudah retak.
Baca Juga: 6 Tips Melapis Waterproofing di Area Rembesan Air Agar Tak Bocor Lagi4. Jika menggunakan waterproofing jenis cement based, dianjurkan untuk melakukan dua kali pelapisan, dan diaplikasikan secara menyilang (lapisan pertama dan kedua berbeda arah sapuan).
Sementara waterproofing akrilik, boleh diaplikasikan sekali dengan arah yang lebih bebas.
(*)