Ditemukan Pertama Kali di Cina, Begini Asal Mula Adanya Wallpaper hingga Sekarang

Kamis, 26 September 2019 | 18:00
KEDIAMAN KEL. FEBRIAN-NOVINDA, PONDOK INDAH, JAKARTA SELATAN/FOTO: TAN RAHARDIAN

Sekalipun banyak diaplikasikan di kamar tidur, wallcovering bisa diaplikasikan di ruang apa saja.

IDEAonline-Selama ini kita mengenal istilah wallpaper, yaitu material dengan bahan dasar kertas (paper), yang digunakan sebagai pelapis dinding untuk dekorasi interior.

Perkembangan teknologi membuat pilihan wallpaper kian beragam bila dilihat dari segi material campurannya.

Belakangan, pelapis dinding ini tidak lagi hanya terbuat dari kertas.

Baca Juga: Alasan Tak Masuk Akal, Begini Kronologi Pria yang Nekat Curi Keran Air seharga Rp1,7 juta dari Kantor Polisi

Karena itu, kata-kata “paper” yang ada di dalamnya terasa kurang lagi pas digunakan. Muncullah istilah wallcovering.

Wallcovering merujuk pada berbagai material yang digunakan untuk melapisi dinding dalam fungsinya sebagai aksen dekoratif interior bangunan.

Wallcovering bisa terbuat dari kertas, plastik, vinil, kain, atau material lainnya.

Tidak Sama Dengan Cat

Yang dimaksud dengan melapisi dinding tentu tak sama dengan mengecat.

Makna wallcovering lebih mengarah pada material lembaran yang digunakan untuk melapis dinding.

Dipasang untuk menggantikan cat, menutupi ketidaksempurnaan pengerjaan dinding, atau untuk tujuan dekoratif, menciptakan kesan tertentu.

Baca Juga: Cerai karena Orang Ketiga, Cathy Sharon Kini Bahagia Tinggal di Rumah Mewah Bersama Anaknya Lengkap dengan Dapur Minimalis

Wallcovering bisa digunakan untuk bagian dalam dan luar rumah, atau bahkan gedung.

www.homedit.com

Wallpaper mencolok yang kontras dengan warna tema ruangan

Ini berbeda dengan wallpaper yang hanya bisa dipakai di interior, karena bahan dasarnya, yaitu kertas, tidak tahan air.

Dikembangkan Bangsa Cina

Bangsa Cina adalah pencetus dinding sebagai media seni.

Dengan diciptakannya kertas pertama, bangsa Cina lalu mulai menempeli dinding rumahnya dengan kertas.

Kertas yang terbuat dari sekam padi dan ditempeli ke dinding dipercaya dapat memperhangat suhu ruangan.

Baca Juga: Bikin Geleng Kepala, Rumah Bekas Pembunuhan Ini Terjual Seharga Rp 36,1 Miliar

Tradisi ini lalu merambah ke benua Eropa.

Metode menghias dinding tak terbatas pada pemasangan kertas.

Pada zaman Renaisans, penggunaan ukiran kayu menjadi primadona.

Masyarakat Eropa gemar pada kertas dengan cetakan besar dan ukiran kayu yang ditempel dan menggantung pada dinding.

Masyarakat modern kini tak hanya menggunakan bahan kertas atau kayu.

Bahan pelapis dinding di pasaran sudah sangat variatif.

Mulai dari kertas, vinil, kain, bahkan plastik yang bisa dipasang di area basah seperti kamar mandi.

Kelebihan Dibanding Cat

Bagi sebagian orang, wallcovering unggul dibanding cat, bukan saja karena pemasangannya yang lebih mudah.

Wallcovering dapat menutupi retak rambut yang biasa muncul pada dinding.

Untuk urusan estetika, wallcovering memang jagonya.

Paul Costello/House Beautiful

Desain Rumah Menarik dengan Wallpaper, Intip Hasilnya yang Ciamik

Baca Juga: Ditengah Kontroversi Bebby Fey, Engga Sangka Atta Halilintar Juga Pernah Menginap di Kamar Ashanty, ‘Akhirnya Gue Ngurus Anak’

Corak, motif, dan warna yang tersedia kini sangat beragam. Berbagai kesan dapat dibuat dari pemasangannya.

Beragam gaya interior tersedia siap melapisi dinding rumah Anda.

Penanganan wallcovering cenderung lebih mudah.

Pelapis dinding dari bahan vinil bahkan bisa dicuci.

Mencari bahan pelapis yang tahan untuk dinding lembap atau bahkan sering basah? Wallcovering berbahan dasar plastik adalah pilihan tepat.

Artikel ini pernah tayang TabloidRUMAHEdisi 221

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya