Pupuk hanya Perlu Ditaburkan 3 Bulan Sekali, Ternyata Anggrek Cocok untuk Anda yang Malas Merawat Tanaman

Selasa, 10 September 2019 | 16:00
Zika Zakiya

Ilustrasi penggunaan pupuk modern.

LaporanTabloidRUMAHEdisi 216

IDEAonline- Pupuk ini hanya perlu ditaburkan setiap 3 bulan sekali.

Sangat cocok bagi Anda, penyuka tanaman yang tak punya banyak waktu untuk merawatnya.

Tumbuhan itu sama dengan manusia.

Baca Juga: Dulu Terkenal Sebagai Artis Kpop, Begini Kehidupaan Kahi After School yang Miliki Kontrakan Mewah Berlokasi di Bali

Jika mendapat asupan tambahan yang tepat, ia akan tumbuh kuat, sehat, dan jarang sakit.

Kalau asupan tambahan manusia adalah vitamin, asupan tambahan bagi tanaman adalah pupuk.

Berbagai macam jenis pupuk tersedia di pasaran.

Dilihat dari cara pupuk melepaskan unsur haranya ke dalam tanah, pupuk dapat dibedakan menjadi 2 jenis yakni pupuk fast release dan slow release.

Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah, dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

Menurut Sutikno, pemilik nurseri Antika Anggrek, hasil dari pupuk ini akan cepat terlihat.

Namun pupuk ini punya kelemahan yakni terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air.

Baca Juga: Tinggal di Hunian Mewah Lengkap dengan Lapangan Bermain, Taufik Hidayat Kini Hidup Bahagia Setelah Menikahi Anak Jenderal TNI

Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA, dan KCL.

Sementara itu, pupuk slow release melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit.

Hal ini dapat terjadi karena unsur hara di dalam pupuk dilindungi oleh selaput polimer, selaput yang sejenis dengan bahan pembungkus kapsul.

Selain itu, di dalam pupuk ini ditambahkan bahan kimia yang membuat unsur hara dalam pupuk akan lepas secara perlahan-lahan.

“Memang hasilnya tidak secepat pupuk fast release. Namun, dengan lepasnya unsur hara secara berjangka ini, tanaman mendapat pupuk secukupnya sehingga akar tanaman tidak mudah membusuk,” imbuh Sutikno.

Sutikno menambahkan, pupuk slow release ini cocok untuk tanaman hias seperti aglaonema, anggrek, anthurium, euphorbia, dan mawar yang seringkali tidak tahan terhadap pupuk fast release.

Baca Juga: Mulai dari Kafe Mahal hingga Ceo Pengolahan Air Limbah, Ini Dia Pundi-pundi Uang Suami Yuanita Christiani

Cukup 3 Bulan Sekali

Karena sifatnya yang melepaskan hara secara perlahan, pupuk ini cukup diberikan 3 bulan sekali.

Sutikno mengatakan, umumnya pupuk yang berbentuk butiran ini diberikan sebanyak 7—12 butir, di atas media tanam.

Pupuk akan “mencair” sedikit demi sedikit saat penyiraman tanaman.

Lama-kelamaan, ukuran pupuk akan mengecil dan akhirnya habis.

Karena hanya diberikan 3 bulan sekali, pupuk seperti ini sangat cocok untuk orang yang tidak punya waktu memupuk tanaman setiap hari.

Pilih Unsur yang Tepat

Saat ini, terdapat beberapa merek pupuk slow release di pasaran, antara lain Dekastar, Osmocote, Hyponex, Megamp, dan Growmore.

Baca Juga: Saingi Mark Zuckeberg Jadi Miliarder Termuda, Begini Mewahnya Rumah Kylie Jenner!

Merek-merek pupuk ini disukai para pencinta tanaman karena mengandung unsur yang cukup lengkap.

Umumnya, pupuk untuk tanaman hias—termasuk pupuk slow release—memiliki 3 unsur, yakni nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K).

Ketiganya sering dikenal sebagai pupuk NPK. Masing-masing unsur ini memiliki fungsi.

Nitrogen bermanfaat untuk daun, fosfor untuk pembungaan, dan kalium untuk buah.

Lalu, pupuk jenis apa yang sebaiknya digunakan?

Sebenarnya, apapun merek yang dipilih tidak menjadi masalah karena harga dan kualitasnya hampir sama.

Baca Juga: Media Tanam Ideal untuk Anggrek Adalah yang Memiliki Tingkat Aerasi yang Baik, Intip di Sini!

Namun, pastikan unsur yang terkandung dalam pupuk yang dipilih tepat untuk jenis tanaman.

Jika pupuk akan digunakan untuk tanaman berdaun seperti anthurium atau aglaonema, sebaiknya pilih pupuk yang banyak mengandung nitrogen.

Jika ingin membuat bunga pada tanaman tumbuh lebat, sebaiknya pilih pupuk yang lebih banyak unsur fosfor-nya.

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti