IDEAonline-Kolam yang baik, selain sehat untuk pertumbuhan ikan, tentunya juga akan menambah nilai estetika pada rumah.
Keberadaan kolam sebagai penghias rumah bisa dibuat di dalam atau di luar rumah sesuai ketersediaan ruang.
Bahkan, bukan tidak mungkin kolam juga bisa dibuat di atas rumah atau di dak, entah sekadar untuk mendapatkan kepuasan menampilkan gaya atau karena keterbatasan ruang.
Namun, yang perlu diperhatikan saat merancang kolam adalah desainnya harus sesuai dengan gaya rumah.
Baca Juga: Ini Cara Kerja Teknologi Plasmacluster Sehatkan Ruang & Usir Polusi!
Pembuatannya tentu harus cermat agar tidak terjadi kebocoran yang merepotkan dan memboroskan air kolam.
Berdasarkan bahannya, kita mengenal kolam semen (beton), kolam tanah, kolam fiber, dan kolam plastik.
Yang sering menghiasi rumah adalah kolam semen karena bentuk dan ukurannya bisa disesuaikan dengan selera, ketersediaan lahan, dan kedalaman yang diperlukan.
Anda bisa berkonsultasi dengan ahli kolam ikan agar bisa menentukan lokasi, desain, dan ukuran kolam yang pas dan baik.
Baca Juga: Mau Investasi Properti di Karawang Barat? Kepoin Dulu Infrastruktur Pendukungnya!
Formal atau Informal?
Secara umum kolam dibedakan dalam 2 macam, yaitu formal dan informal.
Bentuk formal umumnya simetris dengan garis tepi yang tegas dan kaku.
Sesuai gaya rumah minimalis saat ini, kolam gaya formal sering dipilih sehingga orang sering menyebutnya kolam gaya minimalis tropis atau modern minimalis.
Sebaliknya, kolam informal bentuknya tidak lurus melainkan lebih bervariasi, misalnya bulat, oval, berkelok, atau bahkan angka delapan.
Di antara kedua pilihan tersebut berkembanglah bentuk kolam yang mengikuti budaya tertentu, misalnya gaya Jepang, Eropa, atau Bali.
Perawatan Kolam
Jika kolam dilengkapi dengan sistem filterisasi yang baik, perawatan kolam dan ikan koi di dalamnya pun akan mudah karena air yang telah difilter sudah dianggap aman.
Agar kolam terjaga kesehatannya, perhatikan lingkungan di sekitar kolam, di antaranya berikut ini.
Sampah yang jatuh ke dalam kolam harus segera diambil.
Jangan sampai sampah membusuk dan menyebabkan tumbuhnya bakteri yang nantinya bisa ikut merebut pasokan oksigen di dalam kolam.
Sampah yang membusuk juga menghasilkan amonia yang bisa meracuni kolam.
Menaburkan zat antibiotik, zat pencegah penyakit, dan pencerah warna setidaknya 30 hari sekali sesuai kapasitas kolam.
Zat ini dibuat sedemikian aman agar tidak menghambat atau mematikan bakteri yang bermanfaat di dalam filter.
Perhatikan, jika air sering menyusut secara drastis, berarti telah terjadi kebocoran pada kolam.
Ini bisa terjadi jika beton atau lapisan waterproofing rusak sehingga air merembes.
Baca Juga: Kitchen + Bathroom Indonesia: Solusi Masak Mudah & Hadirkan Kamar Mandi Ideal
Untuk mengatasi hal ini, tak ada cara lain, selain menguras dan menambal daerah yang diduga menjadi sumber kebocoran.
Artikel ini pernah tayang diTabloidRUMAHEdisi 221.
(*)