IDEAOnline-Menurut Dalai Lama, tidur merupakan bentuk meditasi terbaik yang pernah dimiliki manusia.
Ketenangan emosional bisa kamu dapatkan, setelah kamu mulai mengistirahatkan mata, lantas nyenyak terlelap.
Stres dan depresi pun bisa teratasi.
Tak hanya itu, kesehatan jasmani pun bisa kamu capai.
Selain membiarkan otot-otot kamu beristirahat, ketika tidur, tubuh manusia juga akan mengalami perbaikan dan mengeluarkan racun.
Baca Juga: Tinggal di Rumah dengan Dapur Sempit, Meggy Sempat Cekcok dengan Istri Pertama
Hormon-hormon kekebalan tubuh pun dihasilkan dalam keadaan tidur.
Tak heran bila ada yang mengatakan pola tidur seseorang memengaruhi kualitas hidupnya pula.
Lantas, berapa lamakah kamu menghabiskan waktu di tempat tidur?
Sebagai ilustrasi, waktu tidur ideal seorang manusia tidak kurang dari 8 jam setiap harinya.
Artinya, selama 8 jam tersebut, kamu langsung bersentuhan dengan perangkat tidur—mulai dari seprai, bantal, guling, dan selimut.
Pernahkah kamu berpikir, intensitas tinggi sang penghuni dengan area tidur menjadi salah satu sasaran empuk bagi kuman dan bakteri untuk bersarang?
Meskipun kamu rajin membersihkannya setiap hari dan rutin mencucinya sebulan sekali, kebersihan perangkat tidur ini belum tentu terjamin.
Ingatlah, setiap hari, kamu meninggalkan ampas metabolisme tubuh—seperti sel kulit mati, minyak, keringat, air liur, dan cairan lainnya—di perangkat-perangkat tidur tersebut.
Ditambah lagi, debu dan kotoran lain—seperti remah-remah makanan—mudah terikat oleh kain seprai.
Satu hal yang harus kamu ketahui, ampas metabolisme tubuh tersebut ternyata bisa mengundang organisme lain, seperti kutu dan tungau, untuk menghampirinya.
Contohnya adalah sel-sel kulit mati.
Normalnya, setiap hari, seorang manusia melepaskan kurang lebih satu juta sel kulit mati.
Baca Juga: Biar Engga Tambah Penuh, Ini Tips Bikin Tangga di Rumah Mungil
Terlebih lagi, ketika sedang tertidur lelap. Yang menjadi masalah, keberadaan sel-sel kulit mati ini merupakan santapan favorit bagi tungau, hewan kecil bertungkai delapan, yang dapat menyebarkan penyakit bagi manusia.
Alhasil, tungau pun gemar mampir dan bersarang di balik seprai.
Selain rajin membersihkan, antisipasi yang bisa kamu lakukan adalah memilih bahan seprai yang baik.
Saat kamu berkunjung ke toko kain yang juga menjual bahan-bahan perangkat tidur, mungkin kamu akan langsung ditawarkan seprai, bantal, hingga selimut yang terbuat dari beragam jenis bahan, warna, serta ukuran.
Baca Juga:Mimpi Itu Bunga Tidur, Benarkah? Inilah yang Terjadi Saat Kamu Tidur!
Jangan mudah tergiur oleh seprai-seprai berwarna menawan dengan harga miring, tanpa memikirkan apa bahan dasarnya.
Beberapa ahli, termasuk Yuliab Koersen—praktisi dan pengamat tekstil—menyarankan para konsumen memilih seprai berbahan 100% katun yang mudah menyerap cairan.
Otomatis, tak hanya nyaman dan sejuk, cairan-cairan tubuh penyebab lembap—seperti keringat dan minyak—akan mudah terserap ke bawah permukaan kain seprai.
Berbeda dengan bahan polyester yang sulit menyerap cairan, lama kelamaan alas tidur Anda pun akan lembap, lengket, dan bisa mendatangkan kuman serta bakteri lebih banyak lagi.
(*)