IDEAOnline-Rumah besar dan megah, acap membuat perasaan sungkan memasukinya, meski sudah merasa mengenal baik pemiliknya.
Namun, ini tak terjadi pada rumah dengan bangunan seluas 385M² yang terletak di bilangan Cinere, Jakarta ini.
Pasalnya, dari awal merencanakan membangun rumahnya, sang pemilik rumah tak ingin siapa pun merasa sungkan mengunjungi rumahnya.
Karenanya, sang pemilik mengadopsi konsep rumah di tanah kelahirannya di Jawa Tengah yang menurut mereka sangat kental menyajikan fiolosofi humble dan hangat.
Memori indah tentang kediaman di tanah kelahiran ini melahirkan konsep rumah hijau dengan memaksimalkan kekuatan material bata yang ramah menyambut siapa pun yang datang.
Oleh Delution Architects yang dipercaya melakukan perencanaan desain rumah ini, pesan dari owner ini mejadi dasar menyusun konsep utama rumah.
Pemilik rumah dan arsitek pun kemudian sepakat untuk menggunakan bata sebagai material utama dari Flick House—julukan yang diberikan arsitek untuk rumah ini—karena material bata dirasa memiliki filosofi humble dan hangat.
Dari material utama bata merah ini, kemudian Arsitek memilih Green Architecture sebagai konsep utama yang dimaksudkan agar udara dan cahaya yang masuk dapat dimaksimalkan dengan sangat baik.
Konsep Green Architechture di dalam Flick House ini diaplikasikan dalam beberapa bagian rumah, baik area indoor maupun outdoor.
Mengakomodasi kebiasaan pemilik yang senang berkumpul bersama keluarga dan menciptakan suasana hangat di dalam rumah, arsitek kemudian mengaplikasikan konsep Open Layout.
Konsep ini membuat pemilik rumah dan keluarga dapat berinteraksi dengan mudah tanpa terhalang sekat sedikit pun.
Tanpa sekat juga membuat udara yang masuk dapat terorganisasi dengan baik tanpa halangan.
Layout terbuka di dalam Flick House diaplikasikan dengan penggunaan pintu geser besar sehingga cahaya dapat masuk dengan mudah dan maksimal dan tercipta prinsip hemat energi bagi rumah.
Flick House memiliki 4 taman di dalamnya yaitu taman utama, taman privat, taman melayang di lantai 2, dan Innercourt.
Taman utama berbatasan langsung dengan ruang keluarga dan dibatasi dengan pintu geser besar yang dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.
Taman privat berada di area kamar tidur utama.
Taman ini digunakan untuk bersantai pemilik sehingga tidak perlu menuju ke taman utama saat berada di kamar.
Uniknya, taman ini berbatasan dengan taman utama, hanya dibatasi oleh kolam ikan.
Tak hanya jadi hiasan, kolam juga mempunyai fungsi mereduksi suhu panas yang diakibatkan oleh sinar matahari yang hadir di sekitar area teras.
Kehadiran kolam ikan menyebabkan decrease macro temperature dan menghasilkan udara yang sejuk.
Taman melayang berada di lantai 2, taman ini memiliki pintu geser besar sama seperti yang ada pada lantai 1, sehingga udara bisa mengalir ke ruangan-ruangan yang ada di lantai 2.
Sedangkan innercourt yang merupakan taman kecil yang berada di dalam rumah, diisi batu tabur dan sebuah pohon.
Innercourt ini memiliki jendela yang berada terbuka tepat di atasnya sehingga memberi pengaruh terhadap sirkulasi udara di dalam Flick House.
Selain menerapkan konsep Green Architecture, Flick House juga memiliki detail-detail arsitektur dan interior yang cukup unik.