Laporan tabloid Rumah 345
IDEAonline -Polusi udara rupanya tidak hanya ditemui di luar ruangan, tetapi di dalam ruangan.
Yuk, telusuri di mana polusi tersebut kerap bersembunyi?
Kadang-kadang, pemilik rumah menganggap udara yang mengotori huniannya berasal dari luar ruangan, yang notabene adalah udara dari hasil polusi kendaraan, limbah rumah tangga, limbah industri, dan lainnya.
Tetapi, jangan salah. Ada kemungkinan polusi udara yang terdapat di dalam rumah berasal dari dalam rumah itu sendiri.
Baca Juga: Roof Garden Ternyata Dapat Kurangi Polusi Suara hingga Mereduksi Temperatur Udara!
Ini yang perlu Anda antisipasi.
Karena, kebanyakan pemilik rumah merasa terbebas dari polusi ketika mereka telah memasuki ruang tertutup.
Padahal, polusi dalam ruangan ini lebih berbahaya jika dibiarkan dan tak segera diatasi.
Pasalnya, sebagian besar waktu seseorang dihabiskan di dalam ruangan, misalnya tidur.
Bila udara yang ia hirup mengandung racun dan kotoran tentu akan berdampak buruk pada kesehatan mereka.
Nah, untuk menghindari Anda dari polusi udara di dalam hunian, berikut iniadalah titik-titik di dalam rumah yang berpotensi menimbulkan polusi Di mana sajakah itu dan bagaimana mengatasinya?
Debu Dinding dan Lantai
Mungkin Anda merasa hunian Anda sudah bebas dari debu.
Tapi, cobalah dicek kembali. Perhatikan pojokan ruang yang tak terjangkau dan kerap luput dari aksi bersih-bersih, misalnya nat.
Walaupun ukurannya kecil, nat sering kali menjadi sarang debu, bahkan bakteri (jamur dan lumut) sarang penyakit.
Selain itu, jangan lupakan dinding.
Meski tampilan dinding Anda bersih dan tak bernoda, rupanya dinding merupakan salah satu biang penyimpan debu.
Oleh karenanya, saat membersihkan rumah jangan lupakan dua sudut ini.
Asap Rokok dan Memasak
Tahukah Anda, bahwa reaksi pembakaran rokok dapat menjadi biang polusi yang mematikan di dalam rumah.
Pasalnya, reaksi pembakaran ini melahirkan asap dengan kandungan benzo-a-pyrene yang diketahui dapat menyebabkan penyakit kanker dan gangguan pernapasan bila dihirup secara terus menerus.
Tak hanya itu, ternyata proses memanaskan air pun menimbulkan bentuk asap yang mengandung chloroform, yang juga dapat menjadi pemicu penyakit kanker.
Baca Juga: Enggak Sangka AC Masuk dalam Kategori Polusi di Hunian, Ini Alasannya!
Furnitur Kayu Lapis
Kayu lapis kerap digunakan sebagai pengganti kayu solid yang harganya mahal.
Bahan pembentuknya yang lebih ringan namun dapat memberi tampilan keren, membuat kayu ini digemari sebagai pembentuk furnitur.
Tapi, senyawa kimia yang terkandung di dalamnya tak sebaik tampilannya.
Perekat adhesif yang terdapat dalam kayu lapis mengandung senyawa formaldehida yang berbahaya bila dihirup dalam kadar berlebih.
Senyawa ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan, seperti iritasi kepala, pusing, sakit tenggorokan, dan gangguan pernapasan.
Produk Bahan Kimia
Tak dapat dipungkiri, produk pembersih berbahan kimia menjadi salah satu senjata yang paling ampuh dalam membersihkan rumah.
Namun, Anda harus berhati-hati.
Baca Juga: Roof Garden Ternyata Dapat Kurangi Polusi Suara hingga Mereduksi Temperatur Udara!
Pasalnya, di balik kesuksesannya membersihkan rumah, bahan pembersih ini mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya bila dihirup secara kontinyu.
Misalnya, zat kimia para-disclorobenzene yang terkandung dalam kamper atau pengharum ruangan.
Zat ini ditengarai dapat memicu penyakit pernapasan dan kanker.
(*)