Desain Bisa Jadi Terapi Anak Berkebutuhan Khusus, DO’s and DON’T’s

Senin, 30 September 2019 | 14:00
dok. static1.squarespace.com

Rangsangan warna merah dapat membantu memberikan stimulus pada anak autis.

IDEAOnline-Desain tak hanya berfungsi sebagai pemanis.

Bagi kasus-kasus tertentu, tataruang yang baik dapat menjadi solusi dan bantuan terapi.

Salah satu contohnya adalah penerapan desain bagi ruangan yang dihuni oleh anakanak berkebutuhan khusus.

Kasus anak-anak berkebutuhan khusus bukan lagi sebuah kisah yang bisa dipandang sebelah mata.

Berdasarkan asumsi dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), kurang lebih 10% dari anak usia sekolah adalah anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.

Berangkat dari perkiraan tersebut, bisa diketahui bahwa jumlah ini tak bisa dianggap enteng.

Anak penyandang autis, hiperaktif hingga down syndrome termasuk ke dalam golongan istilah berkebutuhan khusus.

Beragam pusat terapi menjadi salah satu solusi dari problematika ini.

Baca Juga: 7 Kriteria Anak Autis dan Terapi Warna yang Tepat Menurut Psikolog

www.homedit.com

Pilihan warna, bentuk, dan aksesoris dapat mendukung terapi bagi anak berkebutuhan khusus.

Setidaknya, berbagai jenis terapi tersebut dapat membantu anak-anak ini untuk berkomunikasi dengan masyarakat sekitar.

Di luar fasilitas yang khusus menangani permasalahan ini, ternyata desain dan tataruang dapat menjadi salah satu terapi bagi kasus tersebut.

Aplikasi bentuk, warna, aksesori hingga organisasi ruang yang baik bisa membantu meredam masalah yang dimiliki.

Alhasil, anak-anak berkebutuhan khusus tersebut mendapatkan sebuah perkembangan psikologis dari ruang atau hunian yang mereka tempati sehari-hari.

Baca Juga: Ajak Anak Rapikan Mainannya, Bisa Tumbuhkan Sikap Peduli dan Berbagi

Masalah psikologis merupakan fokus utama dari anak-anak berkebutuhan khusus ini.

Untuk mengetahui bentuk desain yang seharusnya diaplikasikan dalam ruangan ini, karakter dari kasus masing-masing harus diketahui secara mendalam.

Anak autisma dan hiperaktif merupakan dua golongan yang dapat terpengaruh ruangan sekitarnya, dari segi apapun.

Yandi Andri Yatmo dan Paramita Atmodowirjo merupakan salah satu dari banyak arsitek yang bergerak di bidang anak berkebutuan khusus.

Yandi menuturkan, bahwa dengan pengolahan interior yang tepat, dampak positif akan terbentuk, unsur terapi pun akan terjadi.

Baca Juga: 5 Tips Sukses Bikin Kamar Anak agar Suka dan Dukung Perkembangannya

Jou Endhy Pesuarissa Properti Rumah Paperaa

Kenali dulu sang anak, telusuri warna apa yang meraih reaksi atau rangsangan terhadap otaknya.

Penerapan Warna

Bagi anak-anak berkebutuhan khusus, terutama anak penyandang autis dan hiperaktif, penerapan warna ruang yang tepat adalah sebuah terapi.

Warna sangat berpengaruh terhadap perkembangan sang anak.

Suasana menenangkan bagus untuk memberi rasa betah dan nyaman pada anak untuk berada di dalamnya.

“Warna-warna bernuansa alami juga dapat membantu menciptakan efek menenangkan,” ujar Yandi.

Selain sebagai pembentuk suasana tenang, warna juga dapat membantu sang anak untuk mengenali ruang serta fungsi-fungsinya yang berbeda.

Baca Juga: Biru Tak Selalu untuk Lelaki, Warna Kamar Ini Wakili 6 Karakter Anak

Do’s

Dont’s

Baca Juga: Latih Kepekaan Pancaindra Anak dengan Dekorasi, Ini Cara Memilihnya!

Properti Hayfa Adhisatya Desain KUSA Design, SEMARANG

Sesuaikan bentuk dan warna yang dipilih.

Penggunaan Bentuk

Perancangan bentuk pada interior ruangan yang ditujukan bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini harus sangat diperhatikan.

Penggunaan bentuk yang salah dapat berakibat fatal, utamanya, bagi anak autis yang sulit menghimpun konsentrasi dalam otaknya.

Diutamakan adalah bentukbentuk yang sederhana, disesuaikan dengan warna yang senada pula.

DO’s

Merancang dinding tanpa tekstur atau polos, agar sang anak mudah berkonsentrasi.

DONT’s

Menggunakan furnitur klasik dengan padanan warna kompleks.

Baca Juga: Inspirasi Desain Kamar Anak, Warna Penyeimbang untuk Anak Hiperaktif

DOK. IKEA KOLEKSI MINNEN

Hindari aksesori interior yang terlampau rumit dan tidak memiliki fungsi bagi sang anak sama sekali.

Penambahan Aksesori

Anak-anak berkebutuhan khusus, terutama penyandang autis, memiliki permasalahan komunikasi yang sulit diatasi.

Untuk itu, penambahan aksesori yang dapat menjadi alat bantu berbincang dengan orang awam, bisa menjadi sebuah terapi yang tak hanya berguna secara fisik, tetapi juga membantu dari sisi psikologis.

DO’s

Memberi simbol atau aksesori yang berkaitan pada setiap area kegiatan.

Misalnya, pada area makan diberikan tanda bergambar sendok garpu, di mana sebelumnya sang anak telah diperkenalkan dengan simbol tersebut terlebih dahulu.

DON’T’s

Menggunakan aksesori interior yang terlampau rumit dan tidak memiliki fungsi bagi sang anak sama sekali.

Baca Juga: Risau Anak Tak Mau Diam? Inilah Inspirasi Desain Kamar Anak Hiperaktif

(*)

Tag

Editor : Maulina Kadiranti