5 Tips Sukses Bikin Kamar Anak agar Suka dan Dukung Perkembangannya

Selasa, 30 Juli 2019 | 17:30
Akzonobel

Kamar anak yang lembut dan menyenangkan

IDEAOnline-Usia 6—12 tahun sering disebut sebagai masa pertengahan dan akhir anakanak.

Usia anak saat ia masuk kelas satu Sekolah Dasar, merupakan hal yang penting bagi anak.

Di usia ini akan ada perubahan dalam bersikap dan perilaku, serta pemahaman baru bagi anak tentang sekelilingnya.

Pertimbangan apa saja yang diperlukan dalam menata kamarnya?

Berikut 5 hal yang dapat dijadikan acuan menurut psikolog Amalia Darmawan dan Maya Harry.

Baca Juga: 7 Kriteria Anak Autis dan Terapi Warna yang Tepat Menurut Psikolog

Pilihan Bahan dan Warna

Faktor keamanan dan keselamatan adalah hal yang paling penting.

Untuk kamar anak, material yang paling aman adalah kayu karena merupakan bahan alami yang tidak memancarkan gelombang elektromagnetik.

Selain itu, karakter kayu cukup hangat.

Untuk finishing dinding seperti cat, pilihlah yang berbahan dasar air.

Warna yang disukai di usia ini tak jauh beda dengan anak-anak usia prasekolah, yaitu warna yang mencolok dan cerah.

Benda-benda pengisi yang bersifat temporer seperti karpet, gorden, bed cover, dan bahan pelapis sofa dipilih dari bahan yang aman.

Bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun dan wol adalah pilihan terbaik.

Baca Juga: Ajak Anak Rapikan Mainannya, Bisa Tumbuhkan Sikap Peduli dan Berbagi

Foto Adeline Krisanti Properti Safrandy Arsitek Adi Wirawan

Dimensi furnitur dibuat sesuai dengan umur anak.

Furnitur inspiratif & Edukatif

Furnitur yang sehat untuk anak bukan hanya furnitur dengan material dan finishing yang tidak berbahaya, namun juga terawat dan terjaga kebersihannya.

Kehadirannya juga harus dapat menjadi inspirasi bagi anak dan mendidik anak untuk lebih berkembang kemampuannya dalam segala hal.

Menyediakan lemari atau penyimpanan untuk barang koleksi akan membantu mengajarkan kedisplinan pada anak-anak.

Baca Juga: Tata Ruang Anak Sesuai Umur, Ini Lima Inspirasi Kamar Bayi dan Balita

Menyediakan area pajang untuk memasang atau menempel foto dan gambar kesayangan, akan membuatnya bangga dan membuat kepercayaan dirinya meningkat.

Meja, kursi, lampu belajar dibuat senyaman mungkin karena sebagian besar waktu anak di usia ini akan digunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas sekolah.

Tambahkan detail dekorasi yang dapat membantu anak belajar seperti peta, gambar binatang, angka, atau huruf.

Dengan setiap hari melihat itu anak-anak akan menyerap pengetahuan dengan cepat.

Memasang poster bergambar dengan nama dalam dua bahasa akan membantu anak belajar bahasa sejak dini, misalnya.

Baca Juga: Latih Kepekaan Pancaindra Anak dengan Dekorasi, Ini Cara Memilihnya!

Jou Endhy Pesuarissa Properti Rumah Paperaa

Figur yang dihadirkan di kamar anak adalah figur yang baik dan sesuai dnegan karakter anak.

Elemen dekoratif

Anak-anak sangat menikmati elemen dekoratif yang memberi kesan lebih cerah ceria dan lucu.

Meski masih tergolong anak-anak, mereka kurang menyukai dekorasi yang terlalu kekanak-kanakan.

Libatkan anak dalam proses dekorasi kamar karena seringkali mereka punya keinginan dan fantasi sendiri dalam merancang kamarnya yang sesuai dengan kegemaran mereka.

Biarkan mereka memilih sendiri warna, corak, dan detail dekorasi ruangannya karena mereka suka menonjolkan hal-hal istimewa yang dimilikinya.

Baca Juga: Biru Tak Selalu untuk Lelaki, Warna Kamar Ini Wakili 6 Karakter Anak

Hobi

Dukung hobi anak dan fasilitasi anak untuk mengembangkannya.

Tata kamar anak dengan hal-hal yang ada keterkaitan dengan hobinya. karena anak usia ini makin serius menekuni hobinya, menyukai kompetisi, dan memiliki motivasi berprestasi yang makin tinggi.

Jeremiah Gorman

Memfasilitasi dengan permainan yang bisa dikerjakan bersama teman adalah ide yang baik.

Kebutuhan Sosial

Interaksi dengan teman akan memakan waktu anak di usia ini.

Mereka tak lagi puas main sendirian di rumah atau bersama anggota keluarga.

Mereka lebih suka bertamu ke rumah teman atau mengundang teman ke kamarnya.

Ini karena di usia tersebut anak memiliki keinginan yang besar untuk diterima dalam satu kelompok dan merasa tidak puas jika tidak bersama teman-temannya.

Meski kecenderungan bermain sudah berkurang, ruang bermain tetap harus disediakan meski tidak perlu terlalu luas karena anak-anak masih membutuhkan suasana bermain.

Penataan yang cenderung kaku dan formal akan menjadi tempat yang membosankan dan tidak merangsang inspirasi bagi anak.

Sebaiknya, penataan ruang di rumah dibuat fleksibel agar mampu mengikuti perkembangan anak.

Baca Juga: Isi Liburan Akhir Tahun, Ini Tips Aman Memasak Bersama si Kecil

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti