Dinding Lembab hingga Rembes, Intip Cara Tepat Tanggulanginya!

Senin, 05 Agustus 2019 | 17:40
dok. bengkelrumah.id

dinding lembab | dok. bengkelrumah.id

LaporanTabloidRUMAHEdisi 211

IDEAonline -Inti dan kulit dinding bisa menjadi sumber “penyakit” yang bisa menyebabkan dinding rusak.

Baca Juga: Sudah Kaya dari Dulu, Mama Rieta Miliki Rumah Produksi hingga Bisnis Resor Mewah di Bali, Intip Huniannya yang Enggak Kalah Mewah

Perbaikannya jangan hanya sekadar tambal sulam. Bisa-bisa masalah serupa muncul kembali.

Dinding rumah merupakan salah satu elemen bangunan yang langsung terlihat buruk ketika mengalami kerusakan.

damtitewaterproofing.com
damtitewaterproofing.com

Bahan waterproofing yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan dan berkualitas baik.

Karena kerusakan yang terjadi di dalam pada akhirnya akan merusak bagian permukaan, baik cat maupun wallpaper.

Baca Juga: Panik Gempa! Beginilah Kondisi Rumah Gen Halilintar yang Ditinggalkan

Pemicu kerusakan pada dinding adalah muai susut.

Penyebab muai susut ini, selain perubahan cuaca juga karena proses pembentukan dinding yang kurang tepat.

Pengerjaan yang terburu-buru atau perbandingan campuran adukan semen yang tidak konsisten, baik adukan pasangan, plesteran, maupun acian, menjadi penyebab kerusakan.

Dinding Lembap Karena Rembesan

Masalah: Dinding lembap, permukaannya bernoda, kadang-kadang sampai catnya mengelupas.

Baca Juga: Jangan Asal Mengecat, Simak 5 Tahap Persiapan Pengecatan ala Millenial

Penyebab: Pertama, air yang mengalir di talang tidak langsung terbuang melalui saluran tetapi sebagian meresap ke dalam dinding.

Kedua, adanya celah pada perbatasan dinding dengan tetangga.

Celah ini umumnya terdapat di sisi permukaan dinding bagian atas.

Ketiga, di balik dinding yang rusak terdapat area basah, misalnya kamar mandi, atau area luar.

Rembesan air pada dinding ada tingkatannya.

Dengan demikian, sebelum rembesannya terlalu parah, Anda bisa mencegahnya ketika rembesannya masih dalam tingkat awal.

Sajian Sedap

permasalahan dinding

Rembesan tingkatan awal, pada umumnya belum terlalu banyak memperlihatkan perubahan pada permukaan dinding.

Baca Juga: Penghasilan Rp500 Juta Sekali Manggung, Pasha Ungu Miliki Rumah Bak Istana, Ada Mini Golfnya!

Namun bila dicermati dengan jeli, kerusakan ini sebenarnya bisa diketahui.

Cobalah Anda raba permukaan dindingnya.

Jika salah satu bidang dinding terasa lebih dingin dari permukaan dinding yang lain, ada kemungkinan pada dinding yang lebih dingin itu terdapat rembesan air.

Baca Juga: Tidak Perlu Profesional, Selesaikan Permasalahan Toilet ini Sendiri

Pada rembesan yang lebih parah, kerusakan akan lebih terlihat.

Hal ini bisa terjadi bila rembesan tingkat awal didiamkan terus menerus. Kerusakannya bisa dikenali dengan adanya noda seperti bercak ompol yang timbul di permukaan dinding.

Sedangkan rembesan paling parah bila kerusakannya sudah sampai pada tahap terkelupasnya lapisan cat atau acian dindingnya.

Material yang dibutuhkan:

Semen dan pasir atau bisa memakai semen instan, ampelas, kape, cat waterprofing, dan kuas.

Solusi:

Berbagai sumber masalah bisa diperbaiki dengan cara yang berbeda-beda.

Misalnya adanya celah di antara dinding tetangga, solusinya adalah menutup celah itu dengan adukan semen.

freepik.com
freepik.com

cat waterproofing

Setelah itu di atasnya dilapis dengan cat waterproofing 2 komponen.

Baca Juga: Hanya Seluas 120 M, Begini Asiknya Rumah Gaya Retro dengan Sentuhan Ocean Blue di Kamar Tidur

Sedangkan untuk memperbaiki kondisi dinding yang lembap dan memperlihatkan noda basah, ada beberapa tahapan.

1. Keroklah cat pada permukaan dinding yang bernoda dengan kape.

2. Haluskan permukaan dinding dengan ampelas hingga permukaan dinding hanya menyisakan permukaan aciaannya.

Setelah itu, bersihkan debu dan sisa ampelas yang masih menempel di dinding.

3. Lapisi permukaan dinding dengan cat waterproofing atau cat pelindung anti lembap.

Anda bisa memakai cat yang berbahan dasar air sehingga bisa menyatu dengan cat dinding sebagai lapisan akhirnya.

4. Lapisi permukaan dinding dengan cat.

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya