IDEAOnline-Dalam desain interior, soft furnishing dikenal sebagai istilah untuk segala bentuk finishing interior yang terbuat dari kain dan serat.
Upholstery, bantal hias, karpet, tirai, vitrase, taplak meja, runner, bed cover, dan seprai, masuk dalam kelompok ini.
Bahan dasar yang berupa kain dan serat ini bisa berasal dari bahan alami maupun buatan.
Sebagai contoh bahan alami yang biasa dipakai sebagai bahan soft furnishing adalah linen, wol, katun, atau sutra.
Keanekaragaman jenis tekstil yang ada tentu menjadi poin yang sangat berguna dalam menghasilkan karya desain yang baik.
Dan bicara soal tekstil tak akan bisa dilepaskan dengan tiga unsur penting yaitu: warna, corak atau motif, dan tekstur.
Ketiga unsur inilah yang biasanya diolah oleh para desainer dalam mendesain sebuah ruang.
Ketiganya dapat memengaruhi kesan dan membentuk karakter sebuah ruang.
Baca Juga: Tak Sekadar Selera, Inilah Trik Memilih Warna Interior dan Eksterior
Lalu, bagaiamana caranya?
Tentukan terlebih dahulu unsur-unsur yang ada, seperti warna, corak, dan teksturnya agar memiliki kesatuan atau keterikatan dengan elemen lain yang lebih dominan.
Dengan cara ini, kehadiran aksesori dengan soft furnishing yang terolah dengan baik akan menjadi benang merah yang menyatukan tema setiap ruang yang ada.
Bukan menjadi elemen yang lepas dan berdiri sendiri
Warna, Pembangun Suasana
Tak ada yang dapat meragukan peran warna dalam sebuah karya desain.
Warna adalah elemen yang paling mudah dan sering digunakan untuk membentuk suasana ruang.
Seperti yang kita ketahui, ada begitu banyak warna di dunia ini, dan setiap jenisnya memiliki karakter tersendiri.
Baca Juga: Kesan Elegan dari Interior Klasik Modern di Bangunan Art Deco
Setiap warna yang kita gunakan akan memberi pengaruh besar terhadap suasana yang tercipta dan dapat menjadi pusat perhatian di dalam ruang.
Warna yang diaplikasikan pada soft furnishing memiliki peran tak kalah penting.
Prinsip pengaplikasian warna pada soft furnishing tak jauh berbeda dengan pengaplikasian dalam ruang secara keseluruhan.
Warna lembut dan terang memberi kesan lebih luas dan melegakan.
Warna solid cenderung gelap, membuat ruang terkesan sempit.
Warna-warna lembut umumnya diaplikasikan untuk soft furnishing yang dipakai pada furnitur dan aksesori.
Baca Juga: Ini 3 Aksesori Mendekor yang Mudah Didapat, Ternyata Lilin Miliki Karakter yang Menakjubkan!
Selain untuk tujuan tertentu seperti aksen, maka warna menyala dan kuat juga dapat diaplikasikan.
Di rumah berlahan terbatas, warna juga dapat dijadikan penanda untuk fungsi ruang yang berbeda.
Mengaplikasikan warna berbeda untuk sebuah karpet yang terhampar di ruang keluarga yang menyatu dengan ruang tamu, menjadi batas semu kedua ruang ini.
Untuk hasil maksimal pengetahuan tentang kombinasi warna harus dipahami secara benar agar warna yang kita aplikasikan pada softfurnishing memberi andil penyatuanruang dan kesan yang ingin diciptakan.
Baca Juga: 4 Inspirasi Desain Interior Dengan Mengolah Kain Khas Nusantara
Corak, Pemberi Energi & Identitas
Corak atau motif yang sesuai untuk sebuah soft furnishing ditentukan setelah memilih warna.
Menambahkan corak berarti memberi energi dan sentuhan yang dinamis ke dalam hunian.
Menambahkan corak dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik degan biaya mahal ataupun berbiaya ringan.
Untuk mendapatkan mood ruang seperti yang diinginkan, kita dapat “memainkan” corak.
Misalnya, kita bisa mengaplikasian kancing dengan pola tertentu pada sebuah bantal hias yang disaput kain polos.
Jika pola kotak menjadi tema dalam ruang, maka kancing bisa kita pasang dengan pola yang sama.
Pilih warna kancing yang sesuai dengan warna-warna yang ada pada ruang—dinding, karpet, atau furnitur.
Menambahkan pita, atau mengaplikasikan sulaman adalah cara lain yang bisa dilakukan. Untuk memberi identitas diri, sebuah pola yang membentuk singkatan nama bisa kita aplikasikan.
Baca Juga: Ciptakan Mood Baik di Setiap Ruang Pakai Warna Lampu, Ini Faktanya!
Hati-hati menentukan tipe dan pola corak. Ini akan memengaruhi kesan ruang secara keseluruhan. Pola garis vertikal memberi kesan sempit dan tinggi, sedangkan garis horizontal berkesan lebar tapi rendah.
Pola ini paling sering diaplikasikan untuk memberi sentuhan pada dinding, baik melalui wallpaper atau dengan pemasangan kain sebagai background sebuah objek yang ingin ditonjolkan.
Corak bunga yang besar dengan warna yang mencolok pada sarung bantal yang diletakkan di ruang tamu yang sempit, akan memberi kesan ruang semakin penuh.
Untuk rumah mungil, sebaiknya hindari corak seperti ini.
Kecuali, jika memang pengaplikasiannya digunakan untuk memberi kesan dramatis pada satu elemen tertentu atau menjadi aksen untuk menghilangkan kemonotonan.
Baca Juga: Mood Kamu Lagi Payah? Bangkitkan dengan Tiga Jenis Warna Ini!
Tekstur, Ekspresinya Timbulkan Sensasi
Tekstur merupakan salah satu elemen desain yang penting di samping warna, bentuk, dan corak.
Sebuah ruang atau objek yang kaya akan tekstur akan menimbulkan sensasi berbeda bagi yang melihatnya.
Dan setiap bahan menyajikan ekspresi tekstur yang berbeda dan unik.
Fungsi pengolahan tekstur pada saat mendesain adalah mengoptimalkan efek yang ditimbulkan oleh sebuah ekspresi fisik dari bahan yang digunakan.
Tekstur dalam sebuah kain akan menentukan lembut atau keras, kasar atau halus.
Sebuah bantal dengan sarungnya yang terbuat dari sutera berwarna putih akan memberi sensasi bagi yang melihatnya.
Baca Juga: Ini Cara Instalasi Vinil yang Benar, Pilihan Jenis, Warna dan Coraknya