Cobain Duduk di Sandaran Recliner Chair, Nonton Sambil Rebahan Tetap Nyaman!

Selasa, 01 Oktober 2019 | 16:00
LOKASI: KEDIAMAN HIZBOEL WATHONY – HERAWATI HIZBOEL, LEMBAH BANJARWANGI RESORT, TAPOS, BOGOR

Nyaman untuk bermalasan.

IDEAonline- Kurang lengkap rasanya, bersantai tetapi punggung tidak menyandar.

Dengan kursi ini, posisi tubuh dapat dibuat sangat nyaman, berkat pengaturan sandarannya.

Menonton televisi atau televisinya yang menonton kamu?

Baca Juga: Miliki Lift Pribadi dalam Rumah, Begini Mewahnya Hunian Faradina Tika Pemain Sinetron 'Tukang Ojek Pengkolan'

” Begitu seloroh yang ditujukan untuk kita yang sering ketiduran di depan televisi.

Seringnya, bukan karena kita tidak punya tempat lain untuk tidur, tetapi karena bersantai di muka televisi memang mengasyikkan.

Sayup-sayup suara dari televisi bagaikan nyanyian yang membuai. Lebih asyik lagi jika saatnya kita mengantuk, kita dapat langsung tidur, tanpa harus pindah tempat.

Itulah kenyamanan saat bermalas-malasan yang ditawarkan oleh sebuah kursi recliner.

Kursi ini dapat disulap menjadi tempat merebahkan badan yang nyaman, bak beristirahat di atas ranjang.

Karena itu, banyak orang yang melengkapi ruang keluarganya dengan kursi ini, dan meletakkannya di depan televisi.

Di sudut ruang yang jauh dari gangguan pun kursi ini sering ditemukan sebagai tempat bersantai.

Banyak Posisi

Sebutan tempat duduk semacam ini adalah recliner chair.

Baca Juga: Baru Saja Pelantikan, DPR akan Bangun Ruang Kerja dan Rumah Dinas Baru dengan Anggaran Rp5 Miliar, Sekjen DPR: Dari Anggaran Rutin Kok

Asal katanya adalah “recline” dari bahasa Inggris, yang artinya menyandar, atau beristirahat dengan posisi tubuh bersandar ke belakang.

Kursi ini dinamakan demikian karena dapat membuat penggunanya menyandar dengan nyaman ke posisi santai yang maksimal.

Ini dimungkinkan karena ada mekanisme yang menggerakkan sandaran punggung dan sandaran kaki.

Sandaran jadi lebih mendatar ke arah belakang, sementara bagian bawah kursi naik menjadi pijakan kaki.

Otomatis, posisi orang yang duduk di atasnya ikut rebah. Posisi ini sangat nyaman untuk melakukan aktivitas menonton televisi atau membaca buku.

Tidak hanya itu, posisi sandaran ini dapat digerakkan lebih jauh sehingga nyaris mendatar.

Baca Juga: Sempat Ngamen Hingga Jual Kaset, Pesinetron Ini Turut Kecipatran Banyak Rezeki Hingga Bisa Beli Mobil, Rumah Bahkan Berbisnis

Pijakan kaki pun semakin tinggi, sehingga posisi orang di atasnya seperti berbaring.

Pada posisi ini, tidur pun cukup nyaman dilakukan, bahkan untuk jangka waktu yang lama.

Ragam Model

Karena fungsinya untuk bersantai, recliner chair umumnya hadir dalam bentuk sofa.

Bantalan-bantalan yang empuk membalut seluruh bagian kursi ini, sehingga dalam berbagai posisi, tubuh nyaman berada di atasnya.

Bantalan ini hadir pada bagian lengan, pinggung bawah, leher, kepala, sampai sandaran kaki.

Kita banyak menjumpai sofa recliner yang tunggal (single seater).

Namun para produsen furnitur menyediakan seperangkat sofa yang masing-masing dudukannya dapat direbahkan.

Baca Juga: Miliki Lift Pribadi dalam Rumah, Begini Mewahnya Hunian Faradina Tika Pemain Sinetron 'Tukang Ojek Pengkolan'

Umumnya, 1 set sofa recliner terdiri atas sebuah sofa 1 seater, sebuah sofa 2 seaters, dan sebuah sofa 3 seaters.

Masing-masing ukuran dapat dijual terpisah.

Bahan pelapis kursi ini beragam. Paling banyak adalah bahan kulit karena pergerakan yang ada pada sofa model ini membutuhkan pelapis yang kuat dan tahan lama.

Bahan kulit juga sangat nyaman di kulit kita.

Baik kulit sisi luar atau kulit sisi dalam (suede) dapat menjadi pelapis sofa recliner ini.

Pelapis lain yang juga banyak digunakan adalah kulit sintetis.

Kain pelapis sofa seperti beludru, chenille, dan korduroi juga dapat membungkus sofa recliner.

Karena untuk bersantai, kursi recliner juga ada yang dilengkapi dengan fasilitas penunjang kenyamanan.

Ada yang di bagian lengannya diberi ceruk untuk menaruh gelas minuman.

Ada juga yang di sisi kanan dan kirinya memiliki kantung untuk meletakkan remote control atau buku bacaan.

Artikel ini pernah tayang diTabloid Rumah edisi 122

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya