Cari Tau Atasi Limbah Air Kotor guna Hadirkan Hunian Ramah Lingkungan, Begini Caranya!

Kamis, 11 Juli 2019 | 12:00
HomesFeed

Cari Tau Atasi Limbah Air Kotor guna Hadirkan Hunian Ramah Lingkungan, Begini Caranya!

Laporan TabloidRUMAH 206

IDEAonline-Setiap rumah pasti menghasilkan limbah.Sampah, air kotor, sampai udara kotor. Sekadar ilustrasi, rumah tangga kecil dengan 4 penghuni dewasa rata-rata menghasilkan sampah kurang lebih 6—7 kg per hari dan membuang air kotor sebanyak 50—200 ltr per hari untuk aneka keperluan mulai dari mandi, buang air kecil dan besar, cuci tangan, dan mencuci baju dan aneka peralatan.

Biasanya, sampah dikelola secara tradisional: ditampung, lalu langsung dibuang ke bak sampah/penampungan.

Beruntung sekarang telah muncul gerakan untuk membuat dan mengolah sampah rumah tangga secara mandiri dengan membuat sampah menjadi kompos meskipun skalanya belum luas.

Greentumble
Greentumble

Cari Tau Atasi Limbah Air Kotor guna Hadirkan Hunian Ramah Lingkungan, Begini Caranya!

Demikian pula dengan limbah air kotor.

Secara tradisional, air kotor dari kamar mandi, dapur, tempat cuci, dialirkan begitu saja melalui pipa-pipa, lalu dibuang ke saluran selokan dan akhirnya menuju riol-riol dan badan-badan air.

Baca Juga: Engga Sangka, 9 Gedung Ini Digadangkan-gadangkan Ikut Nominasi World Architecture Festival 2019

Kotoran manusia memang umumnya ditampung di septic tank, tapi kadang-kadang airnya merembes ke dalam tanah dan merusak sistem air tanah di sekitarnya.

Limbah air kotor ini berisiko menimbulkan masalah jika penanganan dan pengelolaannya dilakukan sembarangan.

Axor Starck Organic

Selain sensasi yang berbeda dalam aliran dan curahannya,juga solusi penghematan energi (air dan listrik)

Jika septic tank tidak terisolasi dengan baik alias tidak kedap air, limbahnya akan merembes ke dalam tanah, dan dalam jangka waktu yang panjang akan menimbulkan pencemaran air sumur atau sumber mata air dalam tanah.

Baca Juga: Terlihat Menyeramkan sebab Keluarkan Darah saat Ditebang, Pohon Asal Afrika Ini Ampuh Obati Penyakit Mematikan

Sementara limbah air buangan toilet, kamar mandi, atau dapur yang dibuang begitu saja, kandungan deterjen dan bahan kimia di dalamnya dapat membunuh ikan dan hewan-hewan air di sepanjang jalur aliran air tersebut.

Limbah air kotor ini sebenarnya bisa diolah dan dikelola sehingga sisa deterjen, mikroba dalam kotoran manusia, dan bahan kimia lain yang terkandung pada air kotor tidak mencemari lingkungan. Bagaimana caranya?

Dengan membuat kebun olah limbah (wastewater gardens, WWG).

Dok. Tabloid Rumah

Cari Tau Atasi Limbah Air Kotor guna Hadirkan Hunian Ramah Lingkungan, Begini Caranya!

Kebun Olah Limbah

Sistem ini diperkenalkan pertama kali oleh Dr. Mark Nelson Ketua Institute of Ecotechnics dan pendiri Wastewater Gardens International.

Nelson bekerja sama dengan ahli ekologi dari Universitas Florida, AS, Prof. H.T Oldum merancang suatu sistem sederhana pengolahan limbah dengan menggunakan aneka tanaman yang banyak ditemukan dan dibudidayakan oleh masyarakat.

Di Indonesia, Yayasan IDEP yang berkantor di Ubud, Bali, adalah salah satu lembaga yang giat mengembangkan dan mengedukasi masyarakat untuk membangun sistem kebun olah limbah ini. Bagaimana air limbah diproses?

Fransisca Meyla Aryawati, Reporting and Data Management Senior Officer Yayasan IDEP menjelaskan, ada 3 tahap pemrosesan dalam sistem ini, sehingga memudahkan siapa saja menerapkannya di dalam pengelolaan limbah.

Proses tahap pertama adalah menampung air buangan dari kamar mandi, bak cuci, atau toilet ke dalam septic tank yang kedap air.

Septic tank ini memiliki 2 bak penampung di dalamnya, yang dihubungkan satu sama lain menggunakan pipa. Bak yang pertama berukuran lebih besar, karena akan menampung 2/3 volume air limbah.

Baca Juga: Seperti Memilih Pasangan, Ternyata Persiapan Rumah Baru Juga Sama Rumitnya, Simak Inspirasi dari Nestudio

Pada bak ini, kotoran atau air buangan yang berupa padatan dan cairan akan mengendap dan diuraikan oleh bakteri anaerob.

Kemudian, air yang berkonsentrasi tinggi dan sarat dengan nutrisi ini akan mengalir ke bak kedua di dalam septic tank bersama dengan kotoran yang mengambang.

Air inilah yang kemudian diproses ke tahap kedua.

Pada tahap kedua, air dari septic tank akan dialirkan ke dalam bak berisi tanaman air yang memiliki kemampuan untuk menyerap bakteri berbahaya dan mengikatnya dalam akar.

Pada tahap ini, disediakan sebuah bak kontrol yang terhubung dengan pipa tegak.

LOKASI: KEDIAMAN RACHMADI NOOR - ROSA AUGUSTINA, JATIBENING, BEKASI / ARSITEK: THERESIA ASTRID WULAN

Ada berjuta tanaman hias pemercantik taman.

Pipa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari permukaan kolam tanaman penampung dan mengalirkannya ke kolam penyaring berikutnya.

Baca Juga: Inilah Solusi dari 5 Masalah Pemipaan yang Sering Muncul di Rumah

Pada pemrosesan tahap ketiga, air olahan dari kolam pertama dialirkan ke bak berisi koral batu-batuan, yang dasarnya dilapisi dengan koral berukuran kecil, ijuk, dan tanah.

Komponen koral, ijuk, dan tanah berfungsi untuk membangun aliran permukaan dan menghindari dasar tanah menjadi jenuh sehingga air tidak dapat terserap ke dalam tanah.

Sementara di bagian atas koral dapat diberikan lapisan tanah untuk media tanam.

“Setelah ditampung selama 5 hari dan melewati semua proses tahap ini, air sudah dapat dimanfaatkan untuk aneka keperluan mulai dari menyiram tanaman,” ujar Fransisca.

Baca Juga: Hanya Seluas 120 M, Rumah Mungil Bergaya Industrial Ini Menyelipkan Unsur Natural dengan Vertikal Garden!

Jika tidak dimanfaatkan, air dapat dialirkan ke badan-badan air seperti selokan atau riol kota lantaran sudah terbebas dari bahan deterjen ataupun bakteri yang membahayakan.

Jenis Tanaman

Tidak semua jenis tanaman air memiliki kemampuan untuk menyerap bakteri dan senyawa kimia hasil buangan limbah kamar mandi, toilet, atau bak cuci.

Tapi juga banyak tanaman air yang bisa didapatkan secara mudah dan memiliki daya serap bakteri yang tinggi.

Baca Juga: Bisa Dijadikan 4 Tempat Serbaguna, Tilik Fungsi Ruang Terbuka Teritisan yang Ada di Rumah

Di antara jenis tanaman hijau yang memiliki kemampuan untuk menyerap bakteri membahayakan dan bahan kimia berbahaya itu antara lain adalah pohon pisang, pepaya, teratai, pisang-pisangan, dan beberapa jenis tanaman obat-obatan yang dapat hidup di tempat basah.

Sementara air hasil olahan ini dapat digunakan untuk mengairi dan menyirami segala jenis tanaman dan sayuran yang biasa dikonsumsi seperti cabai, tomat, mentimun, bunga matahari, terong, sawi, dan sayuran-sayuran lain pada umumnya.

“Coba lihat tanaman sayuran di kebun percobaan kami, hasilnya tetap maksimal dan kami juga tidak menyangka bahwa hasilnya sangat baik seperti ini,” pungkas Fransisca.

Tertarik untuk mempraktikkannya?

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya