“Saya punya spare budget enggak banyak, tapi semoga cocok dengan hasilnya.
Baca Juga: Mengenal Kembali Homogenous Tile, Lebih Kuat Dibanding Keramik?
Rumah juga penginnya dibuat 2 massa, untuk orangtua dan untuk saudara atau tamu.
Masing-masing rumah dibuat simpel biar murah, dan tukang pun bisa mengerjakannya.
Diusahakan salah satu rumah ada yang menghadap ke sawah, karena pemandangannya bagus dan banyak pohon,” pesan John.
Solusi
Karena masalah biaya manjadi sorotan utama, maka rancangan bangunan ini menghindari bentukan tidak umum yang berefek pada nilai konstruksinya.
Geometri pun dibuat sederhana, kotak, dan efisien dalam pemilihan material dinding yang murah, yaitu batako.
Jadi, massa berukuran “minimal”, tak menyita banyak lahan, dan memanfaatkan ruang terbuka hijau secara maksimal.
Penempatan 2 massa terpisah, yakni Bangunan A (rumah utama dan menghadap ke jalan) dan Bangunan B (rumah tamu dan menghadap ke sawah). Masing-masing luasnya 43 m2 dan 36 m2. Luas tanah yang tersisa pun dimaksimalkan dengan penghijauan.
Olahan dinding bata pun bisa disertakan hanya sebagai aksen, misalnya pada area ruang tamu yang dikonsep terbuka menghadap taman tengah.
Baca Juga: Inilah Solusi dari 5 Masalah Pemipaan yang Sering Muncul di Rumah
Selain menghemat material kusen, udara dan cahaya alami bisa dinikmati dari dalam rumah.
Ruang keluarga memiliki ukuran kecil, sehingga furnitur pun dibuat minimal.
Namun agar terkesan luas, jendela dan pintu yang menghadap taman tengah dibuat dengan material kaca yang lebar.
Penyelesaian atap juga demikian. Plafon dipasang miring dan pencahayaan alami dari arah gunung-gunung menambah segar ruang dalamnya.
Sebagai perantara kedua massa, dibuat koridor sederhana berupa path way atau jalan setapak.
Walau rumah “minim”, batako dapat dimainkan menjadi olahan dinding yang unik, yakni dipasang secara bersela, atau diberi jarak sehingga rumah terkesan tak “minim”.
(*)